Header Ads

Debut Sebagai Sutradara Film, Jesica Raih Fesbul 2024

Sutradara Muda yang Menginspirasi.Sumber:Jessica Nindita

Jesica Nindita Wirawan, bukanlah mahasiswa Komunikasi biasa. Perempuan asal Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) itu meraih penghargaan atas film pendek yang ia sutradai bernama “Patgulipat” di Festival Bulanan 2024. Pada 22 Februari 2024, akun instagram @fesbul.id mengumumkan terpilihnya film Patgulipat sebagai Official Selection Festival bulanan lokasi khusus 1 wilayah DI Yogyakarta dan Jawa Tengah. Setelah sebelumnya sempat bersanding bersama 45 film pendek lainnya, patgulipat membuktikan kegigihannya. Berkatnya, Jesica dan teman-teman Avikom mendapatkan penghargaan berupa sertifikat dan izin publikasi film di akun media sosial @fesbul.id juga kementerian Pariwisata dan Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI). 

Semua berawal dari kiprah Jessica yang ia dapatkan setelah bergabung dalam organisasi Audio Visual Komunikasi (Avikom) UPNVY. Pada saat itu ia diminta sebagai asisten sutradara dalam film “Lelegen”. Jessica kemudian banyak mempelajari aspek-aspek penting dalam dunia perfilman, hal itulah yang membuatnya dipercaya sebagai Sutradara Film Patgulipat

Kata Patgulipat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti main curang. Hal ini sesuai dengan kisah dalam film, bercerita tentang Andine seorang anak SD berumur tujuh tahun yang suka berperilaku culas di kantin kejujuran. Pembuatan Film itu sendiri terinspirasi dari kisah Kantin Kejujuran kampus 2 UPN “Veteran” Yogyakarta. Jesica mengaku prihatin dengan nasib para penjual yang berusaha mendapatkan uang dari berdagang, bukannya meraih keuntungan, mereka malah merugi."Kebetulan kenalan teman saya ada yang berjualan di sana, dia cerita kalau dagangannya sering habis tanpa ada yang bayar,”jelas Jessica. Peristiwa itulah yang memotivasi Jesica untuk mengangkat tema kejujuran dalam filmnya. Namun, Jesica mengubah tokoh utamanya anak-anak yang berlatarkan sekolah dasar."Saya ingin film ini bisa dinikmati oleh semua kalangan, termasuk anak-anak," ucapnya. Menurutnya anak kecil punya karakter yang lugu, polos, dan menggemaskan. Ia ingin memberikan pesan kepada para penonton untuk menjauhi kebiasaan buruk seperti berbohong dan mencuri. 

Proses kreatif pada film Patgulipat terbilang cukup singkat. Perempuan berdarah Yogyakarta itu mulai menulis skenario Patgulipat pada bulan Mei-Juni 2023. Ia mengaku tantangan terbesarnya ada pada aspek tersebut. Jesica juga berkali-kali mengalami kebuntuan cerita hingga harus mengganti tujuh sampai delapan ide yang sudah ia pikirkan.“Naskah film itu kami ubah secara signifikan. Sehingga finalisasi naskah memakan waktu yang cukup lama,”ucap Jessica. 

Ketika memasuki fase syuting rintangan terus berdatangan. Bekerja dengan anak-anak menjadi hal yang menantang baginya. Berkat kesabaran dan ketekunan diri yang dimiliki Jesica, ia mau tak mau harus meladeni aksi konyodari para aktor cilik.Serunya bisa sering ketemu sama anak-anak kecil. Mereka asik-asik, jadi kadang capek itu enggak terasa, jelas Jesica. Kendala yang dirasakan oleh Jessica dan tim terdapat pada ekspektasinya terhadap film saat proses syuting berlangsung dengan hasil preview. Ia menjelaskan ada satu scene penting yang tidak dimasukkan ke dalam film sebab terkendala oleh teknis. Akan tetapi, Jesica mewajarkan masalah yang telah terjadi. Ia yakin penonton menyukai karyanya dan tim. Sebab, tim telah memberikan kontribusi secara maksimal untuk menghasilkan film yang berkualitas.“Puji Tuhan  aku senang banget sebab enggak terduga bisa sampai mendapatkan penghargaan. Semoga penonton yang udah lihat bisa suka sama film ini,”tutup Jesica mengakhiri. (Verent Agustin)

Editor: Latri Rastha Dhanastri 

 


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.