Header Ads

Eksistensi Webminar kala Pandemi

Sejak pandemi mendampak ke  seluruh dunia, segala aktivitas pun beralih ke virtual, termasuk webminar yang dilaksanakan melalui berbagai platform video conferences. Layanan virtual video call ini telah membantu berbagai pihak tetap terhubung dengan orang lain.

Istilah meeting online ataupun sejenis menjadi kata kerja yang cukup sering terdengar selama pandemi. Terutama mahasiswa yang sudah memasuki kelas perkuliahan, kemungkinan besar cukup akrab dengan Zoom maupun Google Meet.

Fenomena going online di seluruh aspek telah merajai berbagai bidang. Mulai dari pertemuan yang dilakukan secara daring melalui berbagai platform misalnya Zoom dan Google Meet, baik pertemuan formal seperti sekolah ataupun tidak. Hingga work from home yang sudah dilakukan oleh berbagai perusahaan di tingkat nasional sampai international. Seperti yang dilakukan oleh Google, Facebook, Twitter, dan National Health Services (NHS).

Pertemuan bulanan hingga kajian yang biasanya dilakukan secara tatap muka dialihkan menjadi virtual. Bahkan, proses produksi konten media pun juga dilakukan secara daring, seperti yang dilakukan BBC Radio. Berbagai contoh tersebut cukup menjelaskan bahwa going online menjadi solusi dengan peluang tinggi di era abad 21.           

Dalam kegiatan formal berisi edukasi, webinar  menjadi tren yang menjadi alternatif dari penyelenggaraan seminar luring. Untuk mengaksesnya pun terbilang mudah, pesertanya hanya perlu menyiapkan perangkat elektronik seperti laptop, ponsel, komputer, dan sebagainya dengan akses internet.

Keberadaan webminar dimulai pada tahun 1980-an. Pada masa itu, webminar masih menggunakan PlaceWare (oleh Xerox PARC) dan Web-ex yang dikembangkan oleh Cisco pada tahun 1999. Di masa yang sama keberadaan webminar juga bertepatan dengan adanya peningkatan penggunan web di berbagai negara.

Ada beberapa keunggulan webminar. Dari segi penyelenggaraan, tidak perlu lagi menyediakan bangunan fisik atau ruangan tertentu yang akan membutuhkan biaya. Penyelenggara cukup menyediakan  perangkat elektronik mendukung seperti laptop dan mempresentasikan materi. Dengan hanya menambahan alat pelengkap seperti kamera atau mic eksternal, juga akan meningkatkan kualitas penayangan webminar.

Jauh sebelum pandemi, webminar diselenggarakan oleh tim kerja di perusahaan tertentu untuk berkoordinasi maupun pertemuan internal. Sejak pandemi, konsep webminar diperluas menjadi acara daring. Misalnya saja penyelenggaraan konser, sidang, rilis produk, dan kuliah umum online. Jumlah peserta bahkan bisa lebih dari 1000 orang, bergantung pada kesepakatan dan fitur yang disediakan platform.

Penyelenggara webminar umumnya berasal dari instansi, media, ataupun komunitas tertentu. Seperti webminar yang diselenggarakan Koran Kedaulatan Rakyat dalam rangka Sosialisasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK Daerah Istimewa Yogyakarta 2020 pada 29 Juni lalu. Tujuan webminar ini meningkatkan pemahaman peserta didik dan orang tua murid mengenai informasi PPDB.


Webminar LIVE PPDB SMA/SMK DIY Hari ke-2 (Sumber: Youtube Resmi Kedaulatan Rakyat TV)

Salah satu media berbasis data juga mengadakan event online beberapa hari lalu (23/10). Katadata Indonesia membuat sebuah webminar bertajuk Mencegah Penyebaran Covid-19 di Transportasi Umum dengan mengundang berbagai narasumber kredibel. Acara ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran sekaligus mengimbau masyarakat untuk tertib dengan protokol kesehatan.

Webminar Mencegah Penyebaran Covid 19 di Transportasi Umum oleh Katadata Indonesia (dalam Kata Data Virtual Series)

Fenomena semakin eksisnya webminar turut dimanfaatkan berbagai kalangan, terutama mahasiswa. Kebanyakan mahasiswa kini memiliki waktu luang lebih banyak sebab kegiatan perkuliahan dilaksanakan secara virtual. Hal ini turut dirasakan Zulfanida Nur Alya mahasiswa S1 Perencanaan Wilayah dan Kota di Universitas Dipenogoro.

Tak hanya dari kampusnya, Zulfa mengaku telah mengikut berbagai webminar yang diselenggarakan oleh berbagai pihak. Seperti Society of Renewable Energy ITB di bawah Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia bersama Ruang Belajar A+. “Webminar yang saya ikuti berkaitan dengan jurusan kuliah saya. Tujuannya untuk memperdalam studi dan informasi baru terkait Perencanaan dan Tata Kota di luar perkuliahan,” ujarnya.

(Sumber: aplus.studyroom)

Sama halnya dengan Zulfa, Faiz Alfarizky yang merupakan Mahasiswa Program Studi Televisi dan Film (TVF) Universitas Padjajaran pun mengikuti  seminar terkait keilmuannya. Bagi pria yang sedari SMA sudah sering memenangkan perlombaan film dokumenter ini, webinar TVF bisa menjadi cara efektif mendapatkan ilmu produksi film selain di bangku kuliah. (Arvy Zulfan Akhmad Aulia)

 

Editor: Rieka Yusuf

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.