Header Ads

Membangun Nalar Kritis Mahasiswa di Kampus Bela Negara melalui Ngobrol Perkara Isu (Ngopi)

 

Kegiatan Ngobrol Perkara Isu (Ngopi) di Ruang Seminar FISIP. (Sumber: Dwi Wahyu)

Yogyakarta, Sikap – Agenda Ngobrol Pekara Isu (Ngopi) Vol. 2 yang digagas oleh Departemen Kajian Aksi dan Strategis Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran” Yogyakarta telah terlaksana pada Jum’at (1/09). Tema Ngopi kali ini mengangkat topik “Kemerosotan Pada Kualitas Peran dan Fungsi Mahasiswa Sebagai Harapan dan Masa Depan Bangsa”. Pada kesempatan tersebut, hadir Eko Prasetyo serta Yessica Hadytia sebagai narasumber.


Melihat kondisi kampus saat ini, Eko Prasetyo beranggapan bahwa kampus semakin “otoriter”. Founder Social Movement Institute ini memandang ada banyak universitas yang seharusnya dapat menampung mahasiswa miskin untuk kuliah, tetapi malah memberikan UKT yang memberatkan. Lebih lanjut, ia juga menilai bahwa mahasiswa saat ini nyaris tidak terlibat mengikuti organisasi yang membangun nalar kritis secara kolektif


“Menjadi mahasiswa adalah kategori yang istimewa. Dari semua perguruan tinggi di Indonesia, hanya 3% yang bisa kuliah. Itu angka kecil sekali. Maka tenaga kerja kita didominasi oleh anak lulusan SD dan SMP, bukan perguruan tinggi, dan perguruan-perguruan tinggi negeri terbaik yang seharusnya menampung mahasiswa miskin, menjadi perguruan tinggi yang paling mahal, seperti UGM, UNY, ITB,” tutur Eko. 


Koordinator Front Mahasiswa Nasional Wilayah Yogyakarta Yessica Hadytia turut berpendapat mengenai kondisi kampus saat ini. Ia melihat kampus kini menjadi pembentukan komersialisasi pendidikan serta mahasiswa-mahasiswa dijadikan produk untuk kebutuhan industri. Menurutnya, fungsi atau peran mahasiswa adalah sebagai kaum intelektual, mewujudkan pendidikan ilmiah, memperjuangkan demokrasi, dan melihat permasalahan yang ada di masyarakat. 


“Hari ini akhirnya pendidikan di Indonesia adalah pendidikan yang industrialis, pendidikan yang liberal, pendidikan yang komersil, dan akhirnya terjadi privatisasi dalam sistem pendidikan di Indonesia,” ungkap Yessica. 


Lebih lanjut, Yessica menambahkan bahwa mahasiswa dicetak menjadi kebutuhan pasar, yang memiliki kemampuan dan digunakan untuk kebutuhan pasar. Esensi dari pertukaran pelajar, kampus merdeka dan magang, membuat fungsi dan peran mahasiswa menjadi memudar dan melahirkan kehidupan yang individual dan kemerosotan dalam berorganisasi. Selain itu, hegemoni globalisasi dunia internasional menjadi faktor mempengaruhi mahasiswa dalam minimnya berorganisasi. 


Kepala Departemen Kajian dan Aksi Strategis FEB UPNVY 2023 Fikri Dwi Prasetya memberikan alasan diselenggarakan acara NGOPIi ini. Ia melihat bahwasanya sudah minim sekali forum-forum diskusi di kampus yang membahas dan mengkritisi isu-isu yang berkembang di masyarakat. Di sisi lain, menurunnya nalar kritis mahasiswa saat ini juga berdampak pada menurunnya kepedulian mahasiswa terhadap isu-isu yang berkembang. Berangkat dari permasalahan tersebut, Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FEB UPN “Veteran” Yogyakarta memutuskan untuk melanjutkan dan membuat inovasi baru melalui agenda NGOPI sebagai jawaban atas permasalahan yang ada. 

“Terdapat perbedaan antara NGOPI “Ngobrol Perkara Isu” dan konsolidasi gerakan lainnya.  merupakan dua hal yang berbeda, namun bisa jadi memiliki tujuan yang sama, yaitu ingin membahas dan mengangkat isu-isu yang ada. Namun pada umumnya kegiatan Ngobrol Perkara Isu ini hadir sebagai wadah diskusi yang output-nya adalah sebagai pemantik nalar kritis mahasiswa serta untuk pencerdasan terhadap isu, bukan untuk melakukan konsolidasi atas permasalahan yang ada kemudian melakukan advokasi atau bahkan aksi massa sebagaimana yang dapat kita jumpai pada konsolidasi gerakan,” jelasnya.


Departemen Kastrat BEM FEB UPN “Veteran” Yogyakarta berencana untuk menjadi organisator dan fasilitator untuk menghadirkan ruang-ruang diskusi yang harapannya dapat membantu mahasiswa untuk mengasah nalar kritis dan meningkatkan kepekaan terhadap isu-isu. Selain itu, akan terus mengajak teman-teman mahasiswa untuk dapat bertindak secara nyata atas isu yang sudah di diskusikan, sehingga segalanya tidak hanya terhenti pada ruang diskusi saja dan dapat menciptakan perubahan yang positif. 


Harapan dari panitia setelah diadakannya kegiatan Ngobrol Perkara Isu adalah mampu memantik nalar kritis dan kepedulian mahasiswa terhadap isu atau permasalahan yang ada, kemudian mahasiswa dapat berani untuk menyuarakan keresahannya dan melakukan tindakan secara konkret untuk berpartisipasi dalam membuat sebuah perubahan yang baik. Selain itu, dari Departemen Kastrat BEM FEB UPN “Veteran” Yogyakarta juga berharap dengan adanya kegiatan Ngobrol Perkara Isu ini organisasi kemahasiswaan yang ada di UPN “Veteran” Yogyakarta lainnya juga mampu menghadirkan forum diskusi yang bertujuan untuk pencerdasan bukan hanya sibuk dan terfokus pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya hanya seremonial.


Baroktut Taqiyah selaku Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Angkatan 2020 memberikan kesan terkait kegiatan Ngopi. “Kedepannya ruang diskusi di kampus ditingkatkan kualitasnya lagi, didukung dengan fasilitas yang memadai, dan bisa dijadikan sebagai platform inklusif bagi semua mahasiswa untuk berbagi ide dan solusi”, terangnya. (Dwi Wahyu)



Editor: Mutiara Fauziah Nur Awaliah 





Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.