Header Ads

Harapan Pelaku Perfilman Indonesia


Hari Film Nasional (Ilustrasi:Erza)

Setiap tanggal 30 Maret, Indonesia memperingati Hari Perfilman Nasional. Peringatan hari tersebut diawali pada 30 Maret tahun 1950. Dilansir dari
http://indonesiakreatif.bekraf.go.id, pada hari itu, diambil pengambilan gambar untuk pertama kalinya oleh sutradara Usmar Ismail dalam proses pembuatan film “Darah dan Doa”. Film tersebut merupakan film Indonesia pertama yang dalam prosesnya diprakarsai oleh orang Indonesia. Namun, penetapan sebagai Hari Perfilman Nasional baru dilakukan pada tahun 1962 oleh Konferensi Kerja Dewan Film Nasional dan Organisasi Perfilman.

Saat ini, perfilman Indonesia berkembang sangat pesat. Genre film yang disuguhkan juga bervariasi, seperti drama, komedi, horor, fantasi, aksi, dan jenis film menarik lainnya. Selain itu, ada film yang memadukan lebih dari satu genre, seperti film “Hangout” milik Raditya Dika yang beraliran horor-komedi.

Selain variasi genre yang dihadirkan, kancah perfilman saat ini juga menghadirkan aktor dan aktris berbakat. Sebut saja Reza Rahardian yang tampil sangat baik di film “Habibie dan Ainun”. Berkat perannya tersebut, ia mendapatkan penghargaan Piala Citra tahun 2013 dengan nominasi “Pemeran Pria Utama Terbaik”. Kemudianada Joe Taslim. Aktor yang tampil dalam film “The Raid” ini juga berhasil membawa namanya ke kancah internasional. “Fast and Furious 6” adalah salah satu film terkenal yang ia mainkan.

Aditya, selaku talent coordinator film “Buffalo Boys” mengatakan bahwa, perfilman Indonesia sudah memumpuni. Menurutnya, banyak pemain, direktur, penulis, dan kru lainnya yang sudah banyak mendapat penghargaan di luar negeri, namun jarang terekspos. Selain itu, proses pembuatan film tidak hanya sekedar mengejar jumlah penonton yang banyak, melainkan tetap menjaga kualitas agar bisa dinikmati segala kalangan.“Harapannya, untuk kru di depan layar, maupun belakang layar agar lebih dihargai, ada kesejahteraan dan lebih dipandang,” tambahnya.

Selain Aditya, aktor cilik asal Yogyakarta, Akinza, berharap film Indonesia dapat diminati oleh banyak orang. Pemeran Ismail dalam film "Guru Ngaji" ini juga memiliki keinginan agar talent asal daerah dapat dihargai, layaknya talent Ibu Kota.

Pertumbuhan film lokal memang terus meningkat, tentu peran masyarakat sangat berpengaruh dalam perkembangannya. Antusiasme masyarakat dalam menikmati film lokal di biokop, maupun melalui pembelian DVD asli, tentu membuat para produsen film merasa diuntungkan. Tidak hanya berupa materi,  rasa apresiasi juga dibutuhkan untuk menjadi motivasi dalam berkarya. (Wan Audri Ilyasha)

Editor: Ganisha Puspitasari

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.