Header Ads

Media dan Jurnalisme Kembali Jadi Konsentrasi dengan Jumlah Peminat Terendah

Ilustrasi kerja lulusan Konsentrasi Media dan Jurnalisme sebagai wartawan. (Sumber: Arfan Nur Irmawan)

Di antara tiga konsentrasi Program Studi Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Yogyakarta, Media dan Jurnalisme menempati urutan terakhir apabila dilihat dari jumlah peminatnya. Selama dua tahun belakangan, tercatat bahwa mahasiswa yang memilih konsentrasi ini di angkatan 2019 berjumlah 14 orang dan hanya bertambah dua orang di angkatan 2020 dengan total 16 mahasiswa.

Dari total 141 mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi 2019, peminat terbanyak berada pada Marketing Communication dengan 91 mahasiswa. Selanjutnya, diikuti oleh Konsentrasi Broadcasting dengan 36 mahasiswa. Pada angkatan tahun 2020, juga tak mengalami banyak perubahan. Konsentrasi Marketing Communication masih menempati urutan pertama dengan 124 mahasiswa, sedangkan Broadcasting mencapai 46 mahasiswa.

Jumlah peminat Konsentrasi Prodi Ilmu Komunikasi Angkatan 2018-2020. (Sumber: Suarasikap/Adinda Farah R.)

Jika diselisik pada angkatan tahun 2018, pemilih Konsentrasi Media dan Jurnalisme masih mencapai 28 mahasiswa. Mereka yang mengambil Konsentrasi Marketing Communication sebanyak 39 mahasiswa, Broadcasting sebanyak 16 mahasiswa, dan Konsentrasi Public Relations yang saat itu masih ada mencapai 64 mahasiswa. 

Sepinya peminat Konsentrasi Media dan Jurnalistik bukan menjadi hal baru bagi Prodi Ilmu Komunikasi. Hal ini disampaikan oleh Senja Yustitia, salah satu dosen konsentrasi Media dan Jurnalisme.Bagi saya fenomena ini tidak asing. Ada banyak penyebab yang membuat mahasiswa tertarik pada konsentrasi-konsentrasi tertentu. Biasanya mereka punya preferensi pribadi berdasarkan informasi yang ia dapatkan dan minatnya.

Fenomena ini cukup kontras dengan awal terbentuknya Jurusan Ilmu Komunikasi pada tahun 1995 yang hanya berfokus pada bidang jurnalistik. Jurusan yang kala itu bernama Komunikasi Jurnalistik, dibentuk dengan tujuan awal untuk menghasilkan wartawan handal dalam menulis berita. Oleh sebab itu, banyak masyarakat yang mengenal UPN Veteran Yogyakarta kuat dalam bidang ini.

Stigma menakutkan Konsentrasi Media dan Jurnalisme menjadi salah satu faktor dari sedikitnya mahasiswa yang memilih konsentrasi ini. Kabar bahwa mahasiswa yang mengambil Konsentrasi Media dan Jurnalisme harus pandai menulis dan selalu mengikuti peristiwa yang sedang terjadi menjadi hal yang menakutkan bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi.

Hal tersebut diungkapkan oleh Fathiha Shafa Zahraraya. “Sebenarnya Konsentrasi Jurnalistik menarik dan juga saya minati, tetapi saya tidak sekreatif itu dalam mengembangkan kata-kata,” ungkap Raya yang memilih Konsentrasi Marketing Communication.

Meski demikian, hal tersebut tak membuat Bomaseta Aadityaatloka Nalendra batal memilih konsentrasi ini. Pasalnya, sedari awal dirinya mengaku memang berminat mengambil Konsentrasi Media dan Jurnalisme.

Orang jurnal itu menurutku kritis. Mungkin karena faktor terkait tulisan, bacaan, mengarang, dan sebagainya. Proses tersebut diolah pikiran. Penggunaan otaknya itu sangat masif atau proporsinya besar maka dari itu saya ambil jurnal, ungkap mahasiswa yang akrab dipanggil Boma ini.

Menanggapi minimnya minat terhadap Konsentrasi Media dan Jurnalisme, pihak birokrasi mengaku melakukan tindakan saat pergantian kurikulum 2020. “Yang sudah dilakukan kemarin dengan mengubah kurikulum. Memberi muatan bobot pada Konsentrasi Media dan Jurnalisme dengan mata kuliah yang lebih praktis dan kekinian, ungkap Arif Wibawa selaku Kepala Prodi Ilmu Komunikasi.

Arif menjelaskan bahwa pihaknya akan menyediakan wadah bagi mahasiswa untuk mengenal semua konsentrasi melalui seminar. Materi seminar ini berisi wawasan mengenai seluruh konsentrasi yang ada dengan menghadirkan tokoh yang bersangkutan. Tujuan dari seminar konsentrasi agar mahasiswa memiliki gambaran mengenai semua konsentrasi secara objektif.

Dengan upaya yang telah dilakukan, birokrasi berharap peminat Konsentrasi Media dan Jurnalisme meningkat. “Saya berharap paling tidak satu kelas 40 orang agar kuliahnya juga jadi penuh semangat,” tutur Arif. (Arfan Nur Irmawan)

 

Editor: Delima Purnamasari

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.