Header Ads

Alfandi Sandi, Kahim Baru Ilmu Komunikasi

Alfandi Sandi sebagai kahim terpilih periode 2020/2021. (sumber foto: Instagram @himakomupnyk)

Minggu (13/12) dilaksanakan PIKOM atau Pemilihan Ketua Himpunan Ilmu Komunikasi. Pada pemilihan ini terdapat dua calon ketua himpunan (cakahim) dari angkatan 2018 yakni Alfandi Sandi dan Atisya Anindhita. Proses pemungutan suara dilakukan secara daring melalui laman voting.himakomupnyk.com mulai pukul 08.00-16.30 sesuai jadwal yang telah ditentukan panitia. Rekapitulasi suara dilaksanakan pada pukul 17.00 WIB di Ruang Seminar FISIP dan disiarkan secara langsung melalui akun Instagram Himakom (@himakomupnyk).

Disampaikan oleh ketua PIKOM, Ammar Muhammad Arieb, yakni terdapat jumlah pemilih tetap sebanyak 769 mahasiswa. Daftar mahasiswa yang memilih sebanyak 358, daftar mahasiswa yang tidak memilih 411, dan suara tidak sah 1. Alfandi Sandi mendapatkan total 277 suara, sedangkan Atisya Anindhita memperoleh 81 suara. Berdasarkan perhitungan suara tersebut, maka Alfandi Sandi memenangkan pemilihan kahim 2020/2021.

Kahim terpilih memberikan sambutan yang disiarkan langsung melalui akun Instagram Himakom. (Sumber foto: tangkapan layar Arinda Qurnia)

Alfandi Sandi sebagai kahim terpilih pun menyampaikan sambutannya dengan mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memilihnya. “Semoga apa yang kalian harapkan dan apa yang sudah dituangkan di dalam visi misi saya dapat dilakssankan satu periode ke depan,” sambut kandidat cakahim nomor urut 1 tersebut. Dirinya menutup sambutan dengan memohon bantuan seluruh elemen Jurusan Ilmu Komunikasi untuk menyukseskan visi misi yang telah ia buat dan rancang.

Adapun rangkaian yang dilalui mulai dari pendaftaran calon ketua himpunan (cakahim) pada Minggu (29/11) hingga Kamis (3/12) kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan orasi pada Selasa (8/12) yang disiarkan secara langsung melalui channel YouTube Himakom UPNYK. Masa tenang pun dilaksanakan pada Jumat (11/12) hingga Sabtu (12/12).

Ketua PIKOM 2020, Ammar, menuturkan bahwa orasi telah direncanakan dan dilaksanakan dengan baik. “Rangkaian acara kedua yaitu pemilu sampai saat ini sudah berlangsung dengan baik dan ini pun karena kami sebagai panitia sudah mengupayakan yang terbaik untuk kelancaran acara. Alhamdulillah-nya semua rangkaian acara sejauh ini sudah berjalan sebagaimana mestinya,” tambah mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2020 tersebut.

Pemilihan yang berlangsung secara daring ini memiiki tantangan tersendiri. “Yang pertama, jelas adalah koneksi (internet) karena acaranya online jadi sangat erat kaitannya dengan koneksi,” ungkap Ammar melalui pesan suara. Ia menambahkan bahwa hal tersebut dapat diatasi dengan memberikan anggaran lebih untuk koneksi internet dan memilih tempat yang memiliki koneksi internet stabil dan aman.

Sementara menurut pendapat Shofura, mahasiswi ilmu komunikasi 2020, kinerja panitia patut untuk diapresiasi. “Cara ini langkah yang tepat dan bagus, terlebih pada masa pandemi ketika kita tidak bisa bertemu di kampus dan melakukan pemilihan secara offline,” tutur Shofura. Sejalan dengan hal tersebut, Anggita, mahasiswi ilmu komunikasi angkatan 2019, mengemukakan bahwa pemilihan daring ini sangat memudahkan di masa pandemi, meskipun memiliki risiko terjadi peretasan. Namun, menurutnya, tidak mungkin hingga hal tersebut terjadi. Baik Shofura maupun Anggita merasa antusias mengikuti PIKOM 2020.

Adapun harapan-harapan bagi kahim terpilih, Anggita mengungkapkan bahwa kahim dapat membawa ilmu komunikasi menjadi lebih satu. “Ada yang bilang bahkan dari anak jurusan lain kalau ilmu komunikasi itu terpisah karena KSM-nya. Semoga bisa menjadi pemimpin yang bertanggung jawab, terlebih pada kondisi saat ini yang jauh berbeda dari sebelumnya,” tutupnya.

“Bagi kahim terpilih, semoga dapat merealisasikan visi misi yang disampaikan saat orasi, bisa mengayomi, bisa memberikan kontribusi yang positif, dan bisa membawa Himakom berjalan dengan baik,” harap Shofura.

Sementara dari Ricky Arista, Ketua Himakom periode 2019/2020, menuturkan bahwa untuk kahim perlu menjaga komunikasi. “Antara dulu dan sekarang bedanya hanya jadi serba online. Komunikasi pun perlu dijaga meskipun dilakukan secara online,” lanjutnya. Dirinya juga menyampaikan bahwa seorang kahim haruslah peka dalam hal melihat keadaan dan sabar terhadap masalah-masalah yang dihadapi.

“Untuk yang perlu diperbaiki dari periodeku, lebih ke program kerja karena program kerja pada periodeku (2019/2020) masih sama dengan periode yang sebelumnya. Jadi, harapannya ada program kerja baru yang menjadi terobosan,” tuturnya saat dihubungi melalui panggilan suara WhatsApp. Sebagai penutup, dirinya berpesan untuk warga Ilmu Komunikasi agar dapat menjadi pengawas dan memberikan kritik bagi berjalannya organisasi. (Arinda Qurnia)


Editor: Wafa’ Sholihatun Nisa’


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.