Header Ads

Gelar Diskusi Terbuka, HM Humas Angkat Tema Asas Kemanusiaan Vs Profesionalisme

 

Sesi talkshow pembicara PR Career Talk 2.0 dengan moderator. (Sumber: Dokumentasi Panitia)

Yogyakarta, Sikap – Himpunan Mahasiswa Hubungan Masyarakat (HM HUMAS) UPN “Veteran” Yogyakarta kembali mengadakan acara seminar diskusi bertajuk “PR Career Talk 2.0” secara luring di Kampus 2 UPNVY pada Minggu (2/3/2023). Agenda ini bertujuan mengadakan kesempatan diskusi secara terbuka mengenai topik kehumasan bersama para ahli dalam bidangnya.

Seminar tersebut mengusung tema “Kemanusiaan Vs Profesionalisme Kerja PR: Mana yang Utama?”. Acara ini dihadiri oleh masyarakat yang memiliki ketertarikan kepada bidang kehumasan khususnya mahasiswa.

PR Career Talk 2.0 kali ini menghadirkan dua pembicara yang sudah memiliki pengalaman mendalam sebagai praktisi PR yaitu Seto Wijaya sebagai Public Relations Consultant dan Muhammad Ahnas Habib sebagai Praktisi Community Relations.

Pada sesi talkshow, Seto menegaskan betapa pentingnya jam terbang dan persiapan dalam berkarier melalui sebuah kutipan. “If you fail to plan, you plan to fail,” ujar Seto saat ditanyai mengenai tantangan berkarier sebagai PR Consultant

Saat membahas barier asas kemanusiaan atau profesionalisme dalam berkarier, Seto juga menjelaskan, “Beda kasus, beda strategi. Perdalam kemampuan agar strategi dapat berjalan dengan baik. Tidak semua stakeholder dapat diperlakukan dengan strategi yang sama. Pelajari noise yang ada, baca situasional dan data.”

Di samping itu, Ahnas menyebutkan bahwasannya seorang PR harus dapat berpikir secara holistik dan out of the box. “Praktisi PR harus memiliki kemauan untuk membuka diri, pasang telinga lebar-lebar, dan membaca peta untuk menyusun strategi,” tuturnya. Ia juga menambahkan, “Level tertinggi praktisi PR adalah intuisi, helicopter view, dan bersikap objektif dalam memprediksi apa yang dilakukan.”

Dalam sesi tanya jawab, Ahnas menjelaskan fakta yang terjadi di lapangan terkait posisi Praktisi PR dalam korporasi. Sungguh disayangkan bahwa masih banyak korporasi yang menaruh posisi PR sebagai pajangan sehingga mereka tidak memiliki kontrol besar terhadap manajemen publik dan sosial. Ia menekankan perusahaan memerlukan perombakan paradigma terhadap hal tersebut.

Aulia dan Danil, peserta seminar ini juga turut membagikan kesan mereka. “Topik yang diangkat sangat menarik bagaimana PR dapat bekerja dengan profesionalisme dan kemanusiaan, seminar ini membuka pemikiran saya tentang dunia PR itu sendiri,” ungkap mereka. “Kami berharap PR career talk tidak hanya sampai di 2.0, dapat membawa isu yang baru, dan semoga lebih banyak peserta yang hadir karena bagi kami acara ini sangat bermanfaat.” tambahnya.

Ilhan Mansis selaku Ketua Pelaksana seminar ini menyampaikan, “Acara PR Career Talk 2.0 adalah sebuah acara yang mewah dari segi ilmu, output yang didapat,  maupun acara itu sendiri. Saya cukup bangga dan terharu dengan seluruh panitia sekaligus volunteer yang sudah menyiapkan acara ini sedemikian rupa, walaupun antusias dosen maupun mahasiswa untuk acara ini masih kurang."

Selain itu, Ilhan juga turut mengungkapkan harapannya, “Semoga PR Career Talk 2.0 dan selanjutnya, mampu berdiri dan terus menyediakan wadah bagi mahasiswa yang ingin mengetahui atau belajar tentang jenjang karier ke PR-an. Dan harapannya, dosen selaku pemegang tahta tertinggi di universitas mampu menjadikan PR Career Talk ini sebagai sebuah kegiatan yang wajib dihadiri oleh mahasiswa Program Studi Humas,” tutupnya. (Nadya Sabila Hapsari)


Editor: Wafa 'Sholihatun Nisa', Ikhsan Fatkhurrohman Dahlan


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.