Header Ads

Apresiasi Seni Teater Bertajuk “Live is Art”


Penampilan Musik Saga (Foto: Ayu Larasati)

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni UPN “Veteran” Yogyakarta cabang teater menggelar apresiasi kesenian teater dalam rangka memperingati tahun kabisat pada tanggal 29 Februari 2020. Bingkai apresiasi seni Kabisat Teater Saga 2020 yang bertempat di Angkringan Keboen Radja-Radar Jogja ini bertajuk “Live is Art”. Tema tersebut mempunyai arti bahwa hidup adalah seni. Ini berarti unsur seni ada dalam kehidupan sehari-hari manusia.

Live is Art itu ibarat selama kita hidup penuh dengan aliran seni, mulai dari bangun tidur sampai kita tidur lagi. Seni bukan hanya seni musik dan seni rupa. Setiap orang bisa memaknai seni itu dengan konsep yang berbeda-beda,” ujar Azizah Putri Cahyani selaku ketua panitia.

Selain diisi oleh pemain internal teater, pementasan teater kabisat #1 tersebut turut dimeriahkan oleh komunitas teater dan komunitas pantomim jogja yang merupakan pemain dari luar. Pentas Kabisat #1 menampilkan 23 Art Dance Crew, Saga 2019, Gidiw Saga 2018, Teras Rumah Bapak, Teater Gladak, Anonimime, Saga 2019, dan Melintas Melitasi.

Penampilan pertama dibuka oleh 23 Art Dance Crew dari UKM Tari yang menampilkan tari modern atau dance. Dilanjutkan oleh penampilan Saga 2019 dengan membawakan musikalisasi puisi bertemakan penyesalan.

Anggia Dwidatami, berperan sebagai Gidiw Saga 2018, menampilkan sebuah dramatic reading naskah karya Ratih Kumala berjudul Foto Ibu. “Foto ini menceritakan seorang anak perempuan yang mengenang foto keluarganya. Banyak foto ibunya sedang tersenyum dan anggun yang sangat bertolak belakang dengan kepribadian anaknya yang cenderung lebih tomboy,jelas Anggia.


Penampilan Teras Rumah Bapak (Foto: Ayu Larasati)

Selanjutnya, ada pula penampilan Teras Rumah Bapak yang dibawakan oleh M. Antonia Koliwaen Hayon. Antonia atau yang kerap disapa Intan membawakan karya Anggit berjudul mata yang artinya mati. Cerita yang dibawakan mengisahkan tentang seseorang yang memiliki banyak harapan. Sayangnya, harapan tersebut hancur dan pengorbanan yang dilakukan menjadi sia-sia.

Penampilan komunitas teater yang membawakan karya seni Teater Gladak dan dilanjutkan oleh penampilan komunitas pantomim jogja yaitu Anonimime juga turut memeriahkan acara. Selain itu, Saga 2019 kembali hadir dengan membawakan lagu yang berjudul “Kolam Susu”. Di bagian akhir, penampilan Melintasi Melitasi dengan judul “Setelah Pertanyaan Masa Depan” menjadi penutup di acara apresiasi kesenian teater ini.

Berbagai penampilan seni teater tersebut menggambarkan sisi kehidupan manusia dalam kesehariannya. Pementasan seni yang dibalut dengan nuansa sosial ini menjadi daya tarik tersendiri untuk menghibur penonton. “Pementasan teater ini sangat luar biasa dan pemainnya sangat totalitas dalam membawakan ceritanya,” ungkap Desvita Tamba, salah satu penonton Kabisat Teater Saga 2020.

Senada dengan pernyataan tersebut, sebagai mahasiswa yang sibuk dengan perkuliahannya, Salma Rizqan juga turut terhibur dengan adanya pementasan Kabisat Teater 2020. “Ceritanya beragam dan senimannya menjiwai karakter yang dibawakan. Di tengah kesibukan kuliah, saya merasa sangat terhibur dengan adanya pementasan teater ini,” ucap Mahasiswa Prodi Hubungan Masyarakat UPN “Veteran” Yogyakarta tersebut.  (Ayu Larasati)

Editor: Ayu Fitmanda Wandira

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.