Header Ads

Penyelenggaraan Perkuliahan Daring Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-19

Proses kegiatan belajar mengajar secara daring melalui Google Classroom. (Sumber: Adinda Farah R)

Menyambut era normal baru, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) telah mengkaji kegiatan akademik tahun ajaran 2020/2021 di masa pandemi covid-19. Hasil kajian tersebut tertuang dalam Surat Edaran Nomor 26/UN62/TA.00/2020. Surat edaran tersebut menjelaskan tentang petunjuk teknis kegiatan belajar mengajar pada fase transisi darurat dan pemulihan awal. Salah satu poinnya, memberikan izin bagi mahasiswa yang berstatus penyelesaian skripsi/tesis/disertasi untuk menggunakan fasilitas kampus seperti laboratorium, studio, kebun praktek, bengkel dan perpustakaan. Izin tersebut dimulai pada 15 Juni 2020 dengan mengikuti protokol kesehatan secara ketat.

Sebelumnya, Rektor UPNVY, Muhammad Irhas Efendi memerintahkan agar pelaksanaan perkuliahan per 30 Maret 2020 sampai berakhirnya Semester Genap Tahun Akademik 2019/2020 dilakukan tanpa tatap muka. Dalam hal ini, segala bentuk kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring. Pembelajaran daring di lingkungan UPNVY sebelumnya telah dilakukan antara dosen dengan mahasiswa melalui media Zoom, Google Classroom, Google Meet, hingga Microsoft Teams. Herlina Jayadianti, salah satu anggota Unit Pelaksana Teknis Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPT TIK UPNVY) menjelaskan bahwa dalam laman learning UPNVY, dosen muda CPNS telah diberi akses sebagai admin untuk membentuk program studi masing-masing untuk kegiatan belajar mengajar. Selain itu juga terdapat panduan dosen untuk bisa mengakses aplikasi pembelajaran jarah jauh.

Kegiatan perkuliahan semester gasal tahun ajaran 2020/2021 menunggu kebijakan Kemendikbud, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pusat, dan Pemerintah DIY yang akan diterbitkan kemudian. Dalam artian, hinga saat ini akan dilakukan pembelajaran jarak jauh sampai kondisi memungkinkan untuk bertatap muka. Lantas bagaimanakah respon dosen dan mahasiswa UPN terkait kebijakan tersebut?

Dewi Novianti, salah satu dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik mengaku bahwa lebih menyukai kuliah secara tatap muka dibandingkan online. Namun dengan kebijakan baru terkait kuliah daring, ia sudah memiliki strategi terkait materi yang akan diberikan kepada mahasiswa agar tidak merasa dirugikan. Ia melakukannya dengan cara tetap memberikan materi sesuai saat perkuliahan offline.

“Penyampaian materi mengkombinasikan Zoom maupun Google Classroom dan materi saya berikan sesuai dengan mata kuliah yang saya berikan. Kendalanya ketika diskusi, karena tidak seefektif ketika bertemu langsung apalagi tugas kelompok, mau tidak mau tugas kelompok saya tiadakan,” ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa akan merancang terkait tugas kelompok agar mahasiswa dapat berdiskusi secara online. Adanya kebijakan pemerintah terkait new normal memungkinkan berdiskusi secara tatap muka dengan jumlah anggota kelompok yang mungkin lebih sedikit dari biasanya meskipun pengumpulan dan presentasi tugas tetap secara daring.

Walaupun begitu, ia berharap agar mahasiswa tetap dapat mengikuti perkuliahan secara daring dengan aktif, interaktif, dan on time, terkecuali apabila terdapat kendala teknis hingga masalah kuota internet.

Sementara itu, Denissa Kayla Wian Audrey, salah satu mahasiswa yang berkuliah di Jurusan Teknik Geomatika mengatakan bahwa kuliah secara daring memang solusi, mengingat kondisi pandemi covid-19 di Indonesia belum usai. Hanya saja menurutnya, sebagai mahasiswa teknik merasa tidak berkembang. Terutama pada mata kuliah yang mengharuskan praktikum.

“Praktikum jika dilakukan secara online juga susah, kita jadi tidak terbiasa untuk untuk mengoperasikan alat-alat. Apalagi kita yang masih semester awal, jadi belum sempat mencoba banyak alat-alat,” ujarnya. Ia juga berharap pihak kampus untuk memberikan bantuan kuota internet pada mahasiswanya. (Adinda Farah Ramadhannisa)


Editor: Muhammad Hasan Syaifurrizal Al-Anshori

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.