Header Ads

Menagih Janji Warek Hadirkan Rektor dalam Aksi #UniversitasPancenNdlogok

Mahasiswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa UPNVY menuju Gedung Rektorat Panglima Sudirman (Foto: Rieka Yusuf)

“…marilah kawan, mari kita nyanyikan, sebuah lagu tentang kebebasan.”

Nyanyian Buruh Tani digaungkan oleh sekelompok mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (UPNVY) di depan Gedung Rektorat Panglima Sudirman. Kelompok mahasiswa tersebut menamai dirinya Aliansi Mahasiswa UPN. Aliansi ini telah melakukan aksi tuntutan bertagar #UniversitasPancenNdlogok dan #BelaNegaraBikinLara yang berupa audiensi lanjutan secara terbuka bersama pihak rektorat pada Rabu (24/6).

Pukul 12 siang mahasiswa tiba di Gedung Rektorat UPNVY untuk menagih janji Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan yang menjamin kehadiran Rektor di audiensi hari ini. "Saya akan menjamin untuk mendatangkan rektor di hadapan saudara-saudara," ujar Singgih Saptono saat menanggapi aksi sebelumnya yang dilaksanakan pada Senin (22/6).

Hal ini juga turut dikonfirmasi oleh Marcus Kusnardijanto selaku Kepala Bagian Humas UPNVY pada Rabu pagi. “Apa yang menjadi keinginan para mahasiswa akan kita tampung dan dipertimbangkan untuk mengambil kebijakan. Untuk aksi hari ini rencana akan diterima secara langsung oleh rektor sebagaimana yang diinginkan oleh mahasiswa,” ujarnya.

Audiensi yang mulanya direncanakan mulai pada pukul 9 pagi ini ternyata tidak dihadiri oleh Rektor UPNVY, Irhas Effendi. Ketidakhadiran tersebut juga disampaikan langsung oleh Singgih, “Pak Rektor baru melakukan perjalanan pulang dari Kementerian Pertahanan di Jakarta. Kondisinya saat ini baik. Namun, karena riwayat perjalanan ini dokter menyarankan untuk melakukan karantina sebab Pak Irhas berstatus sebagai Orang Dalam Pantauan (ODP),” jelasnya.

Absennya rektor berhasil memicu kekecewaan para mahasiswa. Melalui orasinya, Hafidz, mahasiswa Adiministrasi Bisnis angkatan 2017 menyampaikan pertanyaan kepada kawan-kawan mahasiswa dengan lantang, "Apakah kalian percaya dengan janji bahwa (hari ini) rektorat akan menghadirkan seorang ayah?” Sepanjang aksi, mahasiswa konsisten menempatkan diri sebagai anak dari Irhas Effendi selaku Rektor UPNVY.

Aksi tiarap dan merayap mengeliling patung Jenderal Sudirman yang diikuti oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan (Foto: Rieka Yusuf)

Aksi tiarap dan merayap mengeliling patung Jenderal Sudirman yang diikuti oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan (Foto: Rieka Yusuf)

Pertemuan yang diikuti sekitar 50 mahasiswa ini juga sempat diisi dengan aksi tiarap dan merayap mengelilingi patung Jenderal Sudirman. Tindakan tersebut merupakan bentuk perlawanan mahasiswa lantaran Wakil Rektor III tak kunjung buka suara meski aksi sudah berlangsung selama satu setengah jam. Sebelumnya, para mahasiswa beratribut almamater dan masker ini juga melakukan aksi diam. Bahkan, pemberian mic secara simbolis pun dilakukan sebagai permintaan kepada pihak rektorat untuk memberikan pernyataan.

“Saya mengapresiasi teman-teman sekalian yang menagih janji. Saya juga merasa bersalah karena belum bisa menepati janji. Namun, ini adalah bentuk komitmen saya, saya juga akan salah kalau kemarin (Senin) tidak berjanji,” jelas Singgih sesaat setelah presiden mahasiswa berbicara dengannya di hadapan peserta aksi yang tengah melakukan tiarap.

Pernyataan ini lantas ditanggapi oleh Dimas Faadhilah selaku Presiden Mahasiswa BEM KM. Ia mengatakan bahwa bentuk komitmen tak harus berupa janji, “bisa saja dengan melakukan konfirmasi langsung ke rektor kapan waktu pasti bisa bertemu dengan mahasiswa.”

Mahasiswa Jurusan Agroteknologi ini juga menambahkan, baik pertemuan secara langsung maupun daring bukanlah masalah, “saya yakin teman-teman juga mau berkumpul dan melakukan pertemuan online. Dengan kepastian ini, setidaknya kita merasakan bahwa Pak Rektor masih mau mengakomodir dan memberikan kasih sayang kepada kami,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, di hadapan para peserta aksi Singgih lantas melakukan panggilan telepon kepada Rektor UPNVY. “Berdasarkan jawaban Pak Rektor, kepastiannya masih menunggu rapid test kedua, jika sudah ada baru dikabari waktu tepatnya,” jelasnya.

Bagi Aliansi Mahasiswa UPNVY, aksi lanjutan hari ini adalah bentuk ekspresi mahasiswa yang menuntut kehadiran Irhas Effendi sebagai ‘ayah’. Aksi #UniveristasPancenNdlogok yang melayangkan 6 tuntutan (evaluasi pelaksanaan kuliah daring, kompensasi biaya pendidikan, penyesuaian Uang Kuliah Tunggal [UKT], keterlibatan Organisasi Kemahasiswaan [OK], hak memperoleh ijazah tanpa prosesi wisuda, hingga perpanjangan waktu persyaratan kebijakan Peraturan Rektor UPNVY No. 3 Tahun 2020 mengenai keringanan UKT) telah mendapat jawaban dalam 9 perencanaan kebijakan oleh pihak rektorat.

“Kesembilan poin itu akan secara resmi disampaikan oleh Bapak Irhas sesuai dengan kemauan mahasiswa,” jelas Singgih. Ia juga berharap dengan adanya perencanaan kebijakan sebagai jawaban dari 6 tuntutan dapat dipantau langsung oleh mahasiswa, “silakan nanti dipantau, apakah ada poin yang masih perlu didiskusikan, saya akan terbuka pada mahasiswa,” tutup Singgih. (Rieka Yusuf)


Editor: Muhammad Hasan Syaifurrizal Al-Anshori

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.