Header Ads

Tirakatan, Warisan Budaya Indonesia Jelang Kemerdekaan

Tim PDD Kumpulan Pemuda Pemudi Tulung (KPPT) Malam Tirakatan 2018.

P
erayaan kemerdekaan yang dilakukan di setiap negara tentu berbeda antara satu dengan lainnya. Hal itu, disesuaikan dengan adat dan budaya yang berlaku di setiap negara. Bagi masyarakat Indonesia, Hari Kemerdekaan yang jatuh pada 17 Agustus ditetapkan menjadi hari libur nasional yang penuh kegembiraan.

Masyarakat mengadakan berbagai kegiatan dan acara sebagai perayaan hari istimewa itu. Hal tersebut ditandai dengan pemasangan atribut-atribut bercorak merah putih yang terlihat di semua sisi, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Adanya berbagai perlombaan antar warga adalah hal yang umum dilakukan setiap tahunnya. Beberapa acara lain yang juga sering diselenggarakan adalah jalan sehat dan malam tirakatan.

Dari sekian banyak kegiatan yang diadakan, tirakatan memiliki keunikannya sendiri. Acara ini adalah warisan budaya turun-temurun yang  dilakukan pada malam sebelum Hari Kemerdekaan di setiap RT atau desa. Seluruh warga turut hadir berkumpul dan bersiap dalam mempersiapkan acara. Meskipun tidak formal, namun antusiasme masyarakat cukup besar. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya variasi konten acara yang diadakan serta konsistensi perayaan setiap tahunnya.

“Tirakatan itu kalau di sini adalah tradisi untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur untuk sewaktu berjuang dulu. Dan juga sebagai wujud rasa syukur terhadap Tuhan. Kalau dulu kan perang, kalau sekarang kita tirakatan buat mengenang,” kata Wiji Lestari, warga Dusun Tulung, Srihardono, Pundong, Bantul.

Wiji menjelaskan bahwa tirakatan yang ada di dusunnya biasanya diisi dengan tahlilan dan juga doa bersama atau pengajian untuk mendoakan para pahlawan yang gugur di medan perang. Acara yang diadakan biasanya disesuaikan dengan budaya dan kebiasaan yang ada di desa tersebut.

“Kalau persiapan buat tirakatan, di sini ibu-ibu pada masak buat makan bersama. Pemuda-pemudi pesiapan buat tenda sama tempatnya,” tambah Wiji.

sedangkan di Dusun Koripan 1 Dlingo, acara yang diadakan lebih bervariasi. Ada pengajian yang disertai dengan hadroh, pentas seni untuk anak-anak, pembagian hadiah lomba 17 Agustus, dan menonton film perjuangan. Hal ini tentunya dapat menambah rasa nasionalisme warga terhadap bangsa Indonesia. Selain itu, acara ini menjadi sebuah wadah bagi pemuda dalam mengelola dan mengatur sebuah acara. Sehingga, diharapkan adanya kerja sama yang harmonis antara golongan tua dan muda dalam berbagai kegiatan yang diadakan kedepannya.

“Harapan saya, semoga dengan adanya tirakatan bisa membuat warga menjadi lebih menghargai dan mengingat perjuangan pahlawan pendahulu bangsa Indonesia,” jelas Habsari Zahwa, warga Dusun Koripan 1 Dlingo. ( Hafiyyana Nurlitasari)

Editor : Marcelina Mia Amelia.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.