Header Ads

Mengenal KRS dan Polemik Pengisiannya

Laman CBIS yang eror. (Sumber: Delima Purnamasari)

Kartu Rencana Studi (KRS) merupakan acuan kuliah selama satu semester. KRS biasanya berisi informasi terkait mata kuliah, total Satuan Kredit Semester (SKS), dosen pengampu, dan identitas mahasiswa. Momen pengisisan KRS dilakukan sebelum semester baru dimulai.

Pada semester ganjil ini, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” melaksanakan pengisian KRS mulai 8 Agustus sampai dengan 12 Agustus 2022. Jadwal disesuaikan dengan fakultas dan jurusan masing-masing. Namun, terdapat keterlambatan jadwal input dan pemetaan ruang kelas pada CBIS yang terintegrasi dengan BISMA. Hal ini menyebabkan jadwal pengisian diundur menjadi tanggal 9 Agustus sampai 13 Agustus 2022. Penundaan ini banyak menuai respons negatif dari mahasiswa.

Hasil survei KRS bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi. (Sumber: Advokasi Himakom 2020/2021)

Pihak Advokasi Himakom periode 2020/2021 sendiri pernah melakukan sebuah survei mengenai KRS. Bertajuk Survei KRS 2, sebanyak 56,1% dari 57 responden mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2018-2020 mengaku setuju jika sistem KRS tidak dibuka tepat waktu. 

Kendala lain yang terus dihadapi oleh mahasiswa kala mengisi KRS adalah jadwal tiap mata kuliah yang bersamaan. Hal ini dijelaskan oleh Kepala Bidang Advokasi Himakom, Azizah Putri Cahyani.

“Yang paling sering biasanya jadwal konsentrasi. Kalau di Ilkom kan ada markom, broadcast, dan jurnalistik. Misalnya, di konsentrasi markom ada mata kuliah yang padat di hari Rabu. Jadi, sehari bisa 4 sampai 5 mata kuliah. Itu kan kasian mahasiswanya. Kita bilang ke Kaprodi dan pengajaran kalau harus ada yang dipindah atau diganti hari, jelas Azizah.

Oki Tsany Nur Hanifah, mahasiswa Ilmu Komunikasi konsentrasi Marketing Communication turut menyampaikan kendala pengisian KRS. “Kendala ketika hari H tiba-tiba website down. Jadi, aku telat masuk lalu kehabisan kelas. Untuk buka kelas baru atau nambah kuota juga lama banget. Harus nunggu berjam-jam bahkan sampai sore masih kurang dua matkul.”

Kendala tidak hanya terjadi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Namun, terjadi juga di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. “Hari ini belum KRS-an. Harusnya hari ini, tapi diundur karena server down dan BISMA belum siap padahal udah nungguin dari jam 7,” ujar Akbellia, mahasiswa semester 7 Jurusan Akuntansi.

Pada jadwal pengisian di semester ini ada pula SKS yang turun. Hal ini berakibat pada hilangnya mata kuliah yang telah dimasukan. “Kemarin udah selesai ngurus KRS di kampus sampai dengan jam 4. Lalu ada laporan, kalau SKS mereka turun. Jadi kalau IP 0 itu kan maksimal ambil SKS hanya 16. Mereka awalnya sudah input 24 SKS karena IP-nya lebih dari 3. Pas dibuka lagi, SKS mereka turun jadi 16 dan IP-nya 0,” tambah Azizah.

Menurutnya, ada dua alasan yang menyebabkan mata kuliah hilang ketika sudah diinput, yaitu servernya yang rusak atau adanya maling alias hacker. “Selama aku ngurusin KRS ada dua tipe hacker. Pertama, yang bisa mengambil dan melepas mata kuliah milik orang lain. Kedua, mereka yang bisa input duluan. Untuk yang input duluan ini kita bisa tahu.”

Persoalan mengenai hacker memang bukanlah hal baru. Suarasikap pernah mewawancarai mahasiswa yang mengaku bisa membobol sistem dengan menambahkan kode URL di situsnya.

Baca Juga: Hal-Hal yang Harus Diketahui Mahasiswa Mengenai KRS-an

Lalu ada kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pihak kampus yaitu adanya tambahan hari kuliah. Saat ini, hari Sabtu juga digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dikarenakan kurangnya kapasitas kelas. Banyak yang mahasiswa mengeluhkan dan menyayangkan kebijakan ini.

“Kalau bisa servernya dibenerin. Kalau memang gedungnya tidak mencukupi, mahasiswanya jangan ditambah. Kemarin beberapa jadwal kuliahku dipindah hari Sabtu. Benahi sarana dan prasarananya dulu baru nambah mahasiswa,” tutur Oki.

Sedangkan Azizah, berharap kampus mulai memperbaiki persoalan rutin ini dan melakukan pemberitahuan jika menerapkan kebijakan baru. “Jangan terlalu mikirin akreditasi kalau misal sistemnya masih hancur. Nambah kuota mahasiswa terus tapi fasilitasnya tidak diperbaiki.” (Mailinda)

 

Editor: Delima Purnamasari

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.