SE 2024: Mengungkap Realitas dan Efektivitasnya
Lokasi Tujuan Studi Ekskursi. (Sumber:Pexels.com) |
Studi ekskursi (SE) merupakan kegiatan yang
memungkinkan mahasiswa untuk mengunjungi perusahaan sesuai dengan bidang
profesional yang mereka pelajari. Tujuan dari kegiatan ini ialah memberikan
pemahaman langsung mengenai praktik kerja serta keterampilan yang diperlukan
dalam dunia industri. Melihat pentingnya wacana ini, beberapa program studi di
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Yogyakarta (UPNVY) telah menjadikan SE sebagai bagian dari mata kuliah
wajib, termasuk di antaranya Ilmu Komunikasi (Ilkom), Hubungan Masyarakat
(Humas), dan Administrasi Bisnis (Adbis). SE (studi ekskursi) menjadi mata
kuliah wajib dengan bobot satu SKS (Satuan Kredit Semester).
Mata kuliah ini dilaksanakan selama lima hari,
dengan tanggal dan bulan pelaksanaannya ditentukan oleh pihak
panitia. Pada tahun ini, Program Studi (Prodi) Administrasi Bisnis
dan Ilmu Komunikasi memberikan opsi kepada mahasiswa untuk melakukan Studi
Ekskursi (SE) baik di dalam negeri ataupun luar negeri. Destinasi tersebut
meliputi Bali, Singapura atau Malaysia bagi Administrasi Bisnis sedangkan Ilmu
Komunikasi ke Jakarta atau Thailand. Sementara Humas hanya Jakarta. Tanggal
kegiatan tersebut bermacam-macam sesuai kesepakatan antara kaprodi dengan
panitia SE masing-masing. Ilmu Komunikasi mengadakan SE terlebih dahulu, yaitu
di tanggal 4-7 februari, Administrasi Bisnis 3-7 Maret 2024 dan Hubungan
Masyarakat sedang melaksanakannya pada minggu ini.
Harapannya, hal ini akan memberikan pengalaman
praktik kerja yang luas melalui instansi-internasional. Namun, mayoritas
mahasiswa memilih untuk melakukan SE di dalam negeri, karena pertimbangan biaya
tambahan yang diperlukan apabila memilih di luar negeri. Kunjungan dilakukan
terutama ke perusahaan-perusahaan di luar wilayah Yogyakarta, terutama Jakarta,
karena banyak ahli profesional di bidangnya.
Studi Ekskursi Tahun 2024
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Studi
Ekskursi (SE) awalnya hanya merupakan program kerja yang diadakan oleh himpunan
dan diikuti oleh mahasiswa yang tertarik saja. Namun, karena dianggap sangat
bermanfaat oleh beberapa Program Studi di FISIP, kegiatan ini kemudian
dijadikan sebagai mata kuliah wajib.
Menurut Dewi Novianti, M.Si, selaku ketua prodi
Hubungan Masyarakat, "tujuan dari keputusan ini adalah untuk meningkatkan
wawasan mahasiswa, termasuk mahasiswa Hubungan Masyarakat, dalam praktik
kehumasan di ranah praktis dan pragmatis." Pendapat ini didukung oleh Dr.
Arif Wibawa, M.Si, ketua jurusan Ilmu Komunikasi, yang menyatakan bahwa
"program ini menjadi bagian dari kurikulum prodi sebagai mata kuliah
wajib." Hal ini karena mahasiswa Ilmu Komunikasi, Hubungan Masyarakat, dan
Administrasi Bisnis membutuhkan pemahaman praktis tentang dunia industri.
Bagi jurusan ilmu komunikasi, tahun ini terjadi perubahan prosedur yang mencakup penggabungan berbagai konsentrasi dalam satu pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan wawasan mahasiswa. "Kembali lagi pada tujuan tahun ini, yaitu untuk lebih memperoleh pengalaman dari berbagai konsentrasi dan menambah wawasan dari setiap aspek dalam ilmu komunikasi. Bagaimanapun juga, fokus utama kita tetap pada ilmu komunikasi dengan mempelajari semua yang ada di ilkom," kata Endi Afrian Saputra, ketua pelaksana studi ekskursi ilmu komunikasi angkatan 2021.
Prosedur Pelaksanaannya
Ditetapkan sebagai mata kuliah wajib, seluruh
mahasiswa program studi ilmu komunikasi, hubungan masyarakat, dan administrasi
bisnis menginput KRS (Kartu Rencana Studi) melalui BIMA pada saat memasuki
semester genap. Perkuliahan mengikuti semester berjalan, program ini
dipersiapkan oleh pihak birokrasi sekitar 1-2 sebelum SE dilaksanakan.
Birokrasi dalam mengurusi ini dibantu oleh panitia
perwakilan mahasiswa yang diinisiasi oleh himpunan setiap jurusan. Tidak banyak
mahasiswa yang terlibat dalam proses persiapan studi ekskursi, dikarenakan
sudah dibantu oleh vendor. Dalam pemilihan panitia, pihak birokrasi
menyampaikan kepada himpunan selanjutnya membuka formulir bagi mahasiswa yang
berminat. "Tahun ini, Pak Arief diserahkan semua oleh Himakom (Himpunan
Mahasiswa Ilmu Komunikasi), mulai dari panitia. Mulai dari penyebaran formulir.
Diurus Himakom, Ketua panitia, sekretaris dan bendahara, terus H-1 minggu
menambah 4 panitia dari Himakom untuk menambah PIC setiap bis. Panitia dipilih
berdasarkan ketersediaan sendiri yang memang niat." Kata Muhammad Bintang
Pandu ketua Himpunan Ilmu Komunikasi 2021.
Sedikitnya mahasiswa yang terlibat dalam persiapan
SE, karena pihak birokrasi jurusan menawarkan vendor untuk membantu, sehingga
mulai dari kebutuhan hingga laporan pertanggungjawaban diserahkan kepada pihak
vendor. Vendor yang digunakan juga diserahkan oleh panitia, namun karena
persiapan yang mepet, ketiga jurusan menggunakan vendor yang sudah dipilihkan
pihak kampus. "Untuk tahun ini dikarenakan mepetnya waktu, dari pihak
kampus sudah menentukan vendornya dan kita selaku panitia tidak kesulitan mencari
vendor, dan hanya seperti kendala di atas yang dialami."
Sebelumnya mahasiswa membuat kesepakatan untuk
menentukan kota tujuan terlebih dahulu lalu memilih vendor melalui lelang
dengan harga 200 juta. Vendor dan panitia bermusyawarah mengenai perusahaan
yang akan dikunjungi diikuti negosiasi di antara kedua belah pihak. Setelah
persiapan matang, mahasiswa diberitahu satu minggu sebelum keberangkatan, hal
ini menuai kontra dari mahasiswa karena dianggap terlalu mepet. Pada saat
diaksanakan SE, peserta dijelaskan mengenai perusahaan dan realitas di
dalamnya. Drs. Indro Herry Mulyanto, M.Si selaku ketua jurusan Administrasi
Bisnis mengatakan "SE itu proses bisnis, mahasiswa bisa melihat mekanisme
bisnis dari suatu perusahaan sehingga sebagai mahasiswa ab dapat mengetahui
benar-benar perusahaan barang/jasa dan diharapkan bisa mengembangkan apa yang
dilihatnya."
Selesainya materi yang diberikan, peserta
ditugaskan membuat laporan hasil evaluasi proses pada perusahaan yang
dikunjungi dengan harapan mahasiswa dapat benar-benar mengetahui apa yang
diberikan oleh pemateri. Ketua Jurusan Administrasi Bisnis menambahkan
"Evaluasi bagi SE, maka jurusan membentuk pembimbing isinya bukan hanya
dosen pembimbing tapi juga di luar dari itu, sehingga saat mahasiswa membuat
laporan mengenai yang dilakukan mahasiswa sehingga dapat mengetahui sejauh mana
proses bisnis yang mereka ikuti." Jika masih tersisa waktu, pihak kampus
mengijinkan untuk mengunjungi tempat wisata setempat sesuai seperti yang
dikatakan Dewi Novianti, M.Si Ketua Prodi Hubungan Masyarakat "Kegiatannya
kunjungan perusahaan, rundown acara dibuat oleh vendor utama mengunjungi
perusahaan yang ada humas lalu refreshing di separuh waktu terakhir."
Manfaat dari seluruh rangkaian kegiatan tidak hanya
menambah wawasan mengenai dunia kerja yang berkaitan dengan jurusan namun juga
menggunakan momen ini sebagai pendekatan untuk menjalin Kerjasama, yang
nantinya mahasiswa dapat magang ataupun bekerja di perusahaan tersebut. Selain
itu SE dijadikan sebagai momen Angkatan selain dies natalis jurusan, sehingga
harapan besar kegiatan ini dapat mempererat hubungan antar mahasiswa dan dapat
terkenang. Namun, SE direncanakan akan dihilangkan sebagai mata kuliah wajib
karena sudah banyak program dari pemerintah mengenai praktek kerja yang dapat
memberi pengalaman langsung bagi mahasiswa.
Kegiatan Studi Ekskursi di FISIP. (Sumber:Ajeng Kurniawati) |
Perspektif Mahasiswa dan Fakta
di Lapangan
Pelaksanaan
SE di FISIP terdapat pada tiga program studi yaitu Ilmu Komunikasi, Ilmu
Hubungan Masyarakat, dan Ilmu Administrasi Bisnis. Respon yang diberikan setiap
mahasiswa dari beberapa program studi berbeda. Salah satunya Erma Yuliana,
mahasiswa program studi Ilmu Administrasi Bisnis. SE baginya kurang efektif
untuk dilaksanakan melihat keadaan lapangan yang kurang maksimal. Sebagai
peserta SE, ia merasa informasi yang diberikan terbilang mendadak dan persiapan
serta koordinasi yang kurang. “Informasi kegiatan waktu SE tidak dimasukkan
dalam rundown membuat sedikit mahasiswa yang tahu, jadinya acaranya tidak
terstruktur,“ jelas Erma.
Selain
melihat pada keadaan yang kurang maksimal, Erma juga menegaskan mengenai output
yang didapatkan pada SE Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis. Ia menjelaskan
bahwa banyak pengetahuan yang ingin ia gali dan dapatkan, tetapi seringkali
terbatas. “Ya karena waktu terbatas dan ada beberapa kondisi tertentu jadi
kurang untuk menggali informasi lebih dalam mengenai perusahaan tersebut,”
tambahnya.
Evaluasi
kampus dalam pelaksanaan SE turut disorot oleh mahasiswa yaitu mengenai
kepanitiaan SE dan fasilitas yang didapat mahasiswa. Erma mengungkapkan,
pelaksanaan SE dengan panitia yang sangat sedikit kurang efektif karena
berpengaruh pada persiapan yang kurang maksimal. “Seharusnya ada penambahan
jumlah panitia untuk lebih memudahkan dalam mengkoordinasi mahasiswa, informasi
bisa disampaikan jauh hari, dan persiapan SE bisa lebih matang terutama
pemilihan tanggal agar tidak ada lagi pengunduran waktu,” tambah Erma.
Hal
sama dirasakan juga oleh Angkatan sebelumnya mengenai pelaksanaan SE. Kurangnya
koordinasi antara pihak kampus dan Event Organizer menyebabkan
ketidaknyamanan pada mahasiswa. Kurangnya keamanan dari pihak bus dan fasilitas
yang kurang baik menjadi penghambat pelaksanaan SE. “Ada salah satu bus itu
yang sempet mengalami AC mati membuat ketidaknyamanan dan akhirnya berpindah ke
bus lain jadinya lebih crowded,” kata Umi Qultsum, mahasiswa Ilmu
Administrasi Bisnis 2020.
Berbeda
dengan yang dirasakan mahasiswa Administrasi bisnis, Rofifah Nur Ramadhani,
mahasiswa semester enam Program Studi Ilmu Komunikasi yang juga telah
melaksanakan SE. Rofifah merasa pelaksanaan SE Program Studi Ilmu Komunikasi
cukup efektif meski dengan kepanitiaan yang sedikit. Menurutnya, meskipun
jumlah panitia sedikit, tetapi panitia dapat gerak cepat dengan waktu yang
minim. “Efektif atau enggaknya juga tergantung sama kerja sama antara vendor
juga yang berperan penting, dan aku rasa keduanya sudah bekerja dengan cukup
baik dan cukup efektif,” jelasnya.
Terdapat
pembagian konsentrasi dalam program studi. Namun dalam pelaksanaan SE kunjungan
tidak terbagi sesuai konsentrasi secara maksimal. pelaksanaan SE dilakukan
tanpa melihat konsentrasi dengan tujuan agar seluruh mahasiswa mendapatkan
keseluruhan materi pada program studi Ilmu Komunikasi meskipun lintas
konsentrasi. Rofifah sebagai mahasiswa konsentrasi marketing komunikasi, ia
kurang mendapatkan banyak sisi ilmu marketing selama kunjungan. “Bisa jadi
pembagiannya berat sebelah sama konsentrasi lain. terus pada akhirnya kurang
bisa membandingkan juga sih gimana sisi marketing komunikasi dari perusahaan
lainnya,” terangnya.
Menurut
Rofifah, adanya pembagian konsentrasi bukan merupakan suatu permasalahan yang
besar. Ketika pelasanaan SE tidak terfokus pada pembagian konsentrasi, seluruh
mahasiswa bisa mendapatkan materi dari konsentrasi lainnya. “Sebenernya itu
bagus, ga terbilang efektif tapi banyak plusnya. Secara dunia kerja itu kan
luas, bisa jadi kita sebagai orang yang belajar markom justru bekerja di
lingkup broadcast atau jurnalis. Pastinya bakal dapat ilmu baru yang bisa
diserap,” kata Rofifah.
Permasalahan mengenai fasilitas dan misskomunikasi dengan pihak event organizer seharusnya menjadi evaluasi pihak kampus agar tidak terulang kembali di tahun-tahun selanjutnya. Sebagai mata kuliah wajib, kampus seharusnya bisa memberikan fasilitas sesuai dan mempersiapkan dengan matang pelaksanaan studi ekskursi untuk memaksimalkan hasil pada mahasiswa. (Erlysta Nafa dan Sabicha Ulinuha)
Editor : Ajeng Putri Kurniawati, Razaqa Hariz, dan Latri Rastha Dhanastri
Tulis Komentarmu