Header Ads

Kuliah dari Rumah, OK Tetap Melaksanakan Kegiatan di Kampus

 

Himpunan Mahasiswa Humas bersiap melakukan Bakti Sosial (Sumber: Dokumentasi HM Humas)

Hampir satu tahun lebih UPN “Veteran” Yogyakarta menyelenggarakan perkuliahan daring sejak pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia. Seluruh kegiatan belajar mengajar secara total dilaksanakan secara daring. Namun, kegiatan administrasi tetap diselenggarakan di kampus secara luring karena tuntutan yang harus dipenuhi. Selain itu, Organisasi Kemahasiswaan (OK) ternyata juga masih dilaksanakan secara luring. Dari sini timbul pertanyaan. Mengapa kegiatan OK sudah dapat dilakukan secara luring namun kegiatan belajar mengajar masih dilaksanakan secara daring?

Menurut Wakil Ketua BEM KM UPN “Veteran” Yogyakarta, Restra Dewa, memang benar bahwa OK sering mengadakan kegiatan dikampus baik itu rapat ataupun kegiatan-kegiatan lain. Menurut Dewa, setelah penutupan kampus secara total, OK kembali melakukan kegiatan di lingkungan kampus pada bulan Oktober 2020. Menurutnya, kegiatan OK secara umum setiap minggu sesuai dengan jadwal piket dan ketentuan dari masing-masing OK. Beberapa dari mereka yang datang ke kampus dikarenakan keperluan bertemu dengan birokrasi kampus ataupun kegiatan yang memang menuntut mereka harus melakukannya di lingkungan kampus.

“Untuk alasan kenapa harus ke kampus, ya karena memang urusan hanya bisa diselesaikan di kampus. Misalnya kalau harus bertemu Dekan atau Wadek. Sejauh ini, area lingkungan kampus yang digunakan anggota OK pun hanya sekitaran sekretariat masing-masing OK. Namun, tak jarang mereka menggunakan ruangan tertentu untuk suatu keperluan seperti ruang seminar. Tentunya dengan prosedur yang ada. Ketika harus menggunakan ruangan tertentu, perizinan wajib dilakukan dan itu pun dengan protokol kesehatan yang telah diberlakukan,” ungkap Dewa.

Mengenai jumlah anggota OK yang datang ke kampus, Dewa mengatakan pihak kampus membatasi jumlah yang diizinkan hadir. Misalnya ketika menggunakan sebuah ruangan untuk suatu kegiatan. Prosedur yang diberlakukan hanya mengizinkan 50% dari daya tampung total ruangan tersebut. Secara keseluruhan, OK lebih sering melakukan kegiatan organisasi seperti rapat atau diskusi di luar kampus, kegiatan yang mereka lakukan di kampus tak lebih karena memang harus dilaksanakan di kampus. “Kalau untuk rapat pendek yang saya tau sih 30% saja yang dilakukan di kampus. Selebihnya dilakukan di luar kampus. Ya kurang lebih rasionya 30:70 lah," ungkapnya.

Menanggapi OK yang melakukan kegiatan di lingkungan kampus, Siti Fatonah M.Si, selaku Wakil Dekan II FISIP membenarkan kegiatan tersebut. Namun, dirinya juga menjelaskan bahwa OK diizinkan melaksanakan kegiatan mereka di kampus jika memang harus dilakukankan di kampus disertai dengan segala prosedur yang ada. 

“Sebelum memberi izin, kami pasti menanyakan apa keperluan mereka, fasilitas apa yang dibutuhkan dan berapa orang yang akan datang. Setelah itu juga akan ada satpam yang mengawasi,” ungkapnya. Jika harus membandingkan antara aktivitas OK dan kuliah luring seperti yang dilaksanakan saat ini, menurut Siti Fatonah, kuliah luring akan menciptakan kerumunan karena jumlah yang banyak sementara kegitan OK hanya dilakukan beberapa orang saja.

Menurut Medi Trilaksono Abadi, salah satu dosen Prodi Hubungan Masyarakat, kemungkinan perkuliahan akan diadakan secara luring masih 50:50. Ia juga menjelaskan pihak kampus sudah membahas perencanaan kuliah luring dengan jumlah mahasiswa yang terbatas. Jika perkuliahan dapat dilakukan secara luring pada semester depan, Medi Trilaksono sebagai dosen mengharapkan agar mahasiswa benar-benar mematuhi protokol kesehatan yang ada. Selain itu, pihak kampus harus menyediakan fasilitas pendukung perkulihan di era new normal ini. 

“Harapan saya mahasiswa dapat tertib menggunakan masker dan menjaga jarak. Dari UPN sendiri harus menyediakan fasilitas seperti alat pengukur suhu tubuh otomatis dan melakukan seterilisasi ruangan setiap selesai dipakai,” ungkapnya.

Sara Berliana selaku Advokasi HM Humas mengatakan, pihak kampus telah menyiapkan 2 rencana pelaksanaan kuliah di semester depan. Rencana A adalah perkuliahan secara hybrid dengan teknis pelaksanaan pembukaan 1 kelas setiap minggu di tiap-tiap prodi. Jumlah maksimal mahasiswa yang diizinkan hadir adalah 10 orang.

 “Teknis perkuliahan hybrid semester depan udah disiapin. Sejauh ini kampus sedang mempersiapkan alat-alatnya. Seperti itu info yang aku dapatkan dari pihak kampus,” ujar Sara. "Ketika kondisi tidak memungkinkan untuk pelaksanaan kuliah luring, pihak kampus akan menjalankan rencana B, yaitu kuliah dilakukan secara daring seperti semeter lalu. Kemungkinan masih belum bisa dipastikan oleh pihak kampus sendiri,” tambahnya. Rizki al Afidz

Editor: Risky Redemptus

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.