Header Ads

Kericuhan Pengemudi Ojek Online dan Kelompok Penagih Utang di Babarsari



Massa Pengemudi Ojek Online saat ditengahi oleh aparat (Foto: Anindyadevi)
Kericuhan antara kelompok pengemudi ojek online (ojol) dan kelompok penagih utang terjadi di Yogyakarta, tepatnya di daerah Babarsari (05/03). Kejadian tersebut dimulai kurang lebih sejak pukul 16.45 WIB dan menyebabkan kemacetan di sepanjang Jalan Babarsari, Depok, Sleman. 

Aksi berawal dari motif balas dendam yang dilakukan oleh debt collector dengan melakukan tindakan kriminal yang menyerang para pengemudi ojol. Tindakan kriminal pembacokan dilakukan dengan menjebak pengemudi ojek online menggunakan order fiktif.
Polisi mengamankan agar dua kubu tidak bentrok (Foto: Anindyadevi)
Di tengah kisruh, reporter Sikap sempat mengalami kendala saat akan mewawancarai aparat kepolisian. Namun, salah satu massa dari pengemudi ojek online bersedia untuk memberikan keterangan mengenai kronologi penyebab kericuhan terjadi. “Beberapa waktu yang lalu ada salah satu pengemudi ojol yang berusaha membubarkan kawanan orang berkulit hitam. Sebab mereka memberhentikan secara paksa pengemudi motor untuk dirampas kendaraannya," jelas pria yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut. Peristiwa ini menyebabkan rekannya menjadi sasaran amarah penagih hutang yang dianggap merugikan kelompok pengemudi ojol.

Rizqi Nur Mahmudi, salah satu saksi mata, mengaku melihat jelas peristiwa saling kejar tersebut. “Awalnya terdengar bunyi ledakan yang saya kira petasan, kemudian dari arah (jalan raya) Seturan banyak sekali pengemudi berjaket hijau di sepanjang jalan. Beberapa orang mengendarai motor sambil membawa batu dan parang, mengejar kumpulan pengemudi ojol yang berteriak-teriak marah,” terangnya yang saat itu berada di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Pengemudi ojek online mengoleskan pasta gigi di bawah mata untuk menghindari pedihnya gas air mata (Foto: Anindyadevi)
Insiden ini juga diwarnai aksi saling lempar batu dan balok kayu. Bunyi bom molotov sempat terdengar. Polisi kemudian mengambil tindakan dengan melemparkan gas air mata untuk melumpuhkan massa yang ricuh. Puluhan orang berjaket hijau memadati sepanjang Jalan Babarsari, dan menolak untuk dibubarkan dengan alasan solidaritas. Setelah azan maghrib berkumandang, mediasi mulai dilakukan dengan pihak kepolisian sebagai penengah. Mediasi cukup alot meski juga dilakukan orasi untuk membujuk pengemudi ojol agar segera membubarkan diri. “Mediasi yang kami ajukan salah satunya adalah meminta ketegasan pengamanan dari aparat setempat.  Kemudian respon dari Kasat Reskrim yakni akan melakukan pengawasan lebih pada titik-titik kelompok asing tersebut biasa berkumpul, demi menjaga keselamatan ojol saat narik di malam hari,” jelas Dimas Raka, salah satu massa dari pengemudi ojek online.
Bekas pelemparan batu yang tersisa di badan jalan raya (Foto: Anindyadevi)
Dalam orasi yang disampaikan dari pihak kepolisian, dijelaskan juga bahwa mediasi akan dilakukan secara perwakilan antara pengemudi ojol dan kelompok penagih utang. Mereka berjanji akan menyelesaikan konflik tersebut. Sempat terjadi aksi duduk di jalan oleh puluhan pengemudi ojol sebagai bentuk penolakan pembubaran. Namun, setelah negosiasi yang berlangsung cukup lama, akhirnya Jalan Babarsari dapat dilewati kembali dengan normal. (Anindyadevi, Haffiyana)

Editor: Rieka Yusuf


Berita ini telah terbit sebelumnya dengan judul Kericuhan Pengemudi Ojek Online dan Kelompok Etnis Timur di Babarsari. Segenap Redaksi Suara Sikap mohon maaf atas kurang berkenannya penulisan judul tersebut. Tidak ada maksud bagi kami untuk melakukan pembingkaian secara subjektif. Untuk itu kami mengganti judul berita ini menjadi Kericuhan Pengemudi Ojek Online dan Kelompok Penagih Utang di Babarsari.

Salam, Redaksi Sikap.





Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.