Header Ads

Jumbo, Antusiasme terhadap Animasi Lokal

 

Salah Satu Scene Jumbo (Sumber USSFeed.com)

Sikap, Yogyakarta– Film animasi pertama dari Visinema Studio, Jumbo, dikabarkan akan tayang secara global di 17 negara. Film yang disutradarai oleh Ryan Adriandhy ini berhasil menarik perhatian para pecinta animasi berkat proses produksinya yang memakan waktu hingga 5 tahun dan melibatkan 420 tenaga profesional. Dilansir dari Tempo.com saat ini Jumbo sudah ditonton 4,9 juta kali di seluruh Indonesia. 


Jumbo menceritakan perjalanan Don, seorang anak yang gemar mendongeng dari buku peninggalan orang tuanya berjudul “Kisah Ksatria Pemberani di Pulau Gelembung Ajaib”. Buku itu sangat berharga bagi Don dan sering ia gunakan untuk berbagi cerita dengan teman-temannya. Awal permasalahan mulai muncul ketika Don bermain bersama dengan teman-temannya. Don berusaha menangkap bola yang telah dilemparkan. Sayangnya, bola terlempar jauh dan Don tidak bisa menangkapnya. Don dikucilkan oleh teman-temannya karena dianggap lambat saat bermain. Panggilan “Jumbo” yang mereka gunakan untuk mengolok-olok Don membuatnya semakin merasa terasingkan.


Akan tetapi, segalanya berubah ketika kampung Seruni mengadakan kompetisi pentas seni untuk memeriahkan 17 Agustus. Dengan dukungan temannya, Nurman dan Mae, Don memutuskan untuk mengikuti lomba dengan keahliannya mendongeng, melengkapi penampilannya dengan lagu ciptaan mendiang ibunya dari buku itu. Persiapan Don menghadapi tantangan besar, terutama ketika buku dongengnya dicuri oleh Atta, salah satu teman yang kerap mengolok-oloknya. Di tengah perjuangannya, ia bertemu dengan Meri, seorang arwah anak kecil dari dimensi lain, yang meminta bantuan untuk mencari orang tuanya yang hilang. Sebagai imbalan, Meri bersedia membantu Don merebut kembali bukunya dan tampil di kompetisi.


Pada hari kompetisi, Don dan teman-temannya memberikan penampilan yang memukau. Dengan kombinasi cerita indah dan lagu yang menyentuh hati, mereka berhasil memikat perhatian para penonton. Penampilan mereka bahkan mengantarkan Don dan timnya menjadi juara pertama. Kesuksesan ini membawa mereka untuk berkesempatan tampil di malam puncak perayaan 17 Agustus. Namun, masalah muncul ketika Don harus memilih antara menepati janjinya kepada Meri atau fokus pada persiapan penampilannya.


Jumbo memberikan kesan mendalam bagi para penontonnya, baik anak-anak maupun orang dewasa. Fatimah, seorang guru di Yogyakarta, mengaku terharu setelah menonton film ini. “Banyak pembelajaran yang bisa kita ambil ya setelah nonton film ini. Kaya sebagai orang, kita itu tidak boleh egois, kita harus dapat memposisikan diri sebagai orang lain. Jadi kalau kita sebagai penampil, kita juga harus bisa sebagai penonton juga, biar bisa menilai kekurangan kita itu apa,” ujar Fatimah. 


Hamid selaku anak TK yang menonton film bersama Fatimah memberikan perasaannya setelah menonton film ini. Hamid berkata, “Filmnya bagus, tentang Jumbo diejek. Punya teman karena mau mendengarkan.”


Hal serupa diungkapkan oleh Hana Ariela, mahasiswa UGM, “Aku tahu dan liat dari X dan itu rame banget diomongin, jadi aku kepo sama ceritanya apa sih kok bisa sampai banyak peminatnya,” tuturnya.


Teman Hana, Vivi Alfita juga mengungkapkan, “Sangat menyentuh hati sih ya, karena film ini tentang keluarga, anak kecil juga. Sebenarnya maknanya tuh dalem banget aku lihat dari liriknya, lagunya, sama penyampaiannya. Kena banget rasanya.”


Secara keseluruhan film Jumbo dapat dikatakan sukses. Hasil karya kolaborasi ratusan animator Indonesia memberikan rasa kebanggan tersendiri ketika menonton.   Jumbo bukan hanya sekadar film animasi. Cerita didalamnya mengajarkan kita bahwa dalam suatu hubungan terutama pertemanan sangat penting untuk saling mendengar sekaligus memahami satu sama lain dan menurunkan ego satu sama lain. “Dalam hidup ada peran sebagai seorang pencerita dan ada peran sebagai seorang pendengar” itulah salah satu kutipan dari film Jumbo yang sarat akan makna dan pembelajaran. Dengan jalan cerita yang kuat dan visual yang memukau, Jumbo siap menemani pecinta film tanah air di bioskop seluruh Indonesia. (Karunia Hati Afiat)


Editor : Titanya Aulia Zahma


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.