Header Ads

Empat Tips Lolos Seleksi IISMA, Langsung dari Para Penerima Beasiswa

 

Logo IISMA. (Sumber: fe.unissula.ac.id)

IISMA (Indonesian International Student Mobility Awards) kembali dibuka pada tahun 2022. Pendaftaran terakhir dilakukan pada 12 April 2022 lalu. Melihat antusias peserta pada tahun sebelumnya, kali ini program IISMA dibuka dengan penambahan kuota sebanyak 115 peserta. Melalui program ini, penerima beasiswa berkesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi selama satu semester di luar negeri dan dibiayai oleh negara.

Pada tahun 2022 terdapat lima mahasiswa UPN “Veteran” Yogyakarta yang lolos seleksi IISMA. “Tahun ini yang mengajukan sampai dapat nominasi ada 76. Meningkat tiga kali lipat dari tahun lalu. Ada empat yang diterima IISMA akademik, untuk IISMA vokasi terdapat tiga pendaftar, dan satu di antaranya lolos,” jelas Rukmowati, Kepala Kantor Urusan Internasional UPN “Veteran” Yogyakarta.

Keempat mahasiswa tersebut yaitu, Farah Immanisa di Universidad Otonoma de Madrid, Carol Immanuel University of Pecs, Alfa Aditya Wicaksana di University of Liverpool, Muhammad Aqil Bagas Naufal di Sapienza University of Rome. Kemudian ada Aura Indiastuti sebagai satu-satunya penerima beasiswa ISSMA vokasi UPN “Veteran” Yogyakarta di Cheng Shiu University.

Dari sesi wawancara bersama perwakilan penerima beasiswa, dapat disimpulkan beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk lolos dalam seleksi ini.

Kenali Diri Sendiri adalah Kunci

Pengetahuan tentang diri sendiri menjadi hal pertama yang paling penting dalam proses mempersiapkan diri untuk beasiswa. Mengenali diri sendiri dapat berupa memahami motivasi apa yang membuat diri berkeinginan untuk menempuh pendidikan ke kampus tujuan dan melakukan self auditing atau mengenali kekurangan dan kelebihan dalam diri.

Carol Immanuel mengungkapkan bahwa motivasi dapat terbagi dalam dua bentuk, yaitu selfish motivation dan selfless motivation. Sederhananya, selfish motivation adalah motivasi yang ingin dicapai untuk diri sendiri dan selfless motivation adalah motivasi yang ingin dicapai untuk orang lain.

“Buat aku sendiri selfish motivationnya adalah untuk menambah portofolio dan ingin merasakan belajar di luar negeri. Sedangkan selfless motivationnya, aku ingin mengenalkan budaya Indonesia lebih luas di dunia internasional, serta hadir sebagai sosok yang menginspirasi untuk orang-orang yang berada di sekitar aku,” ungkap Carol.

Farah Immanisa juga menambahkan bahwa mengenali kelebihan dan kekurangan merupakan hal yang senantiasa dibutuhkan dalam setiap prosesnya. “Ketika kamu memahami dirimu, kamu bisa menyesuaikan apa yang lembaga penyedia beasiswa mau dan apa yang kamu punya,” tegasnya.

Optimalkan dalam Menulis Esai

Dalam proses seleksi, esai menjadi hal yang sangat esensisal. Pada fase itulah kita dapat memvisualisasikan diri dalam bentuk tulisan kepada dewan juri. Esai ini terdiri dari lima pertanyaan. Misalnya, apa tujuan mengikuti program IISMA, bagaimana perencanaan di masa yang akan datang, dan bagaimana IISMA bisa membantu kamu mewujudkan visi yang ingin kamu capai. Selebihnya ditanyakan soal seputar kesehatan baik fisik maupun mental dan beberapa hal terkait Covid-19.

Sebagai tiket pertama untuk lolos pada tahap seleksi selanjutnya maka esai tidak boleh ditulis sembarangan. Penting untuk memperhatikan bagaimana struktur kalimat dan kejelasan dalam merepresentasikan motivasi dan pemikiran dalam tulisan. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan metode dalam menjawab setiap pertanyaan. Hal ini disebabkan saat kita menggunakan metode, orang akan yakin bahwa kita sudah terstruktur, terencana dan memiliki visi yang jelas untuk menjawabnya.

“Sedikit cerita, ada juga temanku yang menyesal karena esainya tidak begitu dikembangkan. Hanya dijawab sesuai dengan logika aja. Padahal penting untuk direview dan memasukkan metode-metode saat kita menjawab,” ujar Carol.

“Jangan lupa kalau nulis esai pakai situation, task, action, result+evaluation,” imbuh Farah saat ditanya bagaimana metode yang dia gunakan saat menulis esai miliknya.

Maksimalkan skor English Profession Test

Selanjutnya yang perlu dipersiapkan adalah English profession test. Dalam seleksi IISMA tahun ini terdapat tiga jenis yaitu TOEFL, IELTS, dan Duolingo English Test. Untuk mendaftar, peserta hanya perlu memilih salah satu dari ketiganya.

Untuk tes TOEFL dan IELTS biasanya dilakukan dengan biaya Rp2.000.000-Rp3.000.000. Sedangkan Duolingo English Test, memakan biaya Rp700.000-Rp750.000. Sayangnya, perlu diperhatikan bahwa tidak semua kampus tujuan menerima tes dalam bentuk Duolingo English Test sehingga harus menggunakan TOEFL atau IELTS.

“Misalnya aja Amerika dan Canada cuma nerima TOEFL dan IELTS. Jadi, sesuaikan dengan kampus tujuan juga. Pun kalau pakai Duolingo dirasa cukup, catatan skornya harus tinggi,” jelas Carol.

Persiapkan Pemberkasan Sejak Dini

Dokumen yang dibutuhkan dalam seleksi beasiswa ke luar negeri tentunya tidak sedikit. Oleh karena itu, perlu banyak waktu untuk menyiapkannya. Dokumen tersebut termasuk esai, English profession test, surat rekomendasi dari kampus, keterangan tidak menggunakan narkoba, keterangan tidak pernah melakukan tindakan kekerasan, dan dokumen lainnya.

Untuk esai dan English profession test tentu tidak dapat disiapkan dalam waktu singkat. Ada banyak waktu yang harus dialokasikan pertama kali untuk belajar materi-materi agar nilai yang didapatkan tinggi. Selain itu, perlu juga pemikiran yang matang dalam menentukan bagaimana menjawab soal esai.

“Ngerjain esai ini bener-bener butuh waktu. Di esai itu pertanyaannya sangat nge-trigger diri kita sendiri tentang pencapaian, kesulitan yang dalami, dan bagaimana kita bisa melewatinya sampai ke personal juga,” ungkap Farah. 

Persiapan yang dilakukan sejak dini dapat membuat kita sebagai pendaftar dapat mempersiapkan segala kebutuhan dengan baik dan tidak tergesa-gesa. Misalnya Carol yang menceritakan bahwa ia telah melakukan persiapan dari jauh hari sehingga pemberkasannya lancar. 

“Sebelum batch 2 dibuka, aku udah nanya ke Kantor Urusan Internasional UPN. Waktu itu aku konsul ke Bu Rukmowati. Maret baru dibuka pendaftarannya, Februari aku udah tes narkoba, udah belajar Duolingo, dan persiapan tes. Jadi Maret pengumpulan dokumen udah ga kaget.”

Rukmowati juga berpesan kepada mahasiwa untuk tidak melakukan pengajuan secara mendadak karena untuk surat rekomendasi dari kampus juga memerlukan waktu. “Untuk rekan-rekan mahasiswa, tolong jangan last minutes mendaftarnya,” finalnya. (Syiva PBA)

 

Editor: Dias Nurul Fajriani

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.