Header Ads

Wisata Edukasi Wihara Watugong Semarang


Bangunan Pagoda Avalokitesvara di Wihara Buddhagaya Watugong (Foto: Azura Aulia Azahra)


Waktu untuk libur semester ganjil bagi sebagian mahasiswa masih panjang. Bahkan di beberapa universitas, banyak yang baru akan melangsungkan libur akhir semester. Menghabiskan waktu luang selama liburan bisa dengan membaca buku di rumah, mengunjungi kerabat, temu kangen dengan teman-teman lama, atau sekedar berpergian ke tempat wisata. Jika berkunjung ke Semarang, mengunjungi tempat bersejarah bisa dijadikan alternatif dalam berwisata untuk mengisi waktu liburan.

Semarang dikenal sebagai daerah yang memiliki banyak sekali bangunan bersejarah dengan arsitektur yang cantik nan eksotis. Sejak runtuhnya kerajaan Mataram, Semarang menjadi pusat kekuasaan Belanda di masa lampau. Daerah ini menjadi salah satu dari tiga pusat pelabuhan utama selain Jakarta dan Surabaya yang penting bagi Hindia Belanda kala itu. Sebagai kota dagang kuno, kota pelabuhan, dan kota pemerintahan yang penting bagi Hindia Belanda, mengundang banyak orang yang berasal dari berbagai etnis dan ras untuk menetap di Semarang. Hal itu yang menyebabkan berbagai bangunan sejarah dengan arsitektur menawan terdapat di Semarang, seperti Lawang Sewu, Gereja Blenduk, hingga Klenteng Sam Poo Kong.

Potret batu alam asli berbentuk gong peninggalan Kerajaan Majapahit (Foto: Azura Aulia Azahra)
Di Kecamatan Banyumanik, Semarang, terdapat bangunan eksotik dengan arsitektur khas Tiongkok dan Thailand, yaitu Wihara Buddhagaya Watugong. Dinamakan Watugong karena di wihara ini terdapat monumen berupa batu alam asli yang berbentuk gong, peninggalan sejarah keruntuhan Kerajaan Majapahit.

Pagoda Avalokites yang memiliki tinggi sekitar 45 meter (Foto: Azura Aulia Azahra)
Salah satu dari lima wihara yang ada di Semarang ini dibuka untuk umum sejak tahun 2005. Wihara ini memiliki dua bangunan induk utama, yaitu Pagoda Avalokitesvara dan Dhammasala serta beberapa bangunan lain. Pagoda Avalokitesvara adalah bangunan eksotis yang memiliki nilai artistik tinggi. Bangunan yang memiliki patung Dewi Kwan Im di dalamnya ini memiliki tinggi sekitar 45 meter, hal ini menyebabkan Pagoda Avalokitesvara ditetapkan sebagai pagoda tertinggi di Indonesia. Sebelum masuk ke pagoda, terdapat kolam ikan yang mengelilingi bangunan ini. Pengunjung dapat berinteraksi dengan memberi makan ikan-ikan koi yang ada.

Sedangkan bangunan Dhammasala terdiri dari dua lantai. Lantai dasar digunakan sebagai aula atau ruang serba guna, sedangkan lantai atas terdapat patung Sang Buddha yang digunakan untuk upacara keagamaan. Bila di dalam bangunan Dhammasala terdapat upacara keagamaan, pengunjung tidak perlu khawatir akan merasa bosan karena di teras halaman bangunan ini terdapat relief yang terukir dengan indah di tembok. Relief tersebut menceritakan perjalanan hidup manusia dari lahir sampai menemui kematian. 

Pohon Bodhi dengan patung Budha di bawahnya (Foto: Azura Aulia Azahra)
Di dalam wihara yang berada di Jalan Perintis Kemerdekaan ini juga terdapat pohon Bodhi, yang merupakan tempat kesempurnaan Budha Sidharta Gautama. Di setiap dahan dan ranting pohon terikat pita merah yang berisi harapan pengunjung. Saat tertiup angin, pita-pita yang bergelantung menghias pohon Bodhi semakin terlihat indah. Bagi yang ingin menulis harapan di pohon Bodhi, cukup mengganti biaya pita sebesar Rp10.000 pengunjung sudah bisa menuliskan harapannya dan menggantungnya di ranting pohon.

Bangunan lain yang terdapat di dalam wihara ini yaitu Plaza Borobudur, Kuti Meditasi, Kuti Bhikku, Taman Bacaan Masyarakat, Buddha Parinibana, dan Abhaya Mudra. (Azura Aulia Azahra)

Editor: Rieka Yusuf

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.