Header Ads

Rendahnya Antusiasme Warga Komunikasi dalam PIKOM 2020

Dokumentasi kegiatan Himakom 2019/2020. 
(Sumber : Azizah Putri)

Pesta demokrasi pemilihan Ketua Himpunan Ilmu Komunikasi (Himakom) UPN "Veteran" Yogyakarta kembali digelar pada Minggu (13/12) di tengah situasi pandemi Covid-19. Melalui Instagram resmi Himakom UPN "Veteran" Yogyakarta disebutkan bahwa seluruh rangkaian kegiatan Pemilihan Independen Komunikasi atau PIKOM 2020 tetap berjalan walau dilakukan secara daring. Mulai dari penyampaian orasi Calon Ketua Himpunan, pemungutan suara, hingga penghitungan suara. Setiap kegiatan disiarkan melalui kanal Youtube dan Instagram resmi Himakom UPN "Veteran" Yogyakarta.
 
Namun rendahnya antusiasme mahasiswa Ilmu Komunikasi dalam PIKOM terlihat pada pemilihan periode ini. Menurut data rekapitulasi suara pemilihan ketua Himakom 2020/2021, terdapat 769 pemilih tetap atau mahasiswa aktif yang memiliki hak suara. Namun yang masuk hanya 358 suara saja, sedangkan sisanya sebesar 411 suara golput. Angka golput tersebut menunjukan jumlah mahasiswa Ilmu Komunikasi yang tidak menggunakan hak suaranya untuk memilih. 

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, berdasarkan data jumlah pemilih yang dilansir oleh suarasikap pada periode 2019/2020 lalu, terdapat 327 mahasiswa Ilmu Komunikasi yang menggunakan hak suaranya dalam pemilihan Ketua Himakom. Meskipun  pada periode ini terdapat peningkatan jumlah pemilih, tapi antusiasme masih tergolong rendah karena mahasiswa Ilmu Komunikasi yang menggunakan hak suara pada PIKOM 2020 ini tidak mencapai 50%.

“Di pemilihan kemarin pemilih dan yang golput lebih banyak yang golput, 50% lebih suara golput”, jelas Nada Eva selaku sekretaris Panitia Pemilihan Independent Komunikasi (PPIKOM). Banyaknya jumlah suara golput dalam pemilihan ketua Himakom ini dirasa berhubungan dengan sistem daring yang dilakukan. Nada mengatakan, hal ini mulai terlihat dari rangkaian acara orasi calon ketua Himakom yang disiarkan langsung melalui kanal Youtube Himakom. Siaran dilihat kurang dari 50 penonton dan hanya terdiri dari tim sukses, relasi masing-masing Calon Ketua Himpunan (Cakahim), serta alumni Ilmu Komunikasi.

Dokumentasi kelas D Ilmu komunikasi angkatan 2019 yang berfoto di depan icon FISIP. 
(Sumber: Anshari Tri Wibowo)

Donabella, mahasiswi angkatan 2019 mengaku adanya perbedaan yang memengaruhi minat dan antusiasme terhadap pemilihan Ketua Himakom tahun ini. “Waktu serba online gini, enggak merasa dekat dan tau persis Cakahimnya gimana, jadi enggak tau harus pilih yang mana”, tuturnya. Selain Donabella, Dendi selaku Komandan Tingkat 2019 (Komting) juga menuturkan, ”Mungkin karena online jadi hypenya pemilihan ketua Himakom enggak terasa langsung.”

Namun selain faktor pemilihan Ketua Himakom yang dilaksanakan secara daring, Nada Eva juga mengaku menyayangkan adanya timeline yang terlalu singkat pada pemilihan Ketua Himakom periode ini. Nada mengatakan, “Hal yang disayangkan oleh PPIKOM adalah singkatnya timeline”. Sekretaris PPIKOM 2020 ini mengatakan bahwa singkatnya timeline yang ada membuat masing-masing Cakahim kekurangan ruang untuk menyampaikan visi dan misi secara luas. Sehingga hal tersebut menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kurangnya antusiasme pemilihan Ketua Himpunan periode ini. Dendi juga mengakui adanya faktor lain, “Enggak ada sistem kampanye sama sekali yang membuat mereka (Cakahim) bingung untuk melakukan kampanye," ucapnya.

Lebih jauh menanggapi soal timeline pemilihan Ketua Himpunan 2020, Nada Eva menyampaikan, “PPIKOM hanya memfasilitasi Himakom untuk memilih Ketua Himpunan, timeline itu disediakan oleh Himakom.” Namun hal sebaliknya disampaikan Dendi yang juga merupakan salah satu anggota Himakom, "Kalau timeline rangkaian acara ditentukan oleh PPIKOM semua. Jadi Himakom hanya menerima undangan saja." (Arnelia Anindya N)

Editor : Delima Purnamasari

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.