Header Ads

Tugiri, Sosok Gigih yang Lestarikan Tradisi Begalan

 

Tugiri sedang melaksanakan tradisi begalan pada tahun 2012. (Sumber: Tugiri)

Begalan merupakan tradisi yang masih dilaksanakan oleh masyarakat Banyumas. Tradisi ini utamanya dilakukan pada pernikahan anak pertama dengan anak pertama, anak pertama dengan anak terakhir, dan anak terakhir dengan anak terakhir.

Salah satu tokoh yang masih melestarikan dan menjalankan kebudayaan ini yaitu Tugiri. Sosok yang lahir di Banyumas pada 5 November 1952 ini mengaku menjalankan tradisi begalan demi melestarikan budaya. Ia merasa resah karena tradisi begalan sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat.

Meski sering dianggap simpel, begalan bukanlah tradisi yang gampang. Justru cenderung sulit karena di dalamnya berisi berbagai macam hal yang harus dikuasai,ujar Tugiri yang juga suka menyanyikan tembang Jawa.

Begalan sendiri berasal dari kata begal yang berarti perampokan. Pada pelaksanaannya, ada sosok yang berperan sebagai pembawa barang bernama Gunareka dan pembegal bernama Rekaguna. Dua sosok tersebut akan melakukan dialog lucu yang berisi nasihat untuk mempelai ketika menjalani kehidupan berumah tangga nantinya.

Tugiri mulai menjalankan tradisi begalan sejak tahun 1973. Pria berusia lebih dari setengah abad tersebut mengaku telah lebih dari 500 kali menjalankan tradisi begalan. Karena itu, tak heran sosoknya cukup terkenal di Kabupaten Banyumas.

Dirinya sebenarnya juga bisa menjadi dalang. Namun, memilih tradisi begalan karena dinilai lebih hemat biaya. Alat dan properti yang dipakai cukup membutuhkan pakaian adat.

“Saat pertama kali melakukan begalan tentu takut dan grogi. Takut ada yang salah dan suaranya tiba-tiba hilang. Namun, setelah selesai benar-benar merasa senang dan juga puas,” ungkap pria yang biasa disapa Mbah Tugiri ini seraya menerawang kejadian 47 tahun lalu.

Bermula karena melihat sang Ayah yang melakukan tradisi ini, Tugiri merasa tertarik dan ingin mempelajari. Ayahnya menjadi awal mula ia menjalankan tradisi. Meski demikian, hal ini berangkat dari kemauannya sendiri dan tanpa paksaan dari sang Ayah.

Menjalani hari-hari itu ya harus senang.  Nah, kalau sehari-hari saja senang maka pada saat begalan harus lebih senang lagi karena suasana hati akan memengaruhi proses begalannya, jelasnya.

Biasanya ia akan mengurangi aktivitas sehari sebelum melakukan begalan. Ini dilakukan demi menjaga suasana hati dan juga stamina tubuh. Tugiri juga akan menghindari kopi, makanan berminyak, makanan yang digoreng, dan tak lupa beristirahat dengan cukup. (Mailinda)

 

Editor: Delima Purnamasari

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.