Gedung Rektorat Riuh, Mahasiswa Desak Birokrasi dalam Aksi UPNVY Menggugat
![]() |
Aksi tuntutan mahasiswa UPNVYK (Sumber : Pandhu Wiratmoko) |
Yogyakarta, Sikap – Keluarga mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (UPNVY) menggelar aksi protes terhadap kinerja birokrasi di depan gedung rektorat dengan tajuk #UPNVYMenggugat. Aksi yang dilaksanakan pada Kamis (24/4) ini didasari atas ketidakpuasan mahasiswa terhadap sistem birokrasi kampus dan kebijakan yang memberatkan mereka.
Aksi ini merupakan lanjutan dari audiensi terbuka pada Kamis (17/4) lalu. Pada kegiatan tersebut mahasiswa telah menuliskan tuntutan mereka pada nota kesepakatan. Namun, pihak birokrasi masih belum juga menandatanganinya, hal ini memicu terjadinya aksi massa ini.
“Sebenarnya tuntutan kami sudah terpapar pada nota kesepakatan yang tidak ditandatangani, maka poin perlawanan kita di aksi ini terfokus pada tidak tertanda tanganinya nota kesepakatan,” ujar Raden Agung selaku Koordinator Lapangan Aksi.
Massa aksi mulai berkumpul pada pukul 12.00 WIB di Sekretariat BEM KM UPN “Veteran” Yogyakarta kemudian pukul 14.00 WIB bergerak dari sisi barat Auditorium W.R. Soepratman menuju Lapangan Utara Rektorat.
Beberapa peserta aksi yang bergabung juga merasakan keresahan yang sama karena kebijakan kampus yang merugikan mereka. Salah satunya Sujiwo, seorang mahasiswa Ilmu Tanah merasa resah pada Praktikum Ekskursi yang sebelumnya dibiayai oleh kampus melalui UKT (Uang Kuliah Tunggal), sekarang dikenakan biaya untuk praktikumnya.
“Dulunya itu kan praktikum ekskursi ini gratis dibiayai oleh kampus dan sekarang menjadi berbayar sekitar 1-1,5 juta, kena imbasnya seperti itu yang dulunya gratis sekarang berbayar,” ucapnya.
Pukul 15.00 WIB, Hendro Widjanarko selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja Sama turun menemui peserta aksi ini dan berdialog singkat. Karena desakan massa aksi yang meminta keras kehadiran rektor, ia memutuskan untuk menelepon Rektor UPN “Veteran” Yogyakarta yaitu Irhas Effendi. Beliau mengatakan untuk menandatangani nota kesepakatan tersebut melalui Hendro Widjanarko.
“Kami sudah membahas apa yang kemarin kalian sampaikan dan sudah disepakati pimpinan, untuk menyelesaikan itu semua, delegasi tanda tangan saya berikan ke Pak Hendro selaku wakil rektor bidang kemahasiswaan dan akan segera kita selesaikan,” ucap Irhas di panggilan telepon.
Tidak sampai di situ, para peserta aksi semakin membara menuntut tanggung jawab pihak rektorat untuk memenuhi janji tersebut. Massa aksi mendesak untuk dibukakannya pintu rektorat, untuk kemudian melakukan tanda tangan nota kesepakatan di dalam. Pada pukul 16.00 WIB, Hendro menandatangani nota kesepakatan tuntutan dengan dikelilingi massa aksi.
Sesudah ditandatanganinya nota kesepakatan tersebut, para peserta aksi menaruh harapan besar bagi sistem birokrasi kampus untuk segera berbenah agar terselenggaranya sistem birokrasi yang sehat.
“Semoga cepat berbenah, karena semakin banyak mahasiswa yang masuk ke UPNVY, jangan hanya terpaku pada satu hal dan teruslah berbenah lebih baik,” ujar Rizky Arief, Mahasiswa Ilmu Komunikasi.
Ketua BEM KM, Fuad Baihaqi mengharapkan respon yang sama dari birokrasi dan meminta para mahasiswa untuk terus mengawal.
“Birokrasi bisa menunaikan komitmennya setelah menandatangani nota kesepakatan, bagi mahasiswa mari kita tetap kawal, ketika nota kesepakatan tidak terpenuhi kita konsolidasikan kembali,” sambungnya.
Lewat pukul 17.00 WIB massa aksi mulai membubarkan diri meninggalkan gedung rektorat. Selama aksi berjalan tidak ada tindak anarkis yang terjadi, seperti ucap Edi Yulianto sebagai Satuan Keamanan Kampus (SKK).
“Aman, secara umum aman, kalo teriak-teriak kan itu udah biasa,” tutup Edi Yulianto ketika selesai berjaga dari aksi. (Pandhu Wiratmoko)
Editor: Romadhon
Tulis Komentarmu