Header Ads

Our Beloved Summer: Menjadi Versi Terbaik Diri Sendiri dengan Menyembuhkan Innerchild

 

Poster Drama Korea ‘Our Beloved Summer’ (Sumber: inikpop.com)

“Konon, semakin kita berupaya keras mengabaikan masa lalu, semakin kita terjebak di dalamnya,” Yeon Su

Gangguan kesehatan mental saat ini menjadi isu penting yang hadir di tengah masyarakat terutama kalangan anak muda. Meski begitu, kehadirannya kerap terabaikan karena stigma negatif terhadap penderitanya. Trauma masa kecil atau innerchild menjadi salah satu penyebab gangguan kesehatan mental yang banyak dialami sebagian orang. Baru–baru ini, drama Korea ‘Our Beloved Summer’ yang dibintangi oleh Choi Woo-shik sebagai Choi Ung dan Kim Da-mi sebagai Yeon Su, sukses menarik perhatian penonton melalui pengangkatan masalah innerchild yang dialami kedua tokoh utamanya.

Drama slice of life ini menyajikan alur maju mundur yang ringan dan mudah dipahami. Kisah nya yang related dengan kehidupan anak muda saat ini, menjadikan ‘Our Beloved Summer’ sebagai drama yang melekat di hati penontonnya.

Dikemas dengan apik, drama bergenre komedi romantis ini menghadirkan perjalanan hidup dari sepasang mantan kekasih. Sifat Yeon Su yang ambisius, pekerja keras, dan mandiri sangat bertolak belakang dengan Choi Ung yang menjalani hidupnya dengan santai seperti tanpa halangan. Adanya dua karakter yang sangat kontras tersebut menjadikan drama ‘Our Beloved Summer’ terkesan lebih hidup.

Namun siapa sangka dibalik bertolak belakangnya kedua sifat tokoh utama, mereka pernah mengalami masa–masa sulit dan memiliki trauma masa kecil yang terbawa hingga mereka dewasa. Peristiwa baik maupun buruk yang dialami saat masa kecil membentuk kepribadian mereka saat dewasa, atau yang biasa disebut dengan innerchild.

Choi Ung dikisahkan sebagai anak tunggal yang berkecukupan dan amat disayangi kedua orang tuanya, namun ia baru mengetahui bahwa dirinya adalah anak adopsi. Trauma masa kecil Choi Ung semakin terasa ketika Yeon Su memutuskan hubungan dengan dirinya. Perasaan takut untuk ditinggalkan membuat Choi Ung memilih menghabiskan waktunya untuk menyendiri, tanpa ambisi, dan tujuan. Hal-hal tersebut dapat terlihat dari hasil karyanya yang sebagian besar tidak memperlihatkan gambar manusia yang menurutnya dapat berubah seiring berjalannya waktu.

Difa Rakhmawati Mahadi (19) Mahasiswa Jurusan Agribisnis Universitas Gadjah Mada, turut membagikan pengalamannya ditinggalkan seseorang yang disayang seperti kisah Choi Ung.

“Ya sama seperti Choi Ung, aku pernah ditinggalin sama orang yang bener-bener disayang. Gara–gara ditinggal itu jadi seperti nyalahin diri sendiri kenapa bisa sampai ditinggalin. Tapi aku jadi sadar, banyak orang yang masih peduli seperti keluarga dan temen-temen yang buat aku bertahan,” jelas Difa.

Yeon Su sendiri sedari kecil tinggal bersama neneknya dan tidak diceritakan bagaimana ia bisa kehilangan kedua orang tuanya. Perjalanan hidup Yeon Su digambarkan banyak mengalami kesulitan, terutama pada masalah ekonomi. Hal itu yang mendasari ia menjadi bekerja keras banting tulang demi menghidupi dirinya sendiri dan neneknya.

Adegan Yeon Su memutuskan Choi Ung (Sumber: tumgir.com)

Selain itu, keputusan untuk mengakhiri hubungan dengan Choi Ung secara sepihak juga disebabkan karena saat itu ia sedang berada di situasi sulit yang membuatnya selalu berpura-pura egois dan tidak tertarik pada dunia sekitarnya. Yeon Su berpandangan bahwa ia tak layak bersama Choi Ung karena kehidupannaya yang berkebalikan dengan kekasihnya yang serba berkecukupan dan tanpa ambisi. Di tengah lilitan hutang dan neneknya yang dirawat di rumah sakit, Yeon Su memutuskan untuk meninggalkan Choi Ung.

Believe Ayu Ashafaa (19) Mahasiwa UPN “Veteran” Yogyakarta, membagikan tanggapannya terhadap masalah yang dialami oleh tokoh Our Beloved Summer’.

“Aku pernah ngerasain masa–masa sulit, perasannya jadi ga percaya diri, aku juga susah nentuin tujuanku, takut mau ngapa-ngapain, selalu ngerasa sendiri. Waktu itu aku lari dari masalah seperti Yeon Su, aku ga ngebenerin waktu itu lari dari masalah, tapi dari situ aku belajar buat lebih berani ngadepin kedepannya karena lari ga bikin lega walaupun sekarang udah baik-baik aja,” ungkap Believe.

Innerchild yang dialami kedua tokoh utama mengakibatkan keduanya mulai mempertanyakan tujuan hidup mereka. Selama ini mereka hanya hidup mengalir mengikuti arus, tidak ada tujuan. Choi Ung dan Yeon Su kemudian mulai menata hidup, berdamai dengan masa lalu dan menghadirkan versi terbaik dari diri mereka sendiri. Penyembuhan luka innerchild mereka dimulai ketika mereka menyadari bahwa ada orang disekelilingnya yang menyanyangi mereka dengan tulus sehingga tidak merasa sendiri. Melalui adegan-adegan pada drama tersbut, penonton diajak untuk merefleksikan kehidupan yang telah dijalani selama ini.

Dhio Arliato (20) Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo, membagikan pendapatnya tentang usaha menjadi versi terbaik diri sendiri. Menurutnya, hal tersebut dapat diraih dengan mempersiapkan masa depan sebaik mungkin seperti Choi Ung yang pada akhirnya memutuskan untuk kuliah arsitektur di Prancis.

“Aku lebih berpikiran ke masa depanku, tetap harus ngejar masa depan yang lebih baik gitu. Caranya yang pasti kuliah yang bener dan ga neko-neko.”

Berdasarkan wawancara yang dilakukan, narasumber juga sempat membagikan tips-tips belajar menjadi versi terbaik diri sendiri dengan menyembuhkan innerchild.

“Tipsnya mungkin dengan mengenal diri sendiri, bisa kaya menulis surat tentang apa yang dirasakan ke diri sendiri, terus kita juga bisa healing untuk menenangkan pikiran. Nah pas healing kita bisa merenungi masalah dan mencari jalan keluarnya, kalau ga ketemu jalan keluar bisa konsultasi ke ahli dibantu gimana mengatasi innerchild itu,” jelasnya.

Drama ‘Our Beloved Summer’ mengajarkan kita untuk menerima diri sendiri dengan apa adanya, salah satunya adalah berdamai dengan masa lalu dan menyembuhkan innerchild. Drama ini cocok untuk ditonton saat rehat atau healing karena pembawaannya yang ringan namun tidak melulu soal percintaan, tetapi juga proses pendewasaan yang bisa kita petik pelajarannya. (Maritza Luthfi El Fahmi)


Editor: Dias Nurul Fajriani

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.