Kenduri Suara Ibu Indonesia #3 Tak Pernah Lelah Menyuarakan Keresahan MBG
![]() |
| Spanduk “Kembalikan Daulat Pangan Dapurku” pada Aksi Kenduri Suara Ibu Indonesia #3. (Sumber: Karunia Hati Afiat) |
Yogyakarta, Sikap - Tak kunjung didengar, Komunitas Suara Ibu Indonesia menggelar kembali “Kenduri Suara Ibu Indonesia” pada Jumat (17/10/2025) mulai pukul 15.30 WIB di Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM). Aksi ini dilaksanakan kembali karena protes warga mengenai insiden keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terus terjadi pada Sekolah Menengah Atas Negeri maupun Swasta di Yogyakarta.
Gernatiti, selaku koordinator aksi kali ini menyatakan Kenduri Suara Ibu Indonesia ini sudah yang ketiga kalinya dilakukan. Tuntutannya masih sama, yaitu untuk menghentikan program MBG yang sentralistik dan militaristik. ”Aksi kali ini digelar supaya program ini dihentikan untuk dievaluasi. Jadi dievaluasi tapi dihentikan dulu, tidak dievaluasi sambil jalan. Karena kita tahu MBG ini masih terus saja memakan korban,” ujar Gernatiti.
Komunitas Suara Ibu Indonesia wilayah Yogyakarta masih pada 6 tuntutan, yakni :
Mendesak pemerintah untuk menghentikan program prioritas MBG yang sentralistik dan militeristik.
Menuntut pertanggungjawaban Presiden, Badan Gizi Nasional (BGN), Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), dan Dapur Penyelenggara MBG yang menyebabkan ribuan keracunan anak-anak sejak Januari 2025 hingga saat ini.
Mendesak BGN membentuk tim pencari fakta untuk mengusut kasus-kasus keracunan massal akibat mengkonsumsi MBG. Melakukan transparansi pengungkapan kasus sesuai dengan mandat UU Kesehatan dan memberikan hak pemulihan kepada korban.
Menuntut pemerintah untuk mengusut praktik pemburu rente dan korupsi dalam program MBG yang dibiayai negara dan menghentikan praktik tersebut.
Menuntut pemerintah untuk mengembalikan peran pemenuhan gizi anak kepada komunitas dan pemangku kebijakan di daerah.
Menolak kontrol negara dan korporasi dalam wujud penjajahan pangan pada sistem pangan lokal.

Poster Keresahan Warga Akibat MBG. (Sumber:Karunia Hati Afiat)
“Harus dievaluasi dan stop dulu sementara karena sekarang menurut saya MBG itu hanya sebagai program ekonomi, bukan program kesehatan apalagi meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Yang kalau misalnya diceritain kan oleh pejabat-pejabat kita manfaat MBG itu hanya untuk menambah lapangan kerja bagi perekonomian dan pengusaha, tapi ada nggak yang bahas dampaknya terhadap kesehatan anak kaya gimana? Apakah berhasil meningkatkan kecerdasan anak? atau nggak?” ujar Suci Lestari Dosen Hubungan Internasional UGM, salah seorang peserta aksi.
Sepakat dengan Suci, Karina Utami Dewi selaku peserta juga mempertanyakan apa tujuan sebenarnya MBG ini. “Saya ingat waktu janji kampanye ingin mengatasi anak stunting, tapi kalau yang dikasih anak SMP kayaknya terlalu terlambat. Banyak sekali hal yang sebenarnya bisa menjadi prioritas bagi pemerintah, yang akan langsung bisa berdampak pada masyarakatnya daripada menghabiskan APBN untuk MBG,” katanya.
Aksi hari ini berfokus untuk membicarakan tentang MBG dari Point of View (POV) orang tua dan akademisi juga dari teman-teman dari CELIOS. “CELIOS adalah pusat kajian yang bersama dengan jaringan lain membuat platform pemantauan secara independen, tidak ada keterlibatan pemerintah dalam platform ini, yaitu platform MBG Watch. Nah harapan kami dari platform ini nanti orang tua atau siswa bisa melaporkan secara langsung jika mengalami kondisi-kondisi yang tidak ideal ketika mendapatkan MBG,” terang Gernatiti.
Yuliani Putri Sunardi, perwakilan Lembaga Swadaya Masyatakat (LSM) Persatuan Orang Tua Peduli Pendidikan (Sarang Lidi), menyampaikan bahwa di tingkat daerah sudah tidak bisa melakukan komplain ke atas yang membuat program ini benar-benar sentralistik. “Banyak temuan bahwa di daerah tidak bisa melakukan apa-apa. Ini benar-benar dari pusat, jadi sekalipun kita menggandeng sebanyak mungkin dari daerah atau DPRD, mereka tidak bisa berbuat banyak,” jelasnya.
“Selama pemerintah tidak mendengarkan tuntutan kami, kami masih akan tetap melakukan kenduri karena ini menyangkut keselamatan warganya,” seru Gernatiti. (Karunia Hati Afiat)
Editor: Romadhon


Tulis Komentarmu