Header Ads

IRON FIRE Talk and Public Presentation 2022, Jelaskan Betapa Pentingnya Perlindungan Manusia

Seminar Human Security oleh  KSM IRON FIRE. (Sumber: Maria Sekaringtyas)  

Yogyakarta, SIKAP- Kelompok Studi Mahasiswa (KSM) International Relation for Investigation and Research (IRON FIRE) menyelenggarakan Seminar bertajuk "Human Security". Acara ini diadakan di Gedung Seminar FISIP UPN “Veteran” Yogyakarta, Sabtu (26/11/2022).

Acara pertama dibuka oleh Rayhan selaku Ketua KSM IRON FIRE. Ia menjelaskan jika acara ini bertujuan agar mahasiswa Hubungan Internasional di seluruh Indonesia bisa berpartisipasi dalam penerbitan karya ilmiah dan keamanan manusia. Hal ini dilakukan dengan memberikan wadah seluas-luasnya melalui sesi seminar, gelar wicara, dan diskusi.

Kegiatan turut dihadiri oleh Saptopo B. Ilkobar selaku Ketua Jurusan Hubungan Internasional, Dody Wibowo sebagai Dosen Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik Universitas Gadjah Mada, serta Fauzan selaku Dosen Jurusan Hubungan Internasional UPN “Veteran” Yogyakarta.

Dalam sambutannya, Saptopo mengapresiasi terselenggaranya acara ini. “Saya ingin menyampaikan apresiasi dan menyambut baik inisiatif dan realisasi kegiatan ini. Acara ini sejalan dengan keharusan seorang mahasiswa Hubungan Internasional untuk studi lebih mendalam sesuai dengan minatnya,” ungkapnya.

Pemilihan sub-tema Creating a Better Society Through Sustainable Human Security Policy” sendiri diambil dengan beberapa alasan. Pertama, terhitung hingga 13 November 2022 terdapat 6.557 warga sipil meninggal dunia akibat konflik antara Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung. Kedua, sekitar 828 juta orang di seluruh dunia tidur dalam keadaan lapar setiap harinya.

Dalam sesi presentasi paper, terpilih karya tiga mahasiswa Hubungan Internasional tergabung dalam kelompok bertema “Implementasi Paris Agreement Ditengah-tengah Deforestasi Brazil Tahun 2015-2022”. Paper ini mengupas keberhasilan implementasi kebijakan Paris Agreement dalam deforestasi Brazil tahun 2015-2022 dengan beberapa parameter. Misalnya, adanya komunikasi bagi masyarakat yang terdampak, dukungan SDM oleh para pemangku kebijakan,  disposisi, dan adanya struktur birokrasi yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Kelompok kedua yang terpilih adalah kelompok bertema "Upaya ASEAN Menangani Perdagangan Manusia di Asia Tenggara".

Pada kesempatan ini, Dody Wibowo memimpin sesi diskusi dengan materi “Sustainable Human Security, Tanggung Jawab Siapa?” Dody menegaskan bahwa di dalam human security kita akan membicarakan peran manusia sebagai subjek dalam suatu wilayah negara. "Manusia sebagai individu seharusnya dijamin keamanannya,” kata Dody. 

Rayhan berharap diskusi yang sudah berjalan dapat menambah wawasan tentang isu keamanan manusia dan memantik pembuatan kebijakan publik berbasis kemanusiaan. Dengan begitu, mampu diimplementasikan agar tercipta dunia yang lebih baik. (Maria Dewi Sekaringtyas)


Editor: Latri Rastha Dhanastri

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.