Header Ads

Kegiatan 17 Agustusan di Beberapa Daerah Terpaksa Ditiadakan akibat Pandemi

Kondisi lingkungan RT 02/Rw 03 Ulujami, Jakarta Selatan. (Sumber: Dokumentasi Pribadi/Athaya Kamila Dewati)

Ada yang berbeda dari perayaan hari kemerdekaan Indonesia pada tahun ini. Jika biasanya masyarakat mengadakan acara bertajuk 17 Agustusan, pada tahun ini, beberapa daerah di Indonesia memutuskan untuk tidak melangsungkan acara. Bukan tanpa alasan, pandemi yang tak kunjung reda serta berlakunya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), membuat tradisi lomba di beberapa daerah khususnya Jabodetabek terpaksa ditiadakan.Tradisi lomba 17 Agustusan salah satunya kerap dilaksanakan di Ulujami, Jakarta Selatan, tepatnya di RT 02/RW 03. 

Biasanya, masyarakat mengadakan lomba dan acara 17 Agustusan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Akan tetapi, lingkungan yang biasanya ramai kendaraan lalu lalang serta anak kecil yang bermain di hari kemerdekaan tersebut kini terlihat sepi. Acara 17 Agustusan terakhir dilaksanakan pada tahun 2019, tepat sebelum virus Covid-19 masuk ke Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Abdillah, Ketua RT 02/RW 03 Ulujami.

Sejauh ini, yang terinfeksi virus Covid-19 di RT 02 cukup banyak, ya. Ada pula yang sampai meninggal. Oleh karena itu, tidak ada acara lomba baik offline maupun online,” ujarnya.

Sebelum pandemi hadir di Indonesia, acara 17 Agustusan biasanya dilakukan di lapangan MTS Assa’Adah. Biasanya, masyarakat mengikuti berbagai macam lomba seperti tarik tambang, joget balon, memasukkan benang ke jarum, mengambil koin pada tepung, mengambil belut, mengambil bendera, hingga menghias sepeda. Lomba ini dibentuk dan dikerjakan oleh para pemuda-pemudi di sekitar RT 02. Saat ini, lapangan sekolah yang biasanya digunakan sebagai tempat berlangsungnya lomba terlihat kosong dan digembok.

Kondisi Lapangan MTs Assa'Adah yang kerap dijadikan venue lomba 17 Agustusan sebelum pandemi. (Sumber: Dokumentasi Pribadi/Athaya Kamila Dewati)

Tentunya ada perbedaan yang signifikan sebelum dan saat pandemic berlangsung. “Sangat terasa tidak ada perlombaan. Biasanya, seminggu sebelum 17-an anak-anak sudah pada antre untuk daftar lomba,” jelas Gita yang kerap ditunjuk sebagai panitia lomba di RT 02 sebelum pandemi. “Apalagi, di wilayah kita banyak anak kecilnya kan, ya. Jadi antusias banget mereka,” lanjut Gita.

Perbedaan juga dirasakan oleh warga sekitar yang merindukan acara kumpul bersama. “Biasanya, seminggu sebelum tanggal 17, sudah ada panitia yang mengajak anak-anak untuk ikut lomba. Acaranya menyenangkan sih untuk diikuti semua warga,” tambah Endah, salah satu warga RT 02 Ulujami yang rutin mengikuti lomba 17 Agustusan bersama anak-anaknya. “Acara ini juga jadi salah satu ajang untuk saling mengenal lebih dekat dengan tetangga sekitar,” tambahnya.

Banyak harapan yang dipanjatkan untuk Indonesia yang kini menginjak usia 76 tahun. “Harapannya yang jelas Indonesia lebih baik dari sebelumnya dan pandemi ini cepat selesai agar ekonomi lebih stabil,” doa Abdillah untuk kemajuan Indonesia kedepannya.

Meski beberapa daerah lain juga meniadakan acara 17 Agustusan, semangat serta makna di hari kemerdekaan tersebut tidak boleh hilang begitu saja. Merayakan kemerdekaan tanpa ada usaha nyata untuk membangun Indonesia yang lebih baik serta menghormati jasa para pahlawan adalah hal yang sia-sia. Jika tidak ada usaha dari masyarakat untuk bergerak kolektif, hari kemerdekaan tidak lebih dari pertambahan angka bagi Indonesia. 

Sedikit memodifikasi pernyataan John F. Kennedy, salah satu presiden Amerika Serikat, Jangan bertanya apa yang sudah Indonesia bisa lakukan di umur 76 tahun ini. Tetapi, apa yang telah kamu berikan untuk Indonesia di hari ulang tahunnya? (Athaya Kamila Dewati)

Editor: Mohamad Rizky Fabian

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.