Header Ads

Lima Rekomendasi Film Pendek Bertajuk Women Empowerment

Perempuan merupakan orang yang sangat berharga dan istimewa. Hal ini menumbuhkan rasa dan nilai lebih bagi seorang perempuan. Namun, perjuangan mendapatkan hak-haknya dalam berkehidupan sangatlah sulit. Oleh karena itu, tercetuslah Hari Perempuan Internasional yang diperingati setiap tanggal 8 Maret untuk menyuarakan lebih lantang tentang keadilan hak-hak perempuan dan menciptakan kedamaian dunia. Dengan adanya emansipasi perempuan ini, diharapakan kesetaraan gender dapat diberlakukan dengan baik. Bagaimanapun juga, perempuan memiliki kekuatan yang sama dengan laki–laki dalam menjalani hidup tanpa perbedaan sedikitpun. Untuk memperkuat pemikiran dan menyemangati perempuan dalam kehidupannya, dibuatlah beberapa film mengenai women empowerment. Berikut merupakan lima rekomendasi film pendek mengenai empowered women yang menarik ditonton baik sendiri maupun dengan orang terkasih.

Dua detik

Dua detik merupakan short movie yang membahas mengenai isu dunia media sosial. Seorang gadis yang berprofesi sebagai model tidak dapat menikmati hidupnya di masa muda seperti selayaknya. Postingan di media sosialnya justru membawa dampak buruk bagi kesehatan mentalnya. Berbagai cacian dan makian membuat mentalnya sedikit terganggu.

Cover Dua Detik
Sumber: YouTube.com

Omongan orang–orang yang hanya nampak melalui tulisan dari ketikan jarinya membuatnya tidak memiliki kepercayaan diri yang matang. Segala komentar mengenai dirinya akan ia masukkan ke hati dan membuat hidupnya terus mengalami kegelisahan. Bahkan, sempat terpikirkan olehnya untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Namun, dari semua kejadian yang menimpanya, ia masih sangat beruntung memiliki sosok ayah yang mendukungnya. Ayahnya terus memberikan semangat dan kobaran cinta baginya agar terus melanjutkan hidup serta tidak memikirkan omongan orang dibalik layar sosial medianya.

Film yang dihadirkan melalui platform YouTube ini sangatlah bagus. Isu mengenai kesehatan mental yang diulas dengan lingkup perjuangan perempuan membuat tambahan poin tersendiri untuk film ini. Membuka mata kita agar bertindak dan melakukan sesuatu secara berhati–hati, karena kita tidak mengetahui perasaan orang lain. Kutipan di akhir film di akun YouTube Menjadi Manusia ini juga memberikan pandangan baru terhadap penonton.

2.      Wedok

Menggambarkan judulnya sendiri, film wedok ini merupakan short movie yang menceritakan mengenai gambaran keinginan kebebasan perempuan dalam bergerak seperti laki–laki. Fatma, sebagai peran utama dalam film ini menginginkan kebebasan dalam hidupnya. Sebagai seorang anak perempuan, ia sangat cemburu dengan adik laki-lakinya dalam melakukan hal–hal seperti bersekolah dan bersosialisasi.

Wedok dalam framming kemenangannya
Sumber: YouTube.com

Dikisahkan, Fatma harus memenuhi kodrat perempuan dengan tugas rumah yang membebaninya. Dengan latar waktu pada zaman dahulu, sangat mengisahkan emansipasi perempuan. Mereka menginginkan kebebasan dalam hidup dan melakukan apapun dengan mudahnya, seperti laki–laki melakukannya. Hingga pada akhirnya, dalam alur film yang diunggah akun Youtube Ryan Naution ini dijelaskan, setelah beberapa tahun akhirnya Fatma (sebagai implementasi wanita) dapat bersekolah seperti halnya laki–laki dan melakukan hal lainnya.

3.      Dani

Diunggah oleh akun YouTube Smiely Khurana, film dengan judul Dani ini mengisahkan seorang gadis yang memiliki mimpi untuk menjadi director dalam bidang content creator. Sayangnya, ia memiliki ayah yang masih memiliki pemikiran yang kolot. Anak perempuannya dirasa tidak memiliki power dalam bidang tersebut. Ayahnya menentang keras jika ia harus terjun kedalam bidang perfilman khususnya menjadi director.

Short Movie Dani
Sumber: YouTube.com

Kisah dengan latar belakang waktu yang sudah ada pada era modern ini, kemudian membawa pemikiran ayahnya mengenai laki–laki yang lebih kuat daripada perempuan menjadi salah. Bagaimana perempuan bisa maju jika pemikiran seperti sosok ayah tersebut masih ada hingga sekarang? Dikemas secara ringkas dengan durasi yang pendek membuat film sangat menarik karena langsung menampilkan konflik dan penyelesaiannya. Namun, hal lain seperti kejelasan adegan lebih mendalam dirasa sangat perlu agar tidak terkesan “menggantung” pada alur ceritanya.

4.      Demi Nama Baik Kampus

Demi Nama Baik Kampus merupakan sebuah short movie yang mengisahkan seorang perempuan yang harus berjuang untuk mendapatkan keadilan karena mengalami pelecehan seksual di kampusnya. Cerita ini dikemas dengan begitu apik dengan nilai–nilai seperti persahabatan, perjuangan perempuan dan keadilan didalamnya. Dirilis melalui akun YouTube Cerdas Berkarakter Kemendikbud RI, memang nyata jika nilai dan kemasan ceritanya sangat bermakna bagi penontonnya.

Cover film Demi Nama Baik Kampus
Sumber: GenSINDO

Rahayuningtyas Aulia Ayu Salsabilla, Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2020 turut mengomentari film ini. “Menurutku, ide ceritanya sangat bagus karena diambil mengenai hal yang berhubungan dengan yang terjadi akhir–akhir ini (sering) terjadi,tuturnya.

Ia menambahkan bahwa alur cerita dalam pengangkatan film ini sangatlah bagus. “kalau dari segi alur cerita, dari pandanganku sendiri ini merupakan alur yang mudah dipahami. Ide cerita yang ditampilkan sangat jelas urutannya, diawali dari latar belakang pelecehan dimulai, pelaku pelecehannya, dampak yang didapatkan korban, hingga adanya pihak yang membantu seperti satgas,imbuh mahasiswa yang akrab dipanggil Bella ini.

5.      The Lost Room

Cuplikan adegan The Lost Room
Sumber: Viddsee.com

Mengisahkan cerita hidup Betari, anak perempuan yang hidup dengan kentalnya nilai jawa di dalam keluarganya. Hidup di era yang sudah modern namun masih dengan pemikiran yang kental dengan nilai–nilai jawa jaman dahulu, membuat hidupnya dilanda gelisah dan serba salah. Salah satu adegan yang mengesankan pada film ini adalah saat keluarga Betari menyelesaikan permasalahan keluarga di Omah Njero. Disitulah segala keluh kesah Betari sebagai anak perempuan ia keluarkan.

“Anak perempuan itu harus bahagia menurut kebahagian orang lain, bukan diciptakan dari dirinya sendiri.” Begitulah sepercik kutipan yang diutarakan Betari. Ia dirundung bingung karena tidak bisa menjalani kehidupan sebagaimana mestinya anak perempuan pada saat ini. Hingga pada akhirnya, ia memilih untuk menyuarakan yang dipendam dan memutuskan sebuah keputusan dalam hidupnya untuk membawa perubahan. Tentu saja hal tersebut merupakan hal yang sangat bagus karena perempuan juga harus bisa membuat keputusan sendiri tanpa harus ikut ngalor ngidul dengan orang lain.

Film ini sangatlah bagus dengan Executive Producer Pusat Pengembangan Perfilman Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Kemasan film yang sangat apik dengan latar belakang jawa yang sangat kental di era modernisasi membuat kesempurnaan di dalam film ini. Namun sayangnya, film pendek yang dapat di tonton melalui Viddsee.com ini kurang dalam memberikan subtitle. Percakapan dengan bahasa jawa dari awal hingga akhir tidak dapat dimengerti oleh semua orang. Tentu sangat disayangkan untuk film sebagus ini jika tidak ada terjemahan dalam bahasa nasional (Bahasa Indonesia) karena penontonnya tidak hanya berasal dari kalangan jawa saja.

Itulah lima rekomendasi film pendek yang bertemakan women empowerment. Semoga semua perempuan yang ada di seluruh dunia dapat hidup dengan pilihan mereka masing–masing dalam menentukan arah tujuan hidupnya. Perempuan pasti memiliki keistimewaan tersendiri, namun bukan berarti perempuan lemah. Justru keistimewaan tersebut menjadikan sebuah kekuatan dalam menjalani hidupnya. Semua perempuan kuat dan hebat tanpa kurang. Selamat Hari Perempuan Internasional, teruslah maju perempuan-perempuan di dunia. (Diah Rahayu Agustin)


Editor: Dias Nurul Fajriani

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.