Header Ads

Lepen Shumong, Harmoni Wisata Kuliner dan Perikanan

Potret Swafoto Lepeng Shumong. (Sumber: Marizka Azzahra)

Lepen Shumong merupakan salah satu kawasan wisata yang berada di Desa Ngrajek. Lokasi Lepen Shumong ini bertepat di Jl. Raya Borobudur No.4, Ngrajek II, Ngrajek, Kec. Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. 

Desa ini terkenal dengan sumber airnya yang melimpah dan menjadi sentra budidaya ikan air tawar. Dengan adanya sumber daya alam yang potensial ini, masyarakat setempat kemudian memanfaatkannya dengan membangun wisata perikanan. Meski terletak di pedesaan, akses jalan menuju kawasan ini telah memadai sehingga memudahkan para wisatawan untuk berkunjung.

Selain sebagai sentra budidaya air tawar, setiap hari Minggu diadakan pula wisata pasar pagi. Ini dikenal dengan sebutan Pasar Pagi Lepen Shumong. 

Pasar yang telah dibuka sejak 2019 ini dikelola secara mandiri oleh masyarakat Desa Ngrajek dan menyuguhkan beraneka ragam kuliner dengan harga terjangkau. Mulai jajanan tradisional hingga kekinian, seperti gorengan, jenang, dessert box, dan minuman cappucino cincau. Selain jajanan, pasar pagi Lepen Shumong juga menyediakan lauk pauk yang terbuat dari ikan, seperti mangut lele.

Santo, salah satu pengelola pasar mengaku bersyukur karena adanya pasar ini. Ia menjelaskan bahwa pasar ini dapat membantu masyarakat untuk memperoleh tambahan pendapatan.

Keunikan dari Pasar Lepen Shumong juga terletak pada cara pedagang menjajakan dagangannya. “Pedagang di pasar ini ada 34 orang. Dagangan yang dijual berbeda-beda dan hanya satu macam. Satu pedagang satu macam supaya semua pedagang lakunya merata,” kata Santo.

Suasana Pasar Pagi Lepeng Shumong. (Sumber: Marizka Azzahra)

Lepen Shumong juga dilengkapi dengan tempat untuk berswafoto dengan latar pemandangan sawah dan kolam ikan. “Di sini ada kuliner, kemudian ada tempat selfie, memberi makan ikan dan terapi ikan. Untuk terapi ikan hanya membayar seikhlasnya saja,” tambah Santo.

Terdapat berbagai jenis ikan yang menghiasi kolam. Mulai dari nila merah, muhajir, tawes, dan lainnya. Bibitnya berasal dari warga desa yang menyumbangkannya untuk diletakkan di kolam tersebut. 

“Anak-anak suka bermain di Lepen Shumong karena bisa memberi makan ikan. Selain itu, banyak kuliner yang bisa dicoba,” ujar Tatik, salah satu pengunjung Lepen Shumong

Pasar Pagi Lepen Shumong menjadi tempat masyarakat untuk menambah penghasilan. Di samping itu, juga menambah solidaritas masyarakat khususnya di Desa Ngrajek.

“Alhamdulillah dengan adanya pasar ini pemuda-pemudi bisa berkumpul guyup rukun. Terutama kita bisa memberikan sedikit rezeki bagi ibu-ibu sehingga bisa berdagang di sini,” ungkapnya.

Santo menambahkan bahwa Pasar Lepen Shumong ini buka pada hari Minggu dari jam setengah 6 sampai setengah 10. “Jadi seandainya dagangan habis jam 8, tetap tutup jam setengah 10 sambil menunggu dagangan pedagang yang lain habis,” imbuhnya.

Duriah, salah seorang pedagang dessert box mengaku senang dengan adanya wisata pasar pagi Lepen Shumong. Hal ini karena ia bisa mendapat tambahan kegiatan dan penghasilan.

“Setiap hari saya jual bibit lele dan jualan dessert box di Instagram. Kalau Minggu pagi saya cari kegiatan jualan di pasar ini,” ujarnya.

Ia berharap pasar ini dapat mampu menambah penghasilan masyarakat. Dengan kata lain,  bisa menciptakan lapangan pekerjaan khususnya bagi warga desa Ngrajek. (Marizka Azzahra)


Editor: Syiva PBA


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.