Header Ads

Bernostalgia di Pasar Kangen #2022

Suasana di Pasar Kangen. (Sumber: Muhammad Dwiki Andyanto)


Yogyakarta, SIKAP - Pasar Kangen merupakan acara yang rutin diadakan di Yogyakarta. Acara Pasar Kangen #2022 ini ingin menghidupkan kembali suasana “tempoe doeloe”. Hal inilah yang menjadi alasan diberi istilah Pasar Kangen. Dengan judul “Pasar Kangen #2022”, acara ini mengusung tema “Among Tani Dagang Layar”. 


Pasar Kangen #2022 mulanya berlangsung dari 25-28 Februari kemudian diperpanjang hingga 6 Maret 2022. Acara ini berlokasi di Gedung Depo Arsip, tepatnya di selatan Perpusda atau timur JEC. Acara diselenggarakan bersamaan dengan peresmian diorama di Gedung Arsip Daerah oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.


Meskipun tidak ada biaya masuk, pengunjung Pasar Kangen cukup sepi saat awal pasar ini dibuka. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, Pasar Kangen semakin ramai oleh pengunjung terutama di akhir pekan. Kesan positif dilontarkan oleh para pedagang terkait acara ini, salah satunya oleh Bowo sebagai penjual Tahu Gejrot di Pasar Kangen.


“Dulunya omzet penjualan saya menurun akibat berkembangnya tren makanan hingga situasi pandemi. Namun, semenjak saya berjualan selama seminggu di Pasar kangen, omzet saya meningkat hampir tiga kali lipat. Saya sangat berterima kasih kepada penyelenggara acara ini. Saya berharap ke depannya acara ini dirutinkan kembali agar dapat menjangkau pelaku usaha UMKM jajanan lawas yang lain,” ucap Bowo saat diwawancarai.


Pasar Kangen ini menyediakan 70 stand yang dapat digunakan oleh para pelaku usaha. Stand disusun rapi serta dibuat dengan bambu dan beratapkan daun menambah kesan “tempo doeloe”. 


Bagi penyuka barang-barang antik, Pasar Kangen menyediakan barang-barang kuno, seperti koin, buku, televisi dan lain sebagainya. Di sini juga terdapat makanan serta minuman lawas. Misalnya, apem beras, tahu gejrot, nasi langgi, es tape, ketan, dan lain-lain. Selain itu, acara turut dimeriahkan oleh beberapa seniman Jogja yang membuat suasana “tempo doeloe” Pasar Kangen ini semakin terasa. (Muhammad Dwiki Andyanto)


Editor: Lingga Prasetya

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.