Header Ads

Suara Istimewa Wimaya Desak Kampus untuk Menyatakan Sikap

 


Suasana Aksi Suara Istimewa Wimaya (Sumber: Salsa Billa Rahma Dewi)

Yogyakarta, Sikap- Lilin menyala menemani puluhan mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (UPNVY) dalam aksi simbolik yang bertajuk "Bela Negara Suara Istimewa Wimaya" pada Jumat (05/09/2005). Aksi dimulai dengan doa bersama serta menyalakan lilin dan tabur bunga. Selanjutnya, orasi digaungkan pada pukul 17.55.


Selaku Koordinator Lapangan Aksi, Beny Primza Tarigan menyatakan bahwa aksi simbolik merupakan bentuk solidaritas mahasiswa atas beberapa tragedi kemanusiaan belakangan ini. Dimulai dari tindak kekerasan masyarakat kecil hingga kasus mahasiswa yang menjadi korban tindak represifitas.


Terdapat simbol yang dibawa pada aksi, yaitu lilin dan tabur bunga. Menurut keterangan Beny, lilin melambangkan cahaya perlawanan yang tersebar di setiap sudut, bukan hanya di pusat kekuasaan saja.“Indonesia tidak akan bersinar bila hanya ada satu cahaya di Jakarta. Lilin-lilin yang kami nyalakan adalah tanda bahwa perlawanan mahasiswa masih hidup di setiap tempat, meskipun represi terus dilakukan,” jelas Beny.

Ia juga menyampaikan bahwa aksi ini diarahkan kepada pihak kampus dengan tuntutan untuk berani bersuara atas tragedi yang terjadi. “Kampus seharusnya menjadi benteng terakhir nalar kritis. Jika kampus memilih diam, maka sesungguhnya ia berpihak pada penindasan,” tambahnya.

Selaras dengan Beny, Makfiy Ahmad, salah satu peserta aksi tersebut menyatakan bahwa dalam dua minggu terakhir pihak kampus tidak menyatakan posisi atas terjadinya berbagai persoalan nasional.

“Kami butuh penjelasan, kampus ini berpihak kepada masyarakat atau justru memilih diam. Netral bukan berarti tengah. Karena menurut aku, sebagai mahasiswa juga netral bukan berarti tengah, netral berarti negatif,” tegasnya.

Mahasiswa menuntut dua arah, kepada pemerintah dan DPR serta kepada pihak kampus. Selain itu, mendesak adanya penghentian brutalitas aparat dan segera menindaklanjuti aspirasi rakyat dan meminta pernyataan sikap dari kampus atas keberpihakan pada mahasiswa dan masyarakat kecil.

Aksi simbolik berlangsung damai dan ditutup dengan pernyataan sikap dari mahasiswa sebagai seruan untuk memperkuat barisan kolektif mahasiswa.

“Harapannya, aksi ini mempererat gerakan kolektif mahasiswa. Kami bukan kelompok terpisah, melainkan satu kesatuan yang menolak segala bentuk penindasan. Mahasiswa harus menjadi garda terdepan melawan ketidakadilan,” pungkas koordinator aksi. (Salsa Billa Rahma Dewi)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.