Header Ads

Komunitas Lentera Harapan, Nyalakan Asa Pendidikan Anak di Wilayah Lokalisasi

 

Sosialisasi dan pengenalan Lentera Harapan pada orang tua. (Sumber: Lentera Harapan)

Sebaik-baiknya manusia adalah yang berguna bagi sekitar. Itulah prinsip yang diimplementasikan oleh Komunitas Lentera Harapan. Dengan slogan “Satukan Asa, Wujudkan Cita”, mereka menciptakan wadah belajar untuk anak yang membutuhkan.

Lentera Harapan merupakan komunitas yang bergerak di bidang pendidikan anak non-formal. Komunitas ini berdiri dengan tujuan sebagai wadah pengembangan karakter serta minat bakat anak-anak di kawasan lokalisasi Parangkusumo.

Nama lentera harapan memiliki filosofi tersendiri. Program pendidikan informal yang mereka laksanakan diharapkan mampu menjadi cahaya atau lentera yang bagi anak-anak. Harapannya, hal tersebut dapat menjadi bekal bagi mereka yang memiliki keinginan lanjut pendidikan. Di sisi lain, mampu mengedukasi anak-anak lain yang tak dapat melanjutkan sekolah.

Lentera Harapan didirikan sejak paruh pertama 2021 oleh lima orang, yakni Vinka Andani, Susi Puryani, Evi Rahmawati, Hafidh Ridwan, dan Lina Tusia. Tak hanya sebagai penggagas, mereka sekaligus menjadi pengurus generasi pertama.

Pada awalnya, komunitas ini didirikan karena keikutsertaan para pemrakarsa dalam Program Keaktifan Mahasiswa-Pengabdian Masyarakat (PKM-PM). Bidang Pengabdian Masyarakat pada PKM sendiri diadakan dengan tujuan untuk menumbuhkan empati mahasiswa pada persoalan yang dihadapi masyarakat. Melalui bidang ini, diharapkan penerapan iptek dapat menjadi solusi bagi persoalan di masyarakat yang tidak berorientasi pada profit.

Latihan mewarnai untuk anak anak. (Sumber: Lentera Harapan)

PKM-PM mewajibkan pesertanya untuk menghasilkan hasil berkelanjutan. Bentuk programnya pun beragam, seperti video edukasi, video profil, komunitas, dan organisasi. Namun, mereka tergugah untuk mendirikan komunitas untuk menciptakan wadah edukasi bagi anak-anak yang membutuhkan.

“Kita mengambil PKM-PM sebab ingin melihat apa yang terjadi di masyarakat sekitar. Karena rumahku di daerah Parangtritis, jadi dapat melakukan observasi lebih,” ungkap Vinka Andani.

Lokalisasi Parangkusumo yang tak jauh dari Pantai Parangtritis dipilih menjadi tempat berbagi ilmu dan kebahagiaan. Vinka dan rekan-rekannya memilih tempat ini karena masih identik dengan hal mistis. Lokasi ini juga menyimpan sisi gelap dunia malam yang tentunya berpengaruh bagi karakter anak di kemudian hari. Tak hanya itu saja, pendidikan di daerah tersebut masih rendah. Anak-anak yang seharusnya masih duduk di bangku sekolah saat jam pelajaran justru seringkali ditemui sedang bermain di rumah.

“Daerah sana banyak pendatang yang tidak punya kartu keluarga dan akta anak. Sebagian dari mereka terhalang untuk menyekolahkan anaknya karena berkas tersebut,” cerita mahasiswa yang sedang menempuh kuliah di Jurusan Agribisnis tersebut.

Kepengurusan Lentera Harapan dibuka secara umum melalui pendaftaran. Saat ini, komunitas ini telah memasuki generasi kepengurusan ketiga. Masa jabatan dalam menjalankan roda kepengurusan berjalan selama enam bulan. Pengurus yang masih berkeinginan membagikan ilmunya diperkenankan mendaftar lagi. 

Program yang dilaksanakan Lentera Harapan tak hanya memberikan materi sekolah saja. Terdapat aktivitas lain yang dilakukan bersama anak-anak Parangkusumo. Mulai dari sosialisasi menjaga kebersihan diri, praktik menggambar cita-cita, dan penanaman nilai cinta lingkungan.

Aktivitas yang dilakukan Lentera Harapan pada mulanya bergerak dengan uang saku PKM. Namun setelah periode tersebut usai, uang kas pengurus serta donasi menjadi pendukung berjalannya berbagai kegiatan.

“Dana berawal dari uang saku lomba PKM-PM. Setelah program itu selesai, dananya bersumber dari donasi baik berupa uang, pakaian, dan buku,” ungkap Susi Puryani.

Pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh komunitas ini mendapatkan apresiasi dari pihak kampus. Penghargaan mahasiswa berprestasi disematkan saat Dies Natalis ke-63 UPN “Veteran” Yogyakarta pada tahun 2021.

Sebagai pendiri, Vinka dan Susi memiliki harapan untuk komunitas yang hampir memasuki tahun keduanya ini. Mereka menginginkan hal-hal baik bisa menghinggapi Lentera Harapan untuk ke depannya. Mereka ingin agar komunitas yang bergerak pada masyarakat semacam ini juga bisa bertambah.

“Harapannya ada komunitas-komunitas lain yang terbentuk di lokasi yang berbeda. Jadi, biar bisa sama-sama meningkatkan pendidikan anak non-formal. Baik itu moral maupun akademik yang belum didapatkan di sekolah formal. Selain itu, semoga Komunitas Lentera Harapan juga lebih berkembang lagi,” harap keduanya. (Arfan Nur Irmawan)


Editor: Mutiara Fauziah Nur Awaliah 


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.