Header Ads

Studi Ekskursi dan Hubungan Internasional


Hubungan Internasional berkaitan dengan urusan banyak negara. (Sumber: Pexels.com)

Studi Ekskursi (SE) merupakan mata kuliah luar kelas yang terdapat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (UPNVY). FISIP UPNVY memiliki 4 program studi (prodi) yaitu Hubungan Internasional (HI), Ilmu Komunikasi (Ilkom), Administrasi Bisnis (Adbis), dan Hubungan Masyarakat (Humas). Namun dari ketiga prodi, hanya HI yang tidak mengadakan Studi Ekskursi (SE). Kemudian hal ini menimbulkan pertanyaan tentang, Mengapa HI berbeda dari prodi-prodi lain yang ada di FISIP?

Prodi Pertama di FISIP yang Mengadakan Kunjungan Perusahaan

Kepala prodi HI Saptopo B Ilkodar memberikan informasi bahwa HI pernah mengadakan SE jauh sebelum prodi-prodi di FISIP lahir.“HI hadir di UPNVY pada tahun 1993, kami pernah mengadakan tapi istilahnya bukan SE. Sekitar  tahun 1997-1999,” tuturnya. Pada masa itu perkembangan mode transportasi bisa dikatakan masih tradisional. Sehingga menjadi kewajaran apabila kampus mencanangkan kegiatan SE. Sekarang ini teknologi digitalisasi sudah semakin canggih, sehingga informasi  bisa didapatkan dengan mudah. Setiap orang bisa mengakses apapun dengan cepat melalui layar genggamnya masing-masing. 

Mengetahui hal itu,  Saptopo dengan tegas mengatakan bahwa kunjungan-kunjungan seperti SE bisa dilakukan secara mandiri tidak perlu menunggu kampus mengadakan. “Dahulu kan Studi Ekskursi itu diadakan sebab mobilitas transportasi untuk pergi kemana-mana itu masih sulit dan terbatas. Tapi kalau sekarang saya rasa sudah tidak perlu,”ujarnya. 

SE Mata Kuliah Pelengkap Bukan Wajib

Saptopo Ilkodar menekankan ada beberapa poin penting terkait penting tidaknya Studi Ekskursi di HI. Pertama, semua materi tentang Hubungan Internasional bisa ditemukan di internet, buku, dan media lainnya. Mata kuliah SE sudah tidak relevan diterapkan di masa sekarang. Kedua materi hubungan internasional bersifat abstrak. Sehingga wajar saja apabila mahasiswa HI dibekali ilmu-ilmu yang bersifat teoritis. Ketiga terkait sistem manajemen, prodi akan sulit mengkoordinir mahasiswa HI yang jumlahnya sangat banyak. Mahasiswa HI angkatan 2021 berjumlah 500 orang dan terus bertambah setiap tahunnya.“Kami sengaja tidak mengadakan SE sebab itu hanya mata kuliah pelengkap. SE tidak masuk dalam kurikulum pembelajaran HI,”ujar Saptopo. Lebih jelasnya Saptopo  memberikan informasi bahwa HI memiliki mata kuliah  yang dianggap dapat menggantikan SE, yaitu praktikum negosiasi bisnis dan simulasi resolusi konflik. “Justru pada saat praktikum situasinya lebih dapat, mahasiswa juga bisa belajar lebih mendalam lewat praktik-praktik itu,”sambungnya. 

SE tidak Efektif dan Mengganggu Jalannya Mata Kuliah 

Setiap Mahasiswa memiliki tanggungan berupa mata kuliah wajib di setiap semesternya.  Terdapat pula mata kuliah peminatan yang mendukung konsentrasi mahasiswa di setiap prodi. Menurut Saptopo akan efektif apabila mahasiswa mengikuti perkuliahan seperti biasa dibandingkan dengan mengikuti Studi Ekskursi. “Kegiatan seperti itu biasanya memakan waktu yang lama.  Tidak mungkin satu sampai tiga hari saja. Kalaupun iya, saya yakin itu bukan murni kunjungan tapi ada juga yang digunakan untuk jalan-jalan,” ucap Saptopo. Menurutnya dengan tidak adanya SE pembelajaran di kampus bisa berjalan dengan kondusif, baik dosen maupun mahasiswa tidak kerepotan mencari jadwal kuliah pengganti. Meskipun begitu, dirinya mengungkapkan bahwa prodi sama sekali tidak bermaksud mencegah mahasiswa untuk melakukan SE. “Seperti yang Saya katakan tadi bahwa dari prodi tidak akan mengadakan kegiatan tersebut, tetapi saya persilahkan kalau dari KSM (Kelompok Studi Mahasiswa) ingin mengadakan, akan kami bantu,”ujar Saptopo.

Prodi HI sejatinya bersikap terbuka terhadap program-program yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk perguruan tinggi. Saptopo sangat mendukung berbagai aktivitas yang dilaksanakan oleh para mahasiswanya.“HI memang tidak ada Studi Ekskursi, tapi kami memperbolehkan mahasiswa untuk ikut kegiatan  seperti IISMA (Indonesian Internasional Student Mobility Award), PMM (Pertukaran Mahasiswa Merdeka), dan MSIB (Magang dan Studi Independen Bersertifikat). Saya rasa itu kembali lagi ke kemauan anaknya,”tambahnya.

SE dari Kacamata Mahasiswa HI

Mahasiswa Hubungan Internasional memang belum pernah merasakan euforia dari Studi Ekskursi. Jikalau ada, kegiatan SE bisa menjadi angin segar  bagi mahasiswanya. Berkaca pada topik ini, Clarisa Shinta Cahyaningsih Mahasiswa HI 2021 menjelaskan esensi studi ekskursi rasa-rasanya bisa dijadikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memahami teori yang dipelajari dalam konteks praktis, serta memberikan gambaran nyata akan prospek dan bidang kerja yang linier dengan jurusan. “Menurut Aku kegiatan ini bisa dijadikan sarana yang baik untuk membangun relasi dan mengembangkan keterampilan sosial yang penting dalam dunia kerja,”tuturnya. 

Clarisa menjelaskan  mata kuliah  seperti Negosiasi Bisnis Internasional dan Ekonomi Politik Internasional pada prodi tersebut terasa cocok jika ditambah dengan   kunjungan ke berbagai NGO (Non Governmental Organization) Internasional dan Perusahaan Bisnis Internasional lainnya. “Mata kuliah lain seperti kebijakan Publik juga sepertinya bisa untuk dilakukan studi ekskursi, dengan berkunjung ke lembaga-lembaga pemerintahan pembuat kebijakan (DPR, DPD, DPRD, dll),”ucap Clarisa. 

Selaras dengan pernyataan yang disampaikan oleh Clarisa, Annisa Uliana Sari mahasiswa HI 2021 juga sependapat dengannya. “HI memang ada mata kuliah praktik tapi itu sedikit. Aku rasa akan seru kalau ada kunjungan ke lembaga internasional, kedutaan besar, atau organisasi pemerintah,”jelas Annisa. Mereka merasa berinteraksi dengan praktisi dan ahli di lapangan, dapat memperluas wawasan mahasiswa HI tentang kegiatan yang dimiliki oleh lembaga atau organisasi tersebut. 

Annisa berharap jika pada periode mendatang HI mengadakan SE, kegiatan tersebut  bisa dimaksimalkan oleh prodi. “Semoga dari pihak jurusan bisa mempertimbangkan mahasiswa bisa terjun langsung di bidangnya. Kami juga ingin merasakan hal yang sama dengan prodi lain,”tambahnya. Keduanya menganggap akan sangat bagus jika kampus menginiasikan kegiatan ini. Sebab boleh jadi secara tidak langsung acara tersebut mampu meningkatkan semangat dan motivasi belajar dari para mahasiswanya. (Fadhilatul Dewi)


Editor: Latri Rastha Dhanastri 









Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.