Header Ads

5 Tips Menyikapi Mata Kuliah yang Menyebalkan

 

Ilustrasi menyepelekan mata kuliah 
(Sumber : Buzzfeed, Nozomi Shiyama)

Menjadi mahasiswa, nyatanya tidak selalu menyenangkan seperti apa yang dibayangkan. Tidak sekadar bisa masuk kelas siang dan mengenakan pakaian bebas, karena mahasiswa seringkali harus berjumpa dengan mata kuliah yang menyebalkan. Ada berbagai faktor yang menyebabkan mata kuliah termasuk dalam katagori menyebalkan. Seperti dosen pengajar yang killer, penyampaian materi yang membosankan, jadwal kelas tidak menentu, belum lagi dengan situasi kuliah daring seperti saat pandemi ini. Alhasil faktor tadi seringkali menjadikan mahasiswa malas belajar, dan lebih jauh memengaruhi Indeks Prestasi (IP) miliknya. Sebagai siswa yang diberi gelar “maha,” tentu tidak ingin hal tersebut menjadi penghalang proses belajar. Oleh karena itu, tulisan ini akan mengulas lima tips untuk menyikapi mata kuliah yang menyebalkan tadi, yaitu :

1)     Mengubah metode belajar

Mata kuliah terasa menyebalkan karena hanya mendengarkan dan mencatat penyampaian dosen, padahal sebenarnya metode belajar dapat divariasi sendiri. Contohnya dengan mencari mata kuliah serupa melalui platform digital seperti YouTube atau Podcast. Dikutip dari kompasiana.com, penggunaan media audio visual dalam belajar seperti YouTube, mampu memotivasi seseorang dalam belajar. Hal ini disebabkan karena variasi wujudnya yang berupa gambar bergerak, berwarna, dan bersuara.

2) Mencari tutor atau teman yang memahami mata kuliah tersebut

Ketika mata kuliah telah dianggap menyebalkan, tentu menjadikan mahasiswa malas mendengarkan penjelasan dari dosen terkait. Untuk menyiasati agar tidak ketinggalan materi, kalian dapat melakukan brainstorming bersama teman yang memahami mata kuliah tersebut. Istilah brainstorming sendiri yang berarti perpaduan otak, dipopulerkan oleh Alex F Osborn sekitar tahun 1940an. Dengan brainstorming bersama teman, mahasiswa lebih mudah memahami mata kuliah karena belajar lebih terasa santai.

3)     Belajar menikmati proses pembelajaran

Memaksakan diri menyukai mata kuliah yang menyebalkan memang tidak mudah. Namun, sebagai mahasiswa teruslah mencoba untuk mendengarkan, dan belajar sedikit demi sedikit materi yang disampaikan. Dengan terbiasa mendengarkan dosen yang bersangkutan, pasti lambat laun akan membuat kita menikmati mata kuliah tersebut.

4)     Mengingat kembali tujuan kuliah

Ketika sebal dengan suatu mata kuliah, ada baiknya merenungkan kembali mengapa dahulu memilih untuk berkuliah. Setidaknya jika mengambil keputusan, mahasiswa harus tahu konsekuensinya, termasuk ketika mendapatkan mata kuliah yang menyebalkan. Dengan mengingat kembali alasan tersebut, mahasiswa dapat melakukan introspeksi diri dan mulai bertanggung jawab untuk menyelesaikan mata kuliah yang menyebalkan tadi. Perlu diketahui, bahwa salah satu fungsi penting dari bertanggung jawab ialah menghasilkan individu yang yang  kreatif dan mandiri (Suyardi, 2013). Sehingga dengan bertanggung jawab,  soft skill mahasiswa juga akan terasah.

5) Beradaptasi dengan gaya mengajar dosen.

Sebenci apapun mahasiswa dengan mata kuliah tertentu, dosen tetaplah faktor penting dalam menyampaikan materi. Dalam ilmu psikologi, terdapat istilah resiliensi yang dijelaskan oleh Grotberg sebagai  kapasitas  individu dalam  menghadapi,  mengatasi, memperkuat  diri,  dan  tetap  melakukan  perubahan  sehubungan  dengan  ujian  yang  dialami  (Anastasia  Botou,  dkk.,  2017). Hal ini dapat disimpulkan bahwa, individu harus mampu beradaptasi menghadapi keadaan, dengan merespon secara sehat dan produktif untuk memperbaiki diri. Memiliki kemampuan resiliensi yang baik, merupakan kunci mahasiswa untuk mampu beradaptasi dengan berbagai cara mengajar dosen, dan mengatasi beragam tugas yang dibebankan. Beradaptasi merupakan salah satu langkah ampuh untuk menyiasati berbagai permasalahan, termasuk menghadapi mata kuliah yang menyebalkan.

Itulah lima tips untuk menyikapi mata kuliah yang menyebalkan. Semoga bermanfaat dan tetap semangat kuliah di tengah pandemi! (Arie Sulistyaning Tyas)


Editor : Delima Purnamasari

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.