Header Ads

Menelisik Persiapan PKKBN 2021

Sidang Terbuka Senat PKKBN 2020. (Sumber: Tangkapan layar di kanal YouTube UPNVY)

Pengenalan Kehidupan Kampus Bela Negara (PKKBN) 2021 tinggal menghitung minggu. Namun, melihat dari media informasinya, persiapan agenda tahunan untuk menyambut mahasiswa baru UPN “Veteran” Yogyakarta ini, masih jauh dari kata beres. Terlebih, PKKBN tersegmentasi di tingkat universitas, fakultas, dan jurusan. Desas-desus pun menyeruak menanyakan PKKBN di tahun kedua pandemi ini. Lantas, telah sejauh mana persiapannya?

“Dari BEM KM sudah membuat konsep. Konten-konten tahun lalu yang dipegang BEM KM sudah dipersiapkan sekiranya mana yang mau disajikan. Secara konsep sudah semi matang, nanti tinggal dimatangkan lagi dengan panitia yang terbentuk. Berdasarkan obrolan terakhir, acaranya bakalan full daring seperti tahun lalu,” jelas Rastradewa, Wakil Ketua BEM KM 2021. 

Penanggung jawab PKKBN merupakan kolaborasi antara pihak kampus dengan BEM KM UPN “Veteran” Yogyakarta. Dua kepala dalam persiapan ini, memiliki peran masing-masing dalam penyajian konten. Beberapa acara yang menjadi naungan pihak kampus, yaitu Sidang Terbuka Senat dan yang berkenaan langsung dengan Tridharma Perguruan Tinggi. Sementara BEM KM, berkontribusi pada pengisian konten lain, di antaranya adalah penugasan dan konser.

“Persiapan untuk PKKBN sudah sejak bulan Maret. Setelah ditunjuk sebagai ketua, aku langsung mencari BPH dan lelang koordinator. Setelah dua minggu langsung open recruitment staf. Progres sampai saat ini sudah 75%, sudah ada konsep dan tema. Rencana akan take video konsep setelah UAS selesai,” ungkap Safira Brilian Putri Aditya, Ketua PKKBN Tingkat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).

Kilas balik PKKBN 2020

Konser virtual PKKBN 2020. (Sumber: Tangkapan layar di kanal YouTube UPNVY)

PKKBN pada tahun 2020 dilaksanakan dengan  metode dalam jaringan (daring). Metode tersebut dipilih guna mencegah potensi penyebaran Covid-19 di lingkungan kampus. Oleh sebab itu, untuk bisa mengikuti kegiatan ini, para mahasiswa baru diharuskan mengunduh aplikasi PKK-BN UPN ataupun mengakses situs http://student.pkk-bn.upnyk.ac.id.

Acara ini dilaksanakan selama lima hari, tepatnya pada tanggal 21-25 September 2020. Mengambil tema New Normal, New Challenge, New Creativity, PKKBN 2020 menawarkan beragam kegiatan. Misalnya, campus story, bincang tokoh milenial, konser virtual, hingga kuis Kahoot!.

Meski demikian, pelaksanaan PKKBN 2020 tidak terlepas dari beragam problematika. Hal yang paling disoroti yaitu terkait koneksi. Sebagai salah satu kunci kelancaran kegiatan daring, PKKBN 2020 justru belum bisa maksimal dalam menangani tantangan ini. Karena itu, kenyamanan peserta saat menikmati acara menjadi terganggu.

Hal itu dikeluhkan oleh Ekita Samudra Tuahta sebagai salah satu peserta PKKBN 2020. “Menurut aku, PKKBN tahun kemarin cukup bisa memberikan informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa baru, seperti tata letak ataupun sejarah kampus. Cuma memang ada beberapa yang perlu dikritik. Contohnya, soal jaringan karena videonya jadi ngulang dan macet-macet,” ujar Mahasiswa Program Studi Hubungan Masyarakat ini.

Berbeda dengan Ekita, Naura Nazifa, Mahasiswi dari Jurusan Agribisnis ini lebih menyoroti konten acara yang masih terkesan membosankan. “Seingetku ada yang sehari kebanyakan podcast. Menurutku sih bahasannya menarik, cuma ya pasti ada ngeboseninnya gitu. Mungkin saranku podcast-nya jangan banyak-banyak dalam sehari,” ungkap Mahasiswi Angkatan 2020 tersebut.

Kendala dalam pelaksanaan acara juga dirasakan oleh pihak panitia. Hal ini diungkapkan oleh Rastradewa yang juga menjadi Wakil Koordinator Divisi Acara PKKBN 2020. Ia menyoroti agenda ketika live yang rawan terjadi kelewatan waktu.

“Saat live, waktunya kadang molor 2-3 menit. Ketika salah satu bagian molor, selanjutnya ikut molor semua. Apalagi karena live, tidak seperti video yang bisa disetel sesuai durasi. Jadi, ketika pembicaranya belum selesai ngomong ya tidak mungkin dipotong,” jelasnya.

Ia juga membeberkan mengenai kendala aplikasi, khususnya ketika mahasiswa baru melaksanakan presensi. Kendala ini ditemukan saat mereka harus melakukan face recognizing, set lokasi alamat di rumah, ataupun login karena lupa nama penggunanya.

Berbagai problematika ini tentu harus menjadi catatan dan evaluasi bagi para panitia di PKKBN 2021. Dengan begitu, PKKBN pada tahun ini bisa berjalan dengan lebih lancar. Terlebih, kegiatan daring tidak lagi menjadi sesuatu yang asing.

Sinergi PKKBN Universitas - Fakultas - Jurusan

Pelaksanaan PKKBN merupakan satu kesatuan baik di tingkat universitas, fakultas, maupun jurusan meski dikelola oleh panitia yang berbeda. Dalam hal ini, pihak universitas memiliki pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan PKKBN. Oleh sebab itu, setiap kebijakan yang diambil ikut memengaruhi PKKBN di tingkat fakultas dan jurusan. 

Dengan demikian, perlu adanya sinergi antara satu sama lain untuk mempermudah koordinasi. Sayangnya, banyak kepanitiaan pada tingkat fakultas ataupun jurusan yang justru telah melaksanakan persiapan secara mandiri dan mendahului tingkat universitas. Misalnya, Jurusan Ilmu Komunikasi yang sudah melakukan open recruitment (oprec) sejak tanggal 6 hingga 8 April lalu.

Dilansir dari berita Suarasikap pada (19/6) yang berjudul “Serba-Serbi PMB UPN “Veteran” Yogyakarta”, Dzaki Ghufron Fauzan selaku Ketua PKKBN Jurusan Ilmu Komunikasi, mengaku bahwa kala itu timnya telah membentuk panitia lengkap, menetapkan tema, bahkan konten acara.

Safira selaku Ketua PKKBN FEB yang juga melakukan persiapan terlebih dahulu, memberikan komentarnya terkait integrasi ini. “Untuk masalah PKKBN FEB yang jalan terlebih dahulu daripada universitas maupun jurusan lain, sebenarnya kita sudah berkomunikasi dengan pihak fakultas, seperti Dekan dan Wadek Tiga. Mereka juga langsung mendukung terkait rencana yang ingin dijalani agar persiapan jauh lebih matang. Semisal nanti ada perubahan yang mendadak, kita sudah ada rencana. Kita mendahului karena ingin meminimalisir keputusan-keputusan mendadak itu,” ungkap Safira.

Meski demikian, Safira menjelaskan bahwa terdapat harapan terkait adanya komando dan integrasi dari pihak universitas. “Semoga jadi satu komando dari panitia PKKBN universitas. Jadi satu alur dari universitas, fakultas, sampai ke jurusan. Akan tetapi, untuk memimpin dan mengontrol lebih ada keluwesan buat semua fakultas atau jurusan karena pasti punya kreativitas dan inovasinya masing-masing,” ungkap Mahasiswi asal Semarang ini.

Garis Merah PKKBN 2021

Menjelang pelaksanaan PKKBN 2021 yang semakin dekat, ternyata masih terdapat banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh panitia pelaksana. Di antaranya adalah terkait pengadvokasian mahasiswa baru (maba). Hingga Kamis (8/7) lalu, masih belum ada grup Wimada (sebutan bagi maba UPN “Veteran” Yogyakarta) di tingkat universitas. Padahal grup ini berguna sebagai media penyampaian informasi terkait pelaksanaan PKKBN.

Karena itu, Ferdiyanti, salah seorang maba 2021, mengaku sempat merasa kesulitan dalam memperoleh informasi pasca dinyatakan lolos SBMPTN. Ia kemudian berusaha mencari informasi dengan melakukan konfirmasi di tingkat fakultas dan jurusan. Untuk itu, pemberitahuan seputar maba hanya ia dapatkan dari sana.

Ia juga mengaku belum mendapatkan kabar terkait tugas untuk PKKBN. “Belum tahu, cuma tahu kalau bakalan ada. Belum dikabari mengenai PKKBN di tingkat univ/fakultas/jurusan, jadi belum ada penugasan,” ujar Ferdiyanti.

Menanggapi permasalahan grup sebagai wadah informasi ini, Rastradewa memberikan penjelasan. “Sampai sekarang belum ada grup Wimada dari jalur SNM dan SBM. Tapi, teman-teman dari BEM KM akan berusaha keras dalam waktu sesingkat ini untuk mengumpulkan maba agar koordinasi lebih mudah meskipun di tingkat jurusan dan fakultas sudah ada grup,” ujarnya ketika diwawancarai pada (8/7) lalu.

Ia juga mengungkapkan bahwa keterlambatan pelaksanaan serah terima jabatan (sertijab) menjadi salah satu penyebab dari persiapan PKKBN yang begitu singkat. Penyerahan dari Ketua dan Wakil Ketua BEM KM 2020 kepada Ketua dan Wakil Ketua BEM KM 2021 baru saja dilaksanakan pada Minggu (4/7) lalu. Sehingga untuk oprec staf PKKBN, harus menunggu waktu oprec staf BEM KM selesai terlebih dahulu.

Meski demikian, telah ada koordinasi dengan pihak kampus pada (9/7) lalu. “Sudah ada obrolan di hari Jumat, jam satu siang sama pemimpin. Bahasannya mencakup semua, mulai dari tema, konsep, dan teknis mau seperti apa,” ucap Wakil Ketua BEM KM 2021 tersebut.

Dalam persiapan PKKBN 2021 ini, terdapat perbandingan waktu yang jauh berbeda dari sebelumnya. Berikut perbandingan lini masa persiapan PKKBN pada tahun 2020 dan 2021:

Perbandingan lini masa persiapan PKKBN 2020 dan 2021. (Sumber: Arinda Qurnia)

Berdasarkan perbandingan tersebut, terlihat jelas adanya perbedaan waktu dalam mempersiapkan PKKBN di tahun ini dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2020, ada total waktu sekitar tiga bulan untuk persiapan PKKBN. Sedangkan pada tahun ini, hanya menyisakan waktu satu bulan, apalagi terbentuknya panitia secara keseluruhan hanya kurang dua minggu dari pelaksanaan acara.

Menyadari permasalahan ini, Rastradewa memberikan pendapatnya. “Kalau dibilang persiapan, sebenarnya sudah dipersiapkan lama, tapi kalau berbicara soal waktu, iya mepet banget,” ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa hal yang harus dikerjakan dalam waktu singkat dalam persiapan PKKBN kedepannya adalah penyusunan konsep detail dari divisi acara. Meski sebenarnya, akan terdapat banyak usulan untuk menyempurnakan konsep yang telah dibuat oleh Menteri dan Wakil Menteri Bidang Pengembangan Potensi dan Karya Mahasiswa.

Harapan PKKBN 2021

Di tengah beragam kendala dan tantangan yang dihadapi, masih banyak harapan dari berbagai elemen untuk PKKBN tahun 2021 ini. Safira selaku ketua PKKBN FEB, berharap pelaksanaan tahun ini bisa lebih baik daripada tahun sebelumnya. Dengan kata lain, mahasiswa baru bisa merasakan euforia meski acara dilaksanakan secara virtual. Mahasiswi Prodi Akuntansi Angkatan 2019 tersebut, menambahkan bahwa pihak-pihak yang mengurus PKKBN harus lebih mengerti hambatan dan bentuk inovasi yang akan dihadirkan, mengingat pelaksanaan PKKBN daring sudah yang kedua kalinya.

Ferdiyanti, Mahasiswi Teknik Industri jalur SBMPTN juga turut serta mengungkapkan harapannya. “Kalau bisa offline sih, kalau online pasti ujung-ujungnya menggunakan media sosial. Namun, karena situasi seperti ini, online lebih aman. Ekspektasinya yang penting punya makna mengena sehingga dapat banyak ilmu yang bisa membuat kita lebih baik,” ungkapnya.

Naura yang merasakan PKKBN daring pertama kali pada tahun 2020, juga turut memberi tanggapan. Ia berharap, PKKBN kali ini lebih seru dan memberi kesan bagi mahasiswa baru. Ia menyarankan agar tidak terlalu banyak pemberian tugas lantaran kondisi saat ini yang sedang tidak baik. Hal ini tak lain sebagai bentuk preventif supaya mahasiswa baru tidak drop atau sakit. (Arinda Qurnia Yulfidayanti, Syiva Pramuji Budi Astuti, Wafa' Sholihatun Nisa')

 

Editor: Delima Purnamasari

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.