Header Ads

Karya Cendekia, Sebuah Penghargaan dari UPN “Veteran” Yogyakarta Bagi Lulusan Berprestasi

Penerima Karya Cendekia pada Wisuda UPN “Veteran” Yogyakarta Periode III 2022. (Sumber: YouTube UPNVY)

Wisudawan berprestasi biasanya mendapatkan penghargaan dari kampus. Tak terkecuali UPN “Veteran” Yogyakarta yang memberikannya dengan nama karya cendekia. Dikutip dari laman resmi upnyk.ac.id, karya cendekia merupakan penghargaan yang diberikan kepada mahasiswa dengan prestasi akademis, lulus dalam waktu singkat, berprestasi di luar kampus, dan aktif di kegiatan organisasi maupun sosial.

Saat Wisuda Periode III Tahun Ajaran 2021/2022 yang dilaksanakan pada Mei 2022 lalu, UPN “Veteran” Yogyakarta memberikan karya cendekia kepada 15 wisudawan terbaik dari berbagai jurusan. Urutan pertama penerima karya cendekia ditempati oleh Zaki Adi Saputra, wisudawan dari program sarjana Jurusan Hubungan Internasional dengan perolehan skor sebesar 3.290.

Ketika diwawancarai, Zaki membagikan beberapa hal yang harus dipersiapkan mahasiswa agar bisa memperoleh karya cendekia. Salah satu syaratnya adalah aktif belajar di bangku perkuliahan maupun di luar lingkungan kampus. “Ada 3 hal yang aku lakukan selama menjadi mahasiswa, yaitu ikut lomba/seminar panelis, jadi asisten dosen, dan student exchange,” ungkap Zaki. 

Sabar dan percaya proses kalau nanti bisa dilakukan beriringan. Kemudian hasilnya aku serahkan kepada Allah Swt. dan tim penyeleksi karya cendekia untuk diseleksi sesuai prosedur universitas,” tambahnya. Zaki mengatakan bahwa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) luaran publikasi juga menjadi faktor penentu.

Zaki sendiri menempati posisi pertama wisudawan yang memperoleh karya cendekia atas prestasi dan aktivitasnya. Mulai dari menjadi asisten penelitian dosen, Finalis Duta Bahasa Jawa Tengah, Delegasi Pertukaran Pelajar ke-10, dan sederet prestasi lainnya. Ia berhasil menyelesaikan masa studi dalam waktu 4 tahun 5 bulan dengan IPK 3,93.

Para Wisudawan Penerima Karya Cendekia bersama Wali. (Sumber: Dokumen Pribadi Zaki Adi Saputra)

Mengenai prosedur agar memperoleh karya cendekia, Ayu Fitmanda Wandira sebagai salah satu penerima karya cendekia pada wisuda tahun 2021 turut membagikan pengalamannya kepada reporter LPM SIKAP. Ia menjelaskan bahwa ada tiga hal yang menjadi persyaratan utama, yaitu sisi akademis, keaktifan, dan prestasi.

“Dari sisi akademis biasanya dilihat dari nilai, jangka waktu masa studi, penerbitan jurnal, dan pengabdian. Segi keaktifan itu biasanya lebih kepada keaktifan organisasi atau pernah menjadi pembicara, pemateri. Sedangkan untuk prestasi, ada beberapa tingkatan. Misalnya, tingkat nasional, provinsi, dan seterusnya. Itu ada poinnya masing-masing,” papar Ayu.

Ayu juga menjelaskan terdapat formulir penilaian calon penerima penghargaan karya cendekia yang bisa diminta pada tata usaha masing-masing program studi. Dalam formulir tersebut dimuat kriteria penilaian, yaitu di bidang kurikuler dan pengabdian berisi jumlah IPK, lamanya studi, asisten/pengabdian, penelitian, dan publikasi. Lalu yang kedua adalah kriteria bidang ekstra kurikuler/ko kurikuler/organisasi profesi. Dalam formulir tersebut sudah terdapat skala skor yang nantinya akan dijumlahkan dan bisa menjadi pertimbangan bagi tim penyeleksi.

Di akhir wawancara, Ayu memberikan pesan kepada para mahasiswa yang tengah mempersiapkan diri untuk mendaftar karya cendekia. Menurutnya, penting agar menyiapkan syarat-syarat yang dibutuhkan dan diteliti dengan benar. Hal ini dikarenakan adanya pengalaman teman seangkatannya yang wisuda, tetapi tidak bisa memperoleh karya cendekia karena ada satu komponen tidak terpenuhi.

Sementara itu, Zaki menutup sesi wawancara dengan mengungkapkan harapannya di masa depan. Menurutnya, menjadi seorang mahasiswa bukan berarti tugasnya hanya belajar saja. Keseimbangan antara kehidupan akademik dan non-akademik menjadi suatu hal yang harus bisa dilakukan demi pengembangan pribadi yang lebih baik.

“Pintar dalam membawa nama baik kampus di manapun kita berada dan memiliki manajemen waktu yang baik. Hal lain yang tak kalah penting yakni kegigihan untuk terus bersabar. Man Shabara Zhafira, menjadi modal utama untuk bisa melakukannya,” ucapnya. 

Aku berharap nantinya bisa menjadi pribadi yang lebih bermanfaat bagi banyak orang. Selain itu, menjadi salah satu generasi muda Indonesia yang berintegritas, berkarakter, dan tentunya berprestasi seimbang baik akademik maupun non-akademik,” tutup Zaki. (Yuslin Aprilia)


Editor: Arie Sulistyaning Tyas


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.