Header Ads

Kesan Pertama Peserta Learning Express (LeX)


Peserta LeX (Foto: Lucia)

Learning Express atau LeX, program kerja sama tahunan antara Politeknik Singapore dan UPN “Veteran” Yogyakarta. Tahun ini, merupakan kali kedua LeX dijalankan. Diselenggarakan di Desa Guwosari, Panjangan Bantul, Yogyakarta, sejak 29 Maret hingga 9 April 2019.
LeX (Learning Express) menawarkan kesempatan untuk mengembangkan soft skill intercultural communication, jejaring internasional, dan kemampuan teknis atau akademis. Para peserta dituntut untuk bisa berpikir di luar zona nyaman, dengan hidup di lingkungan yang berbeda dari biasanya.
Program ini bertujuan untuk mempertemukan orang-orang dari berbagai jurusan se-ASEAN. Dengan mengembangkan suatu gagasan ataupun inovasi baru dalam berpikir, dimana desa sebagai fasilisator atau media untuk mengembangkan diri mereka dengan cara memutuskan suatu masalah dan kerjasama.
Diwawancarai beberapa waktu lalu, Stella, salah satu peserta LeX yang berasal dari Singapore mengatakan bahwa motivasinya untuk mengikuti program ini karena ingin membantu orang, khusunya membantu orang lain yang lebih membutuhkan. Dia bercerita bahwa di negara asalnya tidak ada desa seperti Indonesia. Oleh karna itu, ia berpikir bahwa LeX merupakan kesempatan yang bagus untuk mencoba hal baru.
Tahun ini merupakan kali pertama Stella mengikuti LeX. Ia pun merasa sangat bahagia dikarenakan kelompoknya saling mendukung satu sama lain. Tidak hanya teman sejawat, dosen pun ikut menyemangati dan mendorong mereka untuk dapat berpikir dengan baik. Setelah mengikuti berbagai rangkaian acara, Stella merasa mendapatkan passion dan membangun rasa rendah hati di dalam dirinya.
Lain lagi dengan peserta asal Indonesia, Cheysa, mahasiswa jurusan ilmu komunikasi UPN “Veteran” Yogyakarta. Sebagai mahasiswa PR (Pulic Relations), kegiatan bernuansa internasional dan mengetahui budaya luar merupakan motivasi utama dia mengikuti program LeX. Selain itu, program ini, juga bisa meningkatkan kemampuannya dalam menggunakan bahasa Inggris.
Tahun ini merupakan kali pertama Cheysa mengikuti program LeX. Selain banyak teman baru dari berbagai latar belakang, ia juga mengaku LeX sangat menambah wawasan dan pengalamannya. Kemampuan adaptasi yang dituntut dalam program LeX membuat dirinya belajar berbagai hal mengenai cara berkomunikasi antar budaya.
“Peserta Singapore dapat beradaptasi dengan mudah, dikarenakan mereka cenderung mudah untuk belajar dan menerima budaya orang indonsesia. Keadaan desa nya pun sudah mulai berkembang pesat dengan banyaknya toko batik. Walaupun sudah tergolong maju, tetapi kondisi lingkungan masih tampak asri dan tidak banyak tercemar polusi,” ujar Cheysa saat ditanya mengenai keadaan di Desa Bantul. (Annisa Rindi)
Editor: Ganisha Puspitasari


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.