Header Ads

Mahasiswa Rantau dan Imbauan #DiRumahAja


Ilustrasi Work From Home (WFH)
Mewabahnya virus Covid-19 telah merebak hingga penjuru dunia, salah satunya adalah Indonesia. Hingga saat ini, pasien positif corona di Indonesia sudah mencapai lebih dari 3000 jiwa. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sebelumnya telah mengeluarkan surat edaran No. 3 Tahun 2020 Tentang Pencegahan Corona Virus Disease (Covid-19) pada satuan pendidikan. Sehingga disusul oleh Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta pada tanggal 14 Maret 2020 mengenai kesiapsiagaan dan pencegahan penyebaran Covid-19.

Surat edaran yang dikeluarkan oleh UPN “Veteran” Yogyakarta menyebutkan bahwa pelaksanaan perkuliahaan akan berlangsung menjadi pembelajaran tanpa tatap muka (PTTM) dengan prinsipnya kegiatan KBM tanpa kehadiran mahasiswa. Work From Home (WFH) merupakan pilihan yang tepat. Dengan begitu, mahasiswa dan seluruh warga kampus dapat menjaga kesehatan masing-masing di rumah bersama keluarga. Dalam situasi seperti ini, semua orang harus sadar dengan menjaga diri dengan baik agar terhindar dari virus tersebut. Saat ini pemerintah setempat juga telah mengurangi batas perjalanan transportasi darat maupun laut untuk meminimalisir penyebaran virus corona.

Keadaan Yogyakarta saat ini sangat sepi. Masyarakat sudah sadar akan pentingnya karantina di rumah masing-masing. Tetapi, itu tidak menutup kemungkinanan mahasiswa rantau tidak pulang ke rumahnya. Seperti salah satu mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi, Dien Amama, pesawat yang Ia tumpangi untuk pulang ke Aceh merupakan penerbangan terakhir dari Bandara Adi Sucipto ke Kualanamu pada tanggal 28 Maret 2020. Saat memasuki bandara, suhu tubuh diperiksa terlebih dahulu. Kemudian dicek kembali saat memasuki waktu boarding. Saat check in, penumpang diberitahu bahwa nanti kursi di pesawat yang memiliki kapasitas tiga orang akan diisi oleh dua orang saja. Namun, didalam pesawatnya, hal tersebut tidak berlaku. Pesawat yang ditumpanginya pun penuh dengan penumpang.

Tidak heran bahwa bandara merupakan tempat sasaran empuk virus corona. Namun beberapa penumpang sudah sadar diri dengan melakukan sosial distancing. Ada pula penumpang yang menggunakan mantel hujan dan menggunakan sarung tangan serta tidak lupa dengan masker sebagai alat pelindung diri. Banyak orang yang sudah mengerti apa saja yang baik bagi diri mereka sendiri demi menjaga orang terkasih di rumah. Hal tersebut juga berlaku bagi Desi Ratnasari, seorang mahasiswa jurusan Administrasi Bisnis.
“Saat aku balik dan sesampaiya di Bandara Kulon Progo, tidak ada penyemprotan disinfektan, hanya pengecekan suhu tubuh di pintu masuk. Social distancing juga diterapin di tempat duduk. Tetapi saat memasuki pesawat, walaupun sudah ada tanda pembatas agar menjaga jarak, penumpang masih banyak yang berdekatan.”

Setelah turun dari pesawat, pemeriksaan juga dilakukan di bandara tujuan. “Sesampainya di Palembang, ada penyemprotan desinfektan. Nah, setelah itu diarahkan untuk isi formulir berisi nama, alamat, gejala yang dirasakan dan lainnya. Baru setelah itu balik ke rumah,” ungkapnya. Hal serupa juga dialami oleh Dien, Ia mengatakan bahwa sesampainya di Bandara Kualanamu, suhu tubuhnya diperiksa kembali dan diarahkan untuk mengisi fomulir riwayat penyakit. Setelah pengambilan barang, Ia dihadapkan dengan bilik disinfektan.

Dalam perjalanan menuju rumahnya, terdapat perbatasan yang melakukan pemeriksaan kembali. Selain itu, penyemprotan disinfektan dan penyuluhan tentang apa yang harus dilakukan sesampainya di rumah juga dilakukan di sana. Seperti dianjurkan untuk langsung mandi, tidak bersentuhan terlebih dahulu dan isolasi mandiri selama 14 hari karena statusnya sebagai ODP (Orang Dalam Pengawasan). (Annisa Rindi)


Editor: Muhammad Hasan Syaifurrizal Al-Anshori

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.