Header Ads

Komunitas KMKIP-K UPNVY, Organisasi yang Lahir dari Rasa Saling Peduli

Ilustrasi Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K). (Sumber: Dias Nurul Fajriani)

Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K) merupakan program bantuan dana pendidikan dari pemerintah bagi masyarakat yang melanjutkan sekolah sampai ke jenjang perguruan tinggi. Dana bantuan ini telah mencakup biaya pendidikan dan biaya hidup. Untuk biaya pendidikan, mahasiswa penerima KIP-K diberikan kebebasan dari beban pembayaran uang kuliah. Sedangkan biaya hidup merupakan uang tunai yang diberikan setiap satu semester atau enam bulan sekali melalui rekening khusus penerima bantuan.

Tiap semester, mahasiswa penerima KIP-K angkatan 2020 mendapatkan bantuan biaya hidup sebesar Rp4,2 juta yang masuk ke rekening pribadi mereka. Sedangkan bagi angkatan 2021 dan 2022, dana bantuan biaya hidup mengalami kenaikan menjadi Rp6,6 juta.

KIP-K dan KMKIP-K UPNVY

Sama seperti perguruan tinggi lainnya, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) juga menjadi salah satu kampus yang terbuka dan menerima mahasiswa KIP-K. Namun pada perjalanannya, kampus bela negara ini dihadapkan pada permasalahan jumlah kuota penerima KIP-K. Hal tersebut berimbas pada mahasiswa yang telah diterima di kampus ini serta terdaftar sebagai penerima bantuan. Mereka hanya bisa menerima biaya pendidikan tanpa mendapatkan biaya hidup seperti skema di atas. Adanya mahasiswa yang hanya menerima biaya pendidikan ini, terjadi karena jumlah pendaftar KIP-K di UPNVY ternyata lebih banyak dari kuota yang tersedia.

Atas kejadian tersebut, para mahasiswa penerima KIP-K di UPNVY akhirnya berinisiasi untuk membentuk sebuah komunitas KMKIP-K UPNVY yang berisi kumpulan mahasiswa penerima bantuan KIP-K di UPNVY. Fadhillah ketua KMKIP-K UPNVY menyampaikan, “Komunitas ini tujuannya untuk meningkatkan jiwa bela negara, meningkatkan rasa kekeluargaan sesama mahasiswa KIP-K, dan meningkatkan jiwa berwirausaha,” ujarnya.

Pada pelaksanaannya, komunitas ini tidak jauh berbeda dengan organisasi lain yang terdiri dari ketua, wakil ketua, bendahara, Dewan Kehormatan Komunitas (DKK), serta beberapa divisi seperti kewirausahaan, eksternal, internal, infokom, dan advokasi. Untuk rinciannya, pengurus inti diduduki oleh enam anggota, DKK sebanyak tiga orang, dan setiap divisi kurang lebih diisi oleh sepuluh anggota.

Meskipun telah diketahui oleh pihak universitas dan mencantumkan kata ‘UPNVY’ dalam namanya, pada kenyataannya KMKIP-K UPNVY merupakan bagian eksternal dari UPNVY. “Tidak ada sangkut pautnya dengan kampus. Kami mengambil nama ‘UPNVY’ sebagai mahasiswa di UPNVY saja, bukan berarti kami difasilitasi kampus,” kata Fadhillah.

Bahkan, tidak ada surat keputusan dari pihak kampus yang menyatakan bahwa komunitas ini adalah organisasi yang resmi di UPNVY. “Tidak ada (surat keputusan), ini inisiatif kami sendiri,” kata Fadhillah, “Kami sudah bicara dengan Pak Mursito (Penanggung Jawab KIP-K UPNVY), jika komunitas ini dimasukan ke KM maka akan sekelas BEM, karena lingkupnya luas. Oleh karena itu, kami memilih untuk di luar (eksternal),” jelas mahasiswa yang kerap disapa sebagai Ojik ini.

Dana Kontribusi Penerima KIP-K

Melalui komunitas ini, para mahasiswa penerima dana bantuan memiliki inisiatif untuk membantu mahasiswa KIP-K lain yang tidak mendapatkan biaya hidup. Mereka menghimpun seluruh penerima KIP-K untuk berkontribusi sebesar Rp100 ribu bagi angkatan 2020 dan 2021. “Agar tidak menjadi pungutan, maka didirikanlah komunitas ini untuk membantu mereka (penerima pada skema dua),” ujar Fadhillah. Ia menambahkan, “Mereka tidak akan rugi mengeluarkan Rp100 ribu untuk membantu.”

Sedangkan bagi penerima KIP-K angkatan 2022, dana kontribusi dipatok sebesar Rp400 ribu dan Rp600 ribu tiap semesternya. Fadhillah mengatakan bahwa, “Kami ajak koordinator angkatan 2022 dan mereka excited. Mereka bilang karena ini angkatan mereka yang bermasalah, maka mereka kontribusi lebih besar,” jelas Fadhillah. 

Menurut data penerima KIP-K angkatan 2022 yang diperoleh dari Nisa salah satu koordinator KIP-K angkatan 2022, tercatat ada tiga kategori penerima bantuan dana KIP-K. Kategori pertama merupakan mereka yang mendapatkan biaya pendidikan dan biaya hidup secara penuh. Dalam kategori pertama ini, total ada 546 penerima. Para penerima yang masuk ke dalam kategori ini membayar iuran kontribusi sebesar Rp400 ribu untuk membantu biaya hidup 207 mahasiswa lain yang tidak lolos KIP-K.

Pada kategori kedua adalah penerima yang masuk setelah adanya penambahan kuota untuk seratus orang. Jadi, dari total 207 orang yang tidak lolos KIP-K sebelumnya, ada seratus orang yang akhirnya mendapatkan biaya pendidikan dan biaya hidup. Mereka pada kategori ini diminta untuk membayar kontribusi sebesar Rp600 ribu per dua semester untuk membantu 107 mahasiswa yang belum mendapatkan biaya hidup.

Berbeda dengan dua kategori sebelumnya, kategori ketiga ini merupakan penerima yang tidak mendapatkan bantuan biaya hidup dan hanya dibebaskan untuk pembayaran uang kuliah.

Sekar mahasiswa penerima KIP-K program studi Akuntansi angkatan 2022 merupakan salah satu mahasiswa yang masuk ke dalam penerima kategori dua. Ia mengatakan bahwa kesepakatan awal mengenai dana kontribusi adalah Rp600 ribu per semesternya, tetapi pada kesepakatan akhir diubah menjadi sebesar Rp600 ribu per dua semester. Ia juga menyampaikan bahwa tidak keberatan untuk membayar sejumlah tersebut, “Jujur tidak keberatan, kalau dapat membantu mahasiswa yang tidak mendapat biaya hidup itu tidak apa-apa,” ujarnya.

Pengumpulan dana kontribusi ini dihimpun langsung oleh bendahara KMKIP-K UPNVY. Salah satu bendahara komunitas ini mengungkapkan, bahwa saat ini dana kontribusi bersifat wajib bagi penerima KIP-K di UPNVY. “Dulu awalnya opsional, tapi sekarang wajib, karena dulu belum ada surat keputusan,” ungkapnya, “Sedangkan sekarang sudah ada suratnya,” tambahnya.

Tetapi hal yang berbeda disampaikan oleh ketua KMKIP-K UPNVY yang menjelaskan bahwa, “Awalnya memang diwajibkan, tetapi pada realisasinya banyak yang protes. Jadi setelah itu dari kami terserah saja.”

Dalam pelaksanaan inisiatif dana kontribusi, tentu komunikasi dan pemberian informasi menjadi hal yang sangat penting. Apalagi, jika mengingat jumlah penerima KIP-K di UPNVY yang jumlahnya tidak sedikit. Maka dari itu, dibuatlah sosialisasi bagi seluruh mahasiswa penerima KIP-K. Hal ini disampaikan oleh Sekar, salah satu mahasiswa penerima KIP-K, “Awal kumpul dengan salah satu tim IT KIP-K di auditorium sampai masjid (kampus 1),” ungkapnya, “Diminta untuk sukarela ngasih uang (kontribusi),” pungkasnya.

Selain sosialisasi, untuk menjembatani penyebaran informasi pada seluruh penerima, ditunjuklah koordinator dari masing-masing angkatan di setiap program studi. Salah satu koordinator tersebut adalah Abdulloh Qoyyum mahasiswa angkatan 2021 program studi Metalurgi. Ia mengungkapkan bahwa tidak keberatan untuk memberikan dana kontribusi, “Kalau dari saya, teman-teman dari Metalurgi fine-fine saja, asal jelas dananya kemana,” ungkapnya.

Abdulloh juga mengatakan bahwa sempat ada pro dan kontra yang ia terima. “Pasti ada yang kontra dan tidak. Kalau ada yang tidak membayar, itu tidak apa-apa,” tuturnya, “Tapi nanti saat pencairan dana lagi (semester berikutnya) kalau bisa membayar,” tambahnya.

Bisnis Pertama Komunitas KMKIP-K UPNVY

Veykip Cafe tampak luar. (Sumber: Azahra Dita Pramesti)

Selain digunakan untuk membantu para mahasiswa yang tidak mendapat biaya hidup, uang kontribusi yang mereka kumpulkan ini dijadikan sebagai dana awal pembuatan sebuah usaha. Untuk sekarang, usaha yang sedang dirintis oleh komunitas ini merupakan sebuah kafe atau tempat makan yang diketuai oleh koordinator divisi kewirausahaan. Kafe yang sudah dibuka sejak tanggal (12/05/23) di Jalan Pringwulung No. 358C, Condongcatur, Sleman ini diberi nama ‘Veykip Cafe’.

Veykip Cafe tampak dalam. (Sumber: Dwi Yulianti)

Menurut Fadhillah, dibuatnya usaha ini bertujuan untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan dan memberi lapangan pekerjaan kepada mahasiswa penerima KIP-K di UPNVY. Pada awal dibentuknya usaha tersebut, mereka mengaku terinspirasi dari mahasiswa KIP-K di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), seperti yang dikatakan oleh salah satu tim IT KIP-K UPNVY, “Kalau yang kafe itu awalnya terinspirasi dari mahasiswa KIP-K UNY. Di sana kan sudah banyak usaha, misalnya seperti Plaza UNY.”

Koordinator program studi Metalurgi angkatan 2021 Abdulloh mengutarakan pendapatnya mengenai pendirian Veykip Cafe. “Adanya usaha untuk anak-anak KIP-K bagus, sih. Jadi ada peluang kerja mencari tambahan dana dari part time,” ujarnya. Ia juga menyampaikan harapannya pada berjalannya usaha ini, “Semoga bisa lebih diperluas lagi jaringannya, tidak hanya kafe,” harapnya, “Anak-anak KIP-K juga bisa diajak gerak aktif, jadi ada softskill dan hardskill yang diasah,” tutupnya.

Suatu usaha didirikan pastinya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Jika usaha ini mendapatkan keuntungan, maka akan disalurkan kembali kepada mahasiswa yang sudah berkontribusi dalam iuran. “Misalkan usaha itu jalan dan mendapatkan keuntungan, maka difasilitasi wisudanya, diajak jalan-jalan,” ucap Fadhillah. Jadi, setiap mahasiswa KIP-K UPNVY yang sudah memberikan iuran kontribusi kepada KMKIP-K, juga akan mendapatkan manfaat.

Namun, sebuah usaha yang berjalan pasti memiliki pasang surut. Meskipun demikian, ketua KMKIP-K UPNVY Fadhillah mengatakan cukup optimis dalam pembentukan usaha ini. Bahkan mereka telah menyiapkan rencana untuk tetap melanjutkan penghimpunan dana kontribusi bagi mahasiswa angkatan 2023 nantinya, apabila usaha ini tidak menghasilkan. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan iuran kontribusi bagi angkatan 2020. (Anggun Falufi Eriyanti LPM Sikap, Sania Rintis Adristi BPPM Kliring)


Editor: Dias Nurul Fajriani

 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.