Header Ads

Mengapa Perguruan Tinggi Masih Belum Melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka?

Kegiatan belajar mengajar tatap muka di SMA Muhammadiyah Tasikmalaya. (Sumber: dukomentasi Mutiara Fauziah Nur Awaliah)

Pandemi yang terjadi di membuat banyak kegiatan menjadi terhambat. Untuk menghindari resiko penularan virus, pemerintah Indonesia memutuskan untuk membatasi mobilitas masyarakat dengan menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) serta protokol kesehatan jika akan beraktivitas di luar rumah. Kebijakan ini berimbas pada proses belajar mengajar seluruh satuan pendidikan, termasuk di tingkat Perguruan Tinggi. Pembelajaran secara daring menjadi opsi yang ditempuh agar kegiatan belajar mengajar tetap dapat dilaksanakan meskipun di tengah keterbatasan. 
 
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta menjadi salah satu Perguruan Tinggi yang turut memberlakukan kuliah daring bagi para mahasiswanya. Hastho, Wakil Dekan 1 Bidang Akademik UPN Veteran Yogyakarta mengatakan bahwa pihak kampus memang belum menyikapi kondisi pandemi terbaru untuk kegiatan kuliah tatap muka.
 
“Bulan Agustus lalu, rencana kegiatan kuliah offline terpaksa dibatalkan karena kondisi yang kembali parah. Hingga saat ini, secara struktural di tingkat Pimpinan Unit memang belum ada rapat kembali untuk persiapan tindak lanjut. Kemungkinan akan dilaksanakan di awal semester gasal karena itu kan butuh persiapan sarana prasarana yang tidak bisa dadakan,” tuturnya
 
Meskipun begitu, memasuki tahun ajaran baru 2021/2022, wilayah-wilayah tertentu dengan kasus COVID-19 yang tidak tinggi mulai diperbolehkan untuk melonggarkan PPKM. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka pun mulai diterapkan oleh beberapa sekolah. Salah satu SMA yang mulai memberlakukan pembelajaran tatap muka terbatas adalah SMA Muhammadiyah Tasikmalaya. Fitri selaku guru Bimbingan dan Konseling menuturkan bahwa pihak sekolah memutuskan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara offline di awal tahun ajaran baru.
 
“Tentunya dengan menetapkan protokol kesehatan yang ketat. Setiap hari, ada jadwal piket untuk mengukur suhu tubuh, kebiasaan mencuci tangan lalu menggunakan hand sanitizer, ya seperti itu kira-kira. Para siswa juga di kelas sekarang satu bangku untuk satu orang untuk menjaga jarak dan diwajibkan untuk memakai masker. Kami juga sangat mendukung program vaksinasi,” ujarnya. 


Kondisi SMA Muhammadiyah Tasikmalaa yang melakasanakan KBM secara tatap muka. (Sumber: Dokumentasi Mutiara Fauziah Nur Awaliah)

Ada pertimbangan tersendiri mengapa SMA mulai mengadakan KBM offline, salah satunya adalah jumlah siswa yang lebih sedikit. “Tentang pembelajaran tatap muka, sekolah diberi kewenangan meski tetap ada surat imbauan untuk tidak melakukan tatap muka terlebih dahulu. Jadi, dalam pelaksanaannya pun kita harus rembukan dulu. Karena jumlah personil sekolah hanya sedikit, kami diizinkan untuk melakukan pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan,” ujar Fitri.

Kegiatan belajar mengajar di tingkat SMA yang bisa dilaksanakan secara tatap muka menimbulkan pertanyaan tentang kapan pihak Perguruan Tinggi bisa mengambil kebijakan serupa. Menyikapi hal ini, Hastho memprediksi bahwa kegiatan kuliah offline kedepannya akan sama seperti rencana semula.

“Ada kemungkinan bahwa skenario pembelajaran tatap muka pada rencana awal akan diterapkan di semester gasal, tapi ini masih prediksi saya pribadi,” ungkapnya.

“Skenario Agustus yang lalu sebelum tiba-tiba kasus semakin meroket naik adalah pembelajaran tatap muka terbatas. Nah, itu pun nanti menjadi otoritas Kepala Jurusan untuk memilih apa saja mata kuliah yang akan diselenggarakan secara tatap muka di hari itu. Mahasiswa yang hadir pun harus dapat surat izin dari orang tua sampai ke surat izin orang tua terus surat keterangan sudah vaksin apa belum,” imbuh Hastho kemudian.
Hastho juga mengakui bahwa pembelajaran tatap muka yang belum menyeluruh bukan merupakan perkara adil atau tidak.
 
“Kita harus melihatnya proporsional. Semua orang sama-sama bergerak agar bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka kembali. Meskipun offline, tapi kondisinya tidak akan sama seperti sebelum pandemi, pasti masih ada beberapa batasan dan yang menjadi prioritas adalah mata kuliah praktikum,” tutup Hastho. 

Penulis: Mutiara Fauziah Nur Awaliah
Editor: Syiva PBA

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.