Header Ads

Penerapan Kampus Merdeka di UPN “Veteran” Yogyakarta

 

Logo Kampus Merdeka (Sumber: lldikti10.ristekdikti.go.id)

Kampus Merdeka merupakan salah satu program Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim yang ditujukan untuk perguruan tinggi. Sebagai kampus kejuangan, UPN “Veteran” Yogyakarta melaksanakan Kampus Merdeka dengan pembelajaran yang mengedepankan nilai-nilai bela negara.

Untuk mendorong keberhasilan dari pelaksanaan Kampus Merdeka, terdapat empat poin kebijakan yang dikemukakan oleh Nadiem Makarim. Keempat poin tersebut yaitu pertama, mengubah PTN Satker (Perguruan Tinggi Negeri Satuan Kerja) menjadi PTN BH (Perguruan Tinggi Negeri berstatus Badan Hukum). Kedua, adanya penyederhanaan pada akreditasi perguruan tinggi. Ketiga, membuka atau mendirikan program studi baru. Serta yang keempat yaitu adanya kegiatan dua semester di luar kampus.

Dengan adanya program tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa sehingga menjadi SDM yang unggul serta dapat mengimplementasikan ilmunya di dunia kerja. Terkait pelaksanaan Kampus Merdeka, mahasiswa dapat memilih program pertukaran pelajar, magang, mengajar di sekolah, atau kegiatan penelitian.

Meskipun pada awalnya program Kampus Merdeka mendapatkan berbagai respon, tetapi pelaksanaan program tersebut mendapat antusiasme dari mahasiswa. Salah satunya adalah Brigita Orizha Sativa, Mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi. Menurutnya, program tersebut merupakan salah satu peluang untuk menambah pertemanan dan menambah pengalaman.

“Motivasi saya mengikuti program tersebut karena saya ingin memperluas pengetahuan, saya juga ingin belajar banyak hal di luar program studi saya. Di sini, saya mengambil mata kuliah pemodelan bisnis dari program studi Administrasi Bisnis, yang mana mata kuliah tersebut tidak dapat saya ambil di jurusan saya,” imbuhnya.

Dalam pelaksanaannya, masih terdapat beberapa kendala yang sempat dialami mahasiswa ketika mengikuti program Kampus Merdeka. Pertama, terkait dengan adaptasi sistem pembelajaran dan yang kedua, adanya informasi yang simpang siur mengenai Program Kampus Merdeka. Kendala tersebut dinilai membuat mahasiswa menjadi sulit untuk menyesuaikan dengan kampus exchange. Namun, hal tersebut dapat diatasi dengan selalu berkonsultasi kepada dosen wali.

Hal ini juga dikonfirmasi oleh Fauzul Haq, salah satu dosen FISIP yang berpartisipasi dalam pelaksanaan Kampus Merdeka. Ia mengatakan, walapun program Kampus Merdeka telah siap dilaksanakan, terdapat beberapa evaluasi dari pihak penyelenggara. Salah satunya adalah terkait pada tahap persiapan, termasuk dari segi sistem yang belum bisa terintegrasi dengan baik.

“Menurut saya, kendala ini juga dialami oleh kampus lainnya. Sehingga, akan lebih baik apabila dipersiapkan sistem informasi yang lebih bagus dan terintegrasi. Selain itu, kedepannya juga diperlukan program promosi yang komprehensif (baik pada dosen wali maupun mahasiswa),” ujarnya.

Selain permasalahan sistem informasi, kendala lain yaitu terkait pada peraturan Kampus Merdeka. Untuk kedepannya, aturan-aturan tersebut masih perlu di-review kembali sehingga dosen maupun mahasiswa benar-benar memahami program tersebut.

Terlepas dari berbagai kendala, pelaksanaan Kampus Merdeka memiliki dampak positif dalam sistem perkuliahan. Salah satu dosen Hubungan Masyarakat, Virginia Ayu Sagita, menyampaikan dukungannya terhadap pelaksanaan Kampus Merdeka. Menurutnya, program ini berdampak positif bagi mahasiswa dalam sistem perkuliahan.

“Menurut saya, untuk sistematika pengajaran program Kampus Merdeka tidak ada perubahan yang signifikan. Hal ini dikarenakan sistematika pengajaran yang digunakan saat ini masih secara online,” tuturnya.

Meskipun masih banyak yang harus diperbaiki, tak dapat dipungkiri bahwa program Kampus Merdeka berdampak positif bagi mahasiswa. Maka dari itu, program ini juga perlu persiapan dan mendapat dukungan dari berbagai pihak termasuk mahasiswa, perguruan tinggi, serta pemerintah sehingga dapat terlaksana sesuai visi dan misi yang diharapkan. (Asha Prinanda Tamara Tansia)

Editor: Wafa' Sholihatun Nisa'

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.